Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Generasi Milenial Lebih Optimistis Menatap Masa Depan Ketimbang Gen Z

Basuki Eka Purnama
22/11/2024 06:06
Generasi Milenial Lebih Optimistis Menatap Masa Depan Ketimbang Gen Z
Ilustrasi--Pencari kerja antre masuk Jakarta Job Fair di Pluit Village, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (20/8/2024).(MI/RAMDANI)

DI Indonesia, ketika berbicara terkait masa depan, Generasi Milenial cenderung lebih optimistis dibandingkan dengan Gen Z. Meski begitu, pekerjaan tetap menjadi perhatian utama bagi kedua generasi tersebut. 

Studi terbaru dari Vero Advocacy dan Kadence International menemukan bahwa meskipun generasi Milenial menunjukkan optimisme pada prospek karier dan stabilitas ekonomi, Gen Z tampak lebih ragu-ragu, hal itu mencerminkan ragam perspektif antar generasi yang terbentuk  dari pesatnya perubahan teknologi dan sosial .

Studi ini melibatkan lebih dari 2.700 Gen Z dan Milenial di enam negara Asia Tenggara, termasuk 453 responden dari Indonesia. 

Vero Advocacy, sebuah konsultan hubungan pemerintah, dan Kadence International, sebuah lembaga riset pasar global, bertujuan untuk mengeksplorasi perspektif  dari generasi-generasi tersebut, mengungkap aspirasi dan tantangan mereka hadapi untuk mendukung pemerintah dan sektor swasta dalam mengembangkan kebijakan dan inisiatif yang dapat  menjawab kebutuhan saat ini serta mendorong pertumbuhan jangka panjang di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Di antara responden milenial di Indonesia (berusia 27-43 tahun), 89% percaya bahwa kualitas hidup secara keseluruhan akan meningkat dalam lima tahun ke depan, sementara 87% responden Gen Z (berusia 18-26 tahun) menyatakan optimisme mereka akan masa depan. 

Angka-angka itu lebih tinggi dibandingkan Singapura (Gen Z 74%, Milenial 68%), Malaysia (Gen Z 85%, Milenial 72%), Filipina (Gen Z 85%, Milenial 84%), dan Thailand Gen Z 89%, Milenial 86%), dan sedikit lebih rendah dari Vietnam (Gen Z 90%, Milenial 87%).

Namun, optimisme akan kualitas hidup yang lebih baik ini disertai dengan tantangan-tantangan kritis yang membutuhkan perhatian . Survei ini mengidentifikasi beberapa masalah utama yang dihadapi oleh  generasi muda di Indonesia.

Kesempatan Kerja  

Dengan pekerjaan yang secara konsisten berada di peringkat teratas sebagai tantangan paling signifikan di antara responden Gen Z dan Milenial di seluruh negara pada survei ini, banyak anak muda yang merasa tidak yakin dengan masa depan  karier mereka. 

Kekhawatiran ini sangat terasa di Indonesia, dengan 88% dari Gen Z dan 89% dari Milenial memandang pekerjaan sebagai masalah yang signifikan. 

Tingkat kepuasan terhadap kesempatan kerja hanya mencapai 42%, salah satu yang terendah di Asia Tenggara. 

Dengan adanya tantangan ini,  generasi muda Indonesia semakin  gencar menyuarakan peningkatan  lapangan kerja dan layanan ketenagakerjaan untuk mendukung aspirasi merekaserta membangun masa depan yang stabil.

Kualitas Pendidikan

Akses terhadap pendidikan berkualitas merupakan masalah yang mendesak bagi generasi muda Indonesia, dengan 73% responden Gen Z dan 76% responden Milenial menyuarakan keprihatinan mereka terhadap akses pendidikan. 

Tingginya biaya menjadi penghalang utama bagi generasi muda untuk  mendapatkan pendidikan, sehingga membatasi  peluang mereka dalam bersaing pada industri kerja yang kompetitif.  

Akibatnya, kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan hanya mendapatkan peringkat kepuasan 41% di antara responden, yang mengindikasikan ketidakpuasan di kalangan tersebut. 

Bagi generasi muda Indonesia, solusinya tidak hanya terletak pada pengurangan biaya pendidikan, tetapi juga peningkatan pengembangan profesionalisme bagi para pendidik, untuk memastikan bahwa mereka siap dalam  memenuhi tuntutan lanskap pendidikan yang berkembang dengan cepat.

Kemudahan Akses Layanan Kesehatan

Akses terhadap layanan kesehatan yang dapat diakses berada di peringkat ketiga sebagai tantangan paling signifikan di kalangan anak muda, dengan 44% dari setiap generasi menyatakan bahwa hal tersebut merupakan penghalang bagi masa depan mereka. 

Kekhawatiran ini sangat relevan mengingat dampak jangka panjang dari pandemi covid-19 dan potensi krisis kesehatan di masa depan. 

Meskipun kebijakan layanan kesehatan di Indonesia memiliki tingkat kepuasan tertinggi di angka 51%, banyak generasi muda yang menyerukan peningkatan kualitas layanan kesehatan dan aksesibilitas yang lebih besar, karena mereka menganggap layanan dan perawatan yang ada saat ini terlalu mahal. 

Kekhawatiran mereka menggarisbawahi kecemasan seputar kemampuan mereka untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan di masa depan.

Dengan keahliannya dalam menjalin hubungan dengan pemerintah di Asia Tenggara, Vero Advocacy menyadari pentingnya hubungan antara generasi  muda, pihak swasta, dan pemerintah. 

Dengan memahami  tantangan dan aspirasi generasi  muda, Vero Advocacy menilai pentingnya keterlibatan  dari pemerintah dan pihak swasta untuk menciptakan kebijakan dan inisiatif yang inklusif dan berkelanjutan. (Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya