Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jurnalisme Clickbait tak Dapat Jadi Sandaran Jangka Panjang

Tri Subarkah
20/11/2024 12:20
Jurnalisme Clickbait tak Dapat Jadi Sandaran Jangka Panjang
Ilustrasi jurnalistik.(Dok. Freepik)

DI tengah era disrupsi media saat ini, penulisan berita dengan judul menarik perhatian pembaca atau jurnalisme clickbait menjadi sebuah hal yang kerap ditemukan. Namun, langkah tersebut ternyata tidak dapat dijadikan sandaran jangka panjang bagi perusahaan media untuk mendapatkan keuntungan.

"Tidak ada contoh jurnalisme clickbait bisa jadi sandaran panjang," ujar Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI 2023-2028 Agus Sudibyo, Rabu (20/11).

Hal itu disampaikan Agus yang menjadi narasumber dalam kegiatan pra-uji kompetensi wartawan (UKW) Media Indonesia secara daring. Agus memberikan pemaparan ke para peserta dengan topik tantangan pers di era disrupsi digital.

Menurutnya, kerja-kerja pers yang menghasilkan jurnalisme clickbait paling panjang hanya mampu bertahan empat bulan untuk menghidupi kantor media. Ia mengingatkan bahwa tujuan pers selain melayani pembaca juga sebagai institusi bisnis.

Baginya, jika sebuah perusahaan media hanya berisi konten-konten receh, pengiklan justru bakal meninggalkan perusahaan tersebut. Agus menegaskan, pengiklan sangat sensitif terhadap konten yang mengandung unsur suku, agama, ras, antargolongan (SARA), pornografi, pelecehan terhadap perempuan, dan konten negatif lain yang merusak citra jenama pengiklan itu sendiri.

"Yang harus dibangun (media) adalah direct sales, bagaimana pembaca mengakses news teman-teman (jurnalis) secara langsung. Meskipun di saat yang sama kita tidak anti menggunakan platform-platform media sosial yang ada," sambungnya.

Menurut Agus, media yang dapat bertahan lama di dunia seperti New York Times, The Guardian, maupun Financial Times merupakan media-media yang menjaga proximity atau kedekatan dengan khalayak pembaca serta setia dengan konten lokal. Sebab, lokalitas merupakan hal yang sulit untuk dikooptasi oleh platform global.

Oleh karenanya, ia berpendapat bahwa perusahaan pers tidak perlu mengikuti kerja-kerja media sosial. Pasalnya, media sosial dapat semena-mena mengubah algoritma mereka sendiri tanpa memberi tahu terlebih dahulu kepada pers. Sehingga, kerja-kerja pers yang mengikuti logika media sosial seperti jurnalisme clickbait dapat runtuh suatu saat.

UKW yang digelar Media Indonesia kali ini merupakan angkatan keempat. Kegiatan pra-UKW dibuka langsung oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria. Selain Agus, pemateri lainnya adalah Dewan Redaksi Media Group Saur Hutabarat, Produser Senior Metro TV Rahdhini Ikaningrum, serta Ketua Komisi Pendidikan dan Pengembangan Profesi Pers Dewan Pers Paulus Tri Agung Kristanto. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya