Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SANTA Claus selalu menjadi ikon Natal yang dinanti anak-anak karena kemurahan hatinya dalam memberikan hadiah.
Namun, di balik keceriaan ini, terdapat sosok lain yang mendampingi Santa Claus, yaitu Zwarte Piet atau Pit Hitam.
Tradisi ini berasal dari Belanda dan memiliki sejarah serta cerita unik yang tidak lepas dari kontroversi.
Karakter Zwarte Piet pertama kali diperkenalkan oleh Jan Schenkman melalui buku bergambar berjudul Sint Nikolaas en zijn Knecht, yang diterbitkan pada tahun 1850.
Dalam buku tersebut, Zwarte Piet digambarkan sebagai pendamping Santa Claus yang berasal dari Spanyol. Ia tiba di Belanda menggunakan kapal pada 5 Desember, bertepatan dengan perayaan Hari Santo Nicholas.
Secara fisik, Zwarte Piet dikenali dengan wajah hitam legam, bibir merah besar, rambut keriting, dan anting emas besar.
Ia tidak hanya membantu Santa Claus membagikan hadiah, kue jahe, dan permen kepada anak-anak yang berperilaku baik, tetapi juga memiliki tugas lain yang jauh lebih menakutkan.
Zwarte Piet memiliki tugas menegur anak-anak yang nakal. Dalam beberapa versi cerita, ia menangkap anak-anak nakal dan memasukkan mereka ke dalam karung.
Bahkan, ada yang menyebut Zwarte Piet membawa mereka ke Spanyol untuk dijadikan pemetik jeruk. Kisah ini menciptakan rasa takut di kalangan anak-anak, menjadikan Zwarte Piet sebagai simbol peringatan untuk berbuat baik.
Meskipun tradisi Zwarte Piet sudah berlangsung ratusan tahun, karakter ini memicu perdebatan sengit di era modern.
Beberapa pihak menganggap Zwarte Piet sebagai simbol rasisme karena penggambaran fisiknya yang dianggap merepresentasikan stereotip ras kulit hitam. Tokoh ini sering dikaitkan dengan praktik perbudakan, menjadikannya simbol warisan kolonial Belanda yang kontroversial.
Selain itu, gagasan membuang anak-anak nakal ke Spanyol juga dipandang menghina warga Spanyol. Mereka menolak negaranya dijadikan lokasi pembuangan, mempertegas kontroversi tradisi ini di kalangan internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, tradisi Zwarte Piet mulai diubah. Banyak komunitas yang mengganti penggambaran klasik Zwarte Piet dengan figur yang wajahnya berwarna-warni atau hitam karena jelaga, menggambarkan ia turun melalui cerobong asap.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk menjaga tradisi sembari mengurangi unsur-unsur yang dianggap ofensif.
Zwarte Piet adalah bagian dari sejarah panjang tradisi Natal, terutama di Belanda.
Meski kisahnya sarat dengan cerita unik dan menegangkan, penggambaran sosok ini memunculkan refleksi tentang pentingnya menghormati perbedaan budaya dan menghindari stereotip. (berbagai sumber/Z-1)
Bisnis hadiah Natalnya mengalami penurunan, dan pemerintah AS memutuskan untuk mengurangi subsidinya.
"Ini menjadi pengalaman pertama saya merayakan Natal di Indonesia. Benar-benar berkesan,”
Kado hadiah yang dberikan kepada para pengunjung bukan usia dewasa tapi anak berisi makanan ringan berbagai ukuran dan voucher wisata.
Desa Santa Claus yang terletak di Rovaniemi, Finlandia, adalah tempat yang penuh keajaiban, terutama bagi mereka yang ingin merasakan semangat Natal sepanjang tahun.
Meskipun keduanya memiliki kemiripan, Sinterklaas dan Santa Claus adalah dua tokoh yang sangat berbeda, baik dari segi sejarah, cara perayaan, hingga penampilan mereka.
Di Belanda, Sinterklaas tidak datang dengan sled yang ditarik oleh rusa, melainkan menaiki kapal yang datang langsung dari Spanyol.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved