Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KANKER serviks adalah jenis kanker yang berkembang di leher rahim, yaitu bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Penyebab utama kanker ini adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama jenis HPV yang bersifat onkogenik, yaitu jenis yang dapat menyebabkan kanker. Virus ini menular melalui kontak seksual, dan infeksi HPV yang berlangsung lama dapat merusak sel-sel serviks, yang berisiko menyebabkan kanker.
Pada tahap awal, kanker serviks sering kali tidak menunjukkan gejala. Gejala baru terlihat pada stadium lanjut, seperti perdarahan vagina yang tidak normal, keputihan yang tidak biasa, dan nyeri panggul. Meskipun demikian, kanker serviks dapat dicegah dengan cara yang efektif, salah satunya melalui vaksinasi HPV.
HPV adalah virus yang umum dan dapat menginfeksi siapa saja yang terpapar melalui kontak kulit-ke-kulit, termasuk hubungan seksual. Terdapat lebih dari 100 jenis HPV, namun hanya beberapa yang berisiko menyebabkan kanker, termasuk kanker serviks.
Pada anak-anak, HPV sangat jarang menyebabkan kanker serviks, karena kanker ini umumnya berkembang setelah infeksi HPV yang berlangsung bertahun-tahun. Anak-anak dapat terinfeksi HPV melalui transmisi non-seksual, seperti saat persalinan, namun infeksi ini sering bersifat sementara dan tidak menyebabkan kanker. HPV juga dapat menyebabkan kutil kulit atau kutil genital, namun ini jarang terjadi pada anak-anak.
Risiko kanker serviks akibat HPV mulai meningkat ketika seseorang aktif secara seksual. Infeksi HPV sering terjadi pada remaja dan dewasa muda yang mulai berhubungan seksual. Vaksin HPV yang diberikan pada usia 9 tahun adalah pencegahan utama untuk melindungi dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks di kemudian hari. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum seseorang terpapar HPV, yaitu sebelum aktif secara seksual. Secara keseluruhan, risiko infeksi HPV pada anak-anak rendah, dan risiko kanker serviks akibat HPV umumnya baru muncul di usia dewasa setelah infeksi berlangsung lama.
Meskipun kanker serviks sangat jarang terjadi pada anak-anak, penting bagi orang tua untuk memahami risiko ini sejak awal karena beberapa alasan:
Vaksin HPV dapat diberikan sejak usia 9 tahun dan merupakan cara paling efektif untuk mencegah infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks di masa depan. Orang tua perlu memahami pentingnya vaksinasi agar dapat memastikan anak-anak mereka divaksinasi tepat waktu.
Pemahaman tentang HPV dan kanker serviks membantu orang tua memberikan pendidikan seksual yang tepat kepada anak-anak mereka sebelum mereka aktif secara seksual, mengurangi risiko infeksi HPV dan mendukung perilaku seksual yang aman.
Meski kanker serviks jarang terjadi pada anak-anak, deteksi dini lewat tes rutin seperti Pap smear setelah usia tertentu sangat penting saat mereka dewasa. Orang tua yang sadar pentingnya skrining dapat mendorong anak-anak mereka untuk menjalani pemeriksaan kesehatan rutin.
Pengetahuan tentang HPV dan kanker serviks membantu mengurangi stigma terhadap penyakit ini dan infeksi menular seksual lainnya, mendorong keterbukaan dan pendidikan kesehatan yang lebih baik dalam keluarga.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami pentingnya vaksinasi HPV dan memberikan edukasi yang tepat kepada anak-anak mereka. Dengan langkah pencegahan yang komprehensif, kita dapat mengurangi beban kanker serviks di masa depan dan menciptakan generasi yang lebih sehat.
(Kemenkes/EMC/Z-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved