Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
APA yang akan Anda lakukan jika terjebak di tengah laut luas, tanpa arah, lalu tiba-tiba ditelan seekor paus raksasa? Itulah yang dialami Nabi Yunus ‘alaihissalam (a.s.).
Namun, dari perut paus itulah, tercipta kisah luar biasa tentang penyesalan, doa, dan pengampunan dimulai.
Di kawasan Mosul, Irak, terdapat sebuah wilayah bernama Ninawa, tempat di mana penduduknya menyimpang dari jalan Allah dan justru menyembah patung serta berhala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) berkehendak memberikan hidayah kepada mereka dan membimbing mereka kembali ke jalan yang benar.
Allah SWT mengutus Nabi Yunus ‘alaihissalam agar menyeru mereka kepada keimanan dan meninggalkan penyembahan kepada selain Allah ‘Azza wa Jalla.
Namun, masyarakat Ninawa menolak untuk beriman kepada Allah dan tetap mempertahankan penyembahan terhadap patung dan berhala. Mereka lebih memilih jalan kekafiran dan kesesatan dibandingkan keimanan dan kebenaran.
Nabi Yunus pun mengalami penghinaan dari mereka. Karena itulah, beliau merasa marah dan kehilangan harapan akan keimanan kaumnya.
Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Yunus untuk memberi peringatan kepada kaumnya bahwa mereka akan ditimpa azab sebagai akibat dari sikap mereka, dan azab tersebut akan datang setelah tiga hari.
Nabi Yunus pun menyampaikan ancaman tersebut kepada kaumnya, namun setelah itu ia pergi meninggalkan mereka.
Setelah itu kaum Nabi Yunus percaya dan meyakini bahwa ia adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT. Mereka bertaubat kepada Allah SWT dan menyesali sikap mereka.
Kaum Ninawa berdoa dengan suara keras kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar adzab itu diangkat dari mereka. Saat Allah melihat kebenaran taubat mereka, maka Allah SWT menghilangkan adzab itu dari mereka serta menjauhkannya.
Akan tetapi, Nabi Yunus tetap meninggalkan kampung kaumnya karena marah padahal Allah belum mengizinkannya.
Nabi Yunus pergi menuju tepi laut dan menaiki sebuah kapal. Namun, saat berada di atas kapal, ombak besar mulai mengamuk, angin bertiup kencang, dan kapal itu terguncang hebat, hampir saja tenggelam.
Kapal yang ditumpangi Nabi ternyata membawa muatan yang berat, sehingga sebagian barang-barang harus dibuang ke laut untuk mengurangi beban. Namun, meskipun sudah dilakukan, kapal tetap oleng dan nyaris tenggelam.
Para penumpang akhirnya sepakat untuk melakukan undian guna menentukan siapa yang kapal harus dilempar ke laut demi menyelamatkan.
Hasil undian jatuh pada Nabi Yunus, tetapi para penumpang enggan jika Nabi Yunus yang akan dilempar ke laut. Undian pun diulang hingga tiga kali, dan hasilnya tetap sama. Menyadari hal itu, Nabi Yunus berdiri, melepas pakaiannya, dan dengan rela menceburkan dirinya ke laut.
Pada saat yang bersamaan, Allah mengirimkan seekor ikan besar untuk menelan Nabi Yunus. Allah mengilhamkan kepada ikan tersebut agar ia menelan Yunus tanpa merusak dagingnya atau mematahkan tulangnya, dan ikan itu pun melaksanakannya.
Ikan paus tersebut menelan Nabi Yunus ke dalam perutnya sesuai dengan perintah Allah SWT. Nabi Yunus berada dalam perut sang paus selama tiga hari.
Saat Nabi Yunus mendengar suara tasbih yang berasal dari kerikil di dasar laut, dalam kegelapan perut ikan, beliau pun berdoa kepada Allah.
"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim."
Kemudian, Allah memerintahkan ikan paus tersebut untuk memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai. Setelah itu, Allah menumbuhkan sebuah pohon labu dengan daun yang lebat di tempat tersebut, yang memberikan naungan dan melindungi Nabi Yunus dari panas terik matahari. Allah Ta'ala berfirman,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit." dan "Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu." (QS. As-Saffat 37: Ayat 145 dan 146)
Lalu ketika Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan paus, ia dalam keadaan lemah seperti anak burung tanpa bulu. Allah SWT kemudian menumbuhkan sebuah pohon labu yang memberinya naungan dan makanan.
Namun, setelah pohon itu mengering, Nabi Yunus merasa sedih dan menangis karena kehilangan perlindungan dari pohon tersebut.
Kemudian, Allah SWT memerintahkan Nabi Yunus untuk kembali kepada kaumnya dan menyampaikan bahwa Allah telah menerima taubat mereka serta ridha kepada mereka.
Nabi Yunus pun menjalankan perintah tersebut, pergi menemui kaumnya, dan memberitahukan wahyu yang diterimanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kaumnya akhirnya beriman, dan Allah memberikan berkah kepada harta serta anak-anak mereka.
Kisah Nabi Yunus tercatat di dalam al-Qur'an yaitu QS. Yūnus ayat 98, QS. Al-Anbiyā' ayat 87-88, QS. As-Sāffāt ayat 139-148, dan QS. Al-Qalam ayat 48-50. (Z-12)
Sumber: Kisah Muslim.
Apa saja yang ada dalam PAI kelas 6 SD semester 2? Berikut rangkuman PAI kelas 6 SD semester 2.
Jelajahi kisah Nabi Yunus, dari ikan besar hingga doa taubat. Pelajari hikmahnya dengan ayat Al-Qur'an untuk pelajar!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved