Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Tanah Subur vs Tanah Tidak Subur, Ini Cara Membedakannya

Ernest Narus
05/12/2024 09:53
Tanah Subur vs Tanah Tidak Subur, Ini Cara Membedakannya
Ilustrasi(Freepik)

TANAH adalah lapisan permukaan Bumi yang terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, udara, dan udara. Tanah terbentuk melalui proses pelapukan batuan induk yang terjadi selama ribuan tahun, dan proses ini melibatkan faktor-faktor seperti iklim, organisme, waktu, dan topografi. 

Tanah memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem karena mendukung pertumbuhan tanaman, menjadi habitat bagi berbagai organisme kehidupan, serta menyediakan sumber daya alam untuk kehidupan manusia.

Secara umum, tanah mencakup beberapa komponen, yaitu:

1. Bahan mineral 

Merupakan bagian terbesar dari tanah dan terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari pelapukan batuan induk, seperti pasir, debu, dan lempung. Bahan mineral ini memberikan struktur dan kestabilan tanah.

2. Bahan organik 

Komponen ini terdiri dari sisa-sisa makhluk hidup yang terurai, seperti daun, akar, dan organisme mikro. Bahan organik berperan dalam memperbaiki kualitas tanah dan menyediakan nutrisi bagi tanaman.

3. Udara

Tanah mengandung udara dalam pori-porinya, yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Air tanah mengandung unsur-unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman. Pori-pori tanah juga mengandung udara, yang diperlukan oleh akar tanaman dan organisme tanah untuk proses respirasi.

Seperti yang kita ketahui, bahwa tanah merupakan wadah untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman. Namun, tidak semua tanah mampu melakukan hal itu. Sebab, pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah.

Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanah yang subur adalah hal paling esensial dalam menanam. 

Melansir dari klik hijau, tanah yang subur adalah tanah yang mengandung beragam unsur hara serta memiliki sifat fisik, kimia dan biologis yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pada hakikatnya, kesuburan tanah itu dapat dilihat dari ciri yang nampak secara kasat mata dan bisa juga memakai alat pengukur kesuburan tanah untuk menganalisa kondisi tanah. 

Tanah subur memiliki kandungan unsur hara yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman. 

Tanah ini umumnya kaya akan bahan organik, memiliki tekstur yang baik, dan pH yang seimbang dengan beberapa karakteristik, seperti mudah menyerap udara, tidak terlalu keras, dan memiliki banyak mikroorganisme yang membantu proses dekomposisi bahan organik. Sehingga sangat penting dalam pertanian karena memberikan kondisi ideal bagi tanaman untuk berkembang dengan baik.

Meskipun begitu, masih banyak orang yang kerap kali susah membedakan antara tanah yang subur dan tidak subur. Nah, untuk mengetahui perbedaannya, artikel ini akan menyajikan beberapa cara agar kita tidak bingung dalam membedakan mana tanah yang subur atau sebaliknya. 

Lantas, seperti apa cara membedakan dua tanah tersebut? Simak penjelasannya 

Cara Membedakan Tanah Subur dan tidak Subur 

Membedakan tanah yang subur dan tidak melibatkan beberapa faktor yang dapat diamati baik secara fisik maupun kimia. Berikut ini adalah beberapa cara untuk membedakan keduanya.

1. Warna Tanah

Tanah Subur: Tanah yang subur biasanya memiliki warna gelap, terutama cokelat atau hitam. Warna gelap ini menunjukkan kandungan bahan organik yang tinggi, seperti humus, yang memberikan kesuburan pada tanah.

Tanah tidak Subur: Tanah yang tidak subur umumnya berwarna lebih terang, seperti cokelat muda, merah, kuning, atau bahkan abu-abu. Warna terang ini bisa menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki sedikit bahan organik atau kekurangan unsur hara.

2. Tekstur Tanah

Tanah Subur: Tanah subur biasanya memiliki tekstur yang gembur, poros, dan mudah diolah. Tanah ini mengandung campuran pasir, lumpur, dan liat yang seimbang, yang memungkinkan udara dan udara meresap dengan baik.

Tanah tidak Subur: Tanah yang tidak subur cenderung memiliki tekstur yang padat atau keras, sulit diolah, dan sering kali memiliki drainase yang buruk. Tanah ini bisa mengandung terlalu banyak liat atau terlalu banyak pasir, yang mempengaruhi kemampuannya menyimpan udara dan hara.

3. Kandungan Air

Tanah Subur: Tanah subur memiliki kemampuan untuk menjaga kelembapan dalam jumlah yang cukup, tanpa menjadi tergenang. Ini memungkinkan akar tanaman menyerap udara dengan mudah namun tidak terendam dalam udara yang berlebihan.

Tanah tidak Subur: Tanah yang tidak subur bisa terlalu kering (jika terlalu banyak pasir) atau terlalu basah (jika terlalu banyak liat), sehingga menyulitkan tanaman untuk tumbuh dengan baik.

4. Kandungan Unsur Hara

Tanah Subur: Tanah subur kaya akan unsur hara penting bagi tanaman, seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan mikronutrien lainnya. Tanah ini memiliki pH yang seimbang, biasanya antara 6 hingga 7, yang memungkinkan tanaman menyerap unsur hara secara optimal.

Tanah tidak Subur: Tanah yang tidak subur biasanya kekurangan salah satu atau lebih unsur hara penting. Selain itu, pH tanah bisa terlalu rendah (asam) atau terlalu tinggi (alkali), yang dapat menghambat penyerapan hara oleh tanaman.

5. Keberadaan Organisme Tanah

Tanah Subur: Tanah subur umumnya memiliki banyak organisme tanah yang sehat, seperti cacing tanah, bakteri, dan mikroorganisme lainnya. Organisme ini membantu dekomposisi bahan organik dan mendaur ulang nutrisi.

Tanah tidak Subur: Tanah yang tidak subur cenderung memiliki sedikit atau tidak ada organisme tanah yang aktif. Kurangnya mikroorganisme dapat menghambat proses dekomposisi dan pengolahan bahan organik, yang mengurangi kesuburan tanah.

6. pH Tanah

Tanah Subur: Tanah yang subur biasanya memiliki pH netral (sekitar 6-7), yang memungkinkan tanaman menyerap nutrisi secara efisien.

Tanah tidak Subur: Tanah yang memiliki pH terlalu tinggi (alkalis) atau terlalu rendah (asam) dapat membuat unsur hara tidak dapat diserap oleh tanaman dengan baik, sehingga tanah menjadi tidak subur.

7. Kepadatan Tanah

Tanah Subur: Tanah subur memiliki kepadatan yang rendah, yang memungkinkan akar tanaman tumbuh dengan mudah dan menyerap oksigen serta udara.

Tanah tidak Subur: Tanah yang padat, terutama karena banyaknya tanah liat, dapat menghalangi akar tanaman untuk berkembang dengan baik dan mengurangi kemampuan tanah untuk menyimpan udara dan udara.

8. Menguji dengan Tes Sederhana

  • Uji Kepadatan dan Drainase: Ambil sampel tanah dan basahi dengan udara. Jika tanah cepat menyerap udara, kemungkinan besar tanah tersebut subur. Jika udara menggenang, maka tanah mungkin tidak subur.
  • Tes Tekstur: Ambil sedikit tanah basah dan kubalah menggulungnya menjadi bola atau bentuk tertentu. Tanah yang subur biasanya dapat dibentuk dengan mudah, sedangkan tanah yang tidak subur (terutama yang mengandung banyak pasir atau tanah liat) cenderung lebih keras atau terlalu mudah hancur.

Dengan menggunakan beberapa cara ini, Anda bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kesuburan tanah dan apakah tanah tersebut cocok untuk pertumbuhan tanaman tertentu. (berbagai sumber/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya