Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ahli Gizi UGM: Menu Makan Bergizi Gratis Tidak Boleh Sembarang

Agus Utantoro
06/12/2024 22:23
Ahli Gizi UGM: Menu Makan Bergizi Gratis Tidak Boleh Sembarang
: Siswa menyantap makan bergizi gratis di SD Negeri Pasirranji 04 di Desa Cireundeu, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (29/11/2024).(MI/SUSANTO)

MESKI dianggarkan sangat minim, Program Makan Bergizi Gratis (PMBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, tidak boleh menyiapkan makan tersebut dengan sembarangan.

“Menurut saya, dilihat dari perencanaannya, Rp10.000 untuk setiap anak masih mungkin dilaksanakan. Tentunya, pelaksanaanya harus terus dipantau, dievaluasi, dan ditingkatkan,” sebut ahli gizi Universitas Gadjah Mada, Dr. Toto Sudargo, M.Kes., menjelaskan, Jumat (6/12).

Ia mengakui program tersebut sangat mulia, sebab tidak setiap negara sanggup melakukan program besar ini. Menurut dia, penyediaan makan bergizi gratis tersebut juga harus memperhatikan keuangan daerah dan menu yang disiapkan berbeda-beda sesuai dengan ketersediaan potensial dan kekayaan hasil alam di masing-masing daerah.

“Beberapa daerah memang masih mengandalkan nasi. Di beberapa daerah seperti papua dapat diganti dengan sagu, papeda, jagung. Kemudian, untuk karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral dapat diganti dengan ikan, telur, dan daging atau sumber nabati lainnya, sesuai wilayahnya masing-masing,” paparnya. 

Soal anggaran Rp10.000 setiap satu porsinya, Toto menilai harga tersebut dapat ditekan dengan pelaksanaan subsidi silang dan pengurangan biaya-biaya lain seperti biaya transportasi ke sekolah. Caranya, katanya, dengan memanfaatkan pembuatan makanan di wilayah yang dekat dengan wilayah sekolah.

Selain aspek gizi dan biaya, Toto juga menyebut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Badan Gizi Nasional akan membantu memantau pelaksanaan program ini. Dengan demikian, ia berharap jalannya program ini dapat sesuai sehingga kebutuhan gizi dan keamanan bahan pangan dapat terjaga sampai dikonsumsi nantinya.

Toto juga melihat bahwa PMBG juga dapat dimaksimalkan dari aspek penyajian. Menurutnya, makanan harus disesuaikan dengan kesukaan anak-anak sehingga dapat meminimalkan bahkan meniadakan makanan yang terbuang. “Makanannya tidak apa-apa dengan porsi yang kecil, tetapi bisa dibuat menarik sehingga anak-anak suka dan mereka mau untuk makan,” tambahnya.

Dengan demikian, ia menyebut pelaksanaan PMBG ini tidak boleh sembarangan sebab pelaksanaan berdampak secara langsung kepada anak-anak yang merupakan generasi emas penerus bangsa. Toto juga berpesan pada pemerintah agar lebih dahulu memperhatikan aspek kualitas makanan daripada jumlah yang disediakan. “Saat kita memberikan makanan kepada anak-anak, jangan sampai yang dipikirkan pemerintah adalah masalah keuntungan atau profit,” tegasnya.

Toto berharap program ini dapat berjalan dengan baik. Tentunya, dengan dukungan dan peran berbagai pihak seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media, dan masyarakat. Pihak-pihak inilah yang nantinya akan terus mengawal pelaksanaan program ini menjadi lebih baik. 

“Ini adalah program gizi yg diberikan kepada generasi penerus bangsa sehingga mari semua pihak bekerja sama untuk saling memperbaiki satu sama lain sehingga kebutuhan gizi anak-anak Indonesia terpenuhi,” tutupnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya