Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
IKAN anglerfish, yang kerap dijuluki "monster laut dalam," adalah salah satu dari sekitar 210 spesies dalam ordo Lophiiformes.
Nama anglerfish berasal dari metode berburu ikan ini yang mirip dengan pemancing. Ikan ini memiliki ciri khas berupa antena di atas mulut yang digunakan untuk menarik perhatian mangsa.
Begitu mangsa mendekat, anglerfish akan dengan cepat menangkap dan memakannya.
Selain itu, ikan anglerfish memiliki bukaan insang kecil, sirip dada yang menyerupai tungkai, dan pada beberapa spesies, terdapat sirip perut.
Sebagian besar anglerfish hidup di dasar laut, bertahan di lingkungan gelap dan berada di kedalaman samudra.
Keunikan anatomi dan perilaku ini menjadikan anglerfish sebagai salah satu makhluk laut dalam yang paling menarik untuk diteliti, terutama dalam memahami evolusi di habitat ekstrem.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution mengungkapkan temuan menarik mengenai evolusi anglerfish.
Penelitian ini menunjukkan bagaimana anglerfish beradaptasi di zona batipelagik, wilayah laut dengan kedalaman 1.000 hingga 4.000 meter yang terkenal gelap dan miskin sumber daya.
Penelitian yang dipimpin oleh Kory Evans dari Universitas Rice, bersama mantan mahasiswanya, Rose Faucher, mengungkapkan bahwa anglerfish dari ordo Lophiiformes berevolusi dari habitat dasar laut menuju perairan terbukalaut dalam.
Dengan menggunakan analisis genetika dan spesimen museum 3D, para peneliti berhasil merekonstruksi evolusi ikan pemancing ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan anglerfish laut dalam (ceratioid) berasal dari nenek moyang yang hidup di dasar laut dekat lereng benua.
Perpindahan anglerfish ke perairan terbuka memicu evolusi cepat. Ikan ini mampu beradaptasi dengan memperlihatkan ciri-ciri fisik yang unik, seperti rahang yang lebih besar, tubuh yang lebih ramping, dan mata kecil.
Adaptasi ini memungkinkan anglerfish untuk bertahan hidup di lingkungan dengan sumber makanan terbatas.
Ceratioid menunjukkan variasi bentuk tubuh yang luar biasa, mulai dari bentuk bulat khas hingga bentuk memanjang menyerupai "perangkap serigala", lengkap dengan rahang yang menyerupai perangkap.
Menurut Kory Evans, ikan anglerfish dengan ciri-ciri seperti bioluminesensi dan mulut besar adalah contoh langka dari radiasi adaptif di zona batipelagik.
"Dengan ciri-ciri unik seperti umpan bioluminesensi dan mulut besar, anglerfish laut dalam merupakan contoh langka dari radiasi adaptif di zona batipelagik," kata Kory Evans.
Temuan ini menantang asumsi bahwa lingkungan laut dalam yang miskin sumber daya akan membatasi evolusi. Sebaliknya, lingkungan gelap dan terbatas justru mendorong anglerfish untuk beradaptasi dan bertahan hidup.
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang evolusi anglerfish dan bagaimana ikan ini mampu bertahan di lingkungan ekstrem seperti laut dalam yang gelap dan miskin makanan.
Keunikan adaptasi fisiknya menjadikan anglerfish sebagai contoh menarik dalam studi evolusi spesies di habitat yang penuh tantangan. (Earth/Science/Britannica/Z-10)
Satelit Surface Water and Ocean Topography (SWOT) NASA yang diluncurkan pada Desember 2022, telah memetakan dasar laut Bumi dengan detail yang belum pernah tercapai sebelumnya.
Dunia bawah laut menyimpan banyak misteri, dan penemuan terbaru di kedalaman lebih dari 2,5 kilometer mengungkapkan kehidupan yang tidak terduga di rongga bawah ventilasi hidrotermal
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved