Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Lulusan Vokasi Butuh Pengembangan Social Skill

Atalya Puspa
29/11/2024 20:10
Lulusan Vokasi Butuh Pengembangan Social Skill
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Tatang Muttaqin.(Dok. Antara)

LULUSAN dari program vokasi dipersiapkan untuk mampu langsung terjun di dunia kerja. Namun demikian, masih ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dari lulusan vokasi. Salah satunya ialah masalah social skill. Dikatakan Plt Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Tatang Muttaqin, misalnya saja, banyak dari seleksi asesmen lulusan vokasi yang lolos untuk tes CPNS. Namun demikian, yang menjadi masalah ialah saat mereka masuk ke dalam tahap wawancara.

“Di seleksi asesmen teman-teman keuangan bagus. Tapi di seleksi wawancara mereka agak tersisih dengan orang-orang lainnya. Ini masalah social skill dari lulusan vokasi,” kata Tatang dalam acara bincang dengan media di kantor Kemendikbud-Ristek, Jumat (29/11).

Ia mengakui, di tingkat pendidikan tinggi vokasi maupun sekolah menengah kejuruan (SMK), muridnya memang terbiasa bertemu dengan alat, barang maupun jasa, sehingga untuk social skill kurang terasah. Karenanya, hal tersebut perlu mendapat perhatian khusus agar lulusan vokasi bisa lebih siap untuk terjun ke dunia kerja. “Ini memang hal yang perlu diperkuat,” ucap dia.

Pada kesempatan itu, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Ali Said memaparkan, pendidikan vokasi memegang peranan strategis untuk membentuk angkatan siap kerja. Menurut dia, vokasi juga memiliki andil yang besar di dunia pasar kerja.

Dari tingkat SMK, berdasarkan data BPS, lulusannya paling banyak ialah sebagai pekerja di lapangan, usaha perdagangan, industri dan penyediaan akomodasi makanan dan minuman. Namun demikian, ia mengakui bahwa lulusan SMK kini masih banyak menempati pekerjaan di level blue collar.

“Dilihat dari sebarannya, sebagian besar dari lulusan SMK status pekerjaannya adalah buruh atau karyawan, di mana pada Agustus 2024 sebanyak 10,9 juta lulusan SMK yang tercatat sebagai buruh atau karyawan,” ucap dia.

Sementara itu, dari sisi pendidikan tinggi vokasi lulusannya paling banyak menepati sektor kesehatan, perdagangan, pemerintahan. Berbanding terbalik dengan SMK, pendidikan tinggi vokasi banyak mencetak lulusan yang bekerja di tingkat white collar.

“Secara umum kondisi ketenagakerjaan vokasi, baik SMK maupun PTV kondisinya saya kira cukup baik, khususnya dari PYV. Sementara untuk lulusan SMK, meskipun angkatan kerjanya tinggi, ada juga kecenderungan tingkat penganggurannya menurun,” jelas dia. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya