Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
TOLERANSI adalah sikap yang mengajarkan untuk menghargai dan menerima perbedaan dalam perilaku, budaya, agama, dan ras yang ada di dunia ini. Berbicara tentang agama, pemerintah Indonesia mengakui enam agama resmi. Keenam agama itu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Selain itu, berdasarkan sensus BPS 2010, Indonesia memiliki lebih dari 1.340 suku bangsa, yang mencakup lebih dari 300 kelompok etnik. Keberagaman ini mengharuskan masyarakat untuk saling menghormati perbedaan dan berperilaku baik terhadap sesama.
Dengan menerapkan sikap toleransi, kehidupan akan menjadi lebih damai dan penuh kedamaian. Melansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), berikut adalah beberapa contoh penerapan sikap toleransi, baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari, yang dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.
Setiap individu yang memeluk agama tertentu berusaha menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan sesuai dengan prinsip yang diyakini. Toleransi dalam hal ini berarti menghormati hak setiap orang untuk beribadah dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing tanpa gangguan dari orang lain.
Toleransi beragama juga tercermin dalam sikap menghormati agama yang diyakini orang lain, meskipun tidak memeluk agama tersebut. Ini dapat dilakukan dengan cara tidak menghina atau merendahkan agama orang lain dan menghargai perbedaan keyakinan sebagai bagian dari keragaman yang ada di masyarakat.
Toleransi berarti tidak memandang rendah atau menyalahkan agama yang berbeda. Setiap agama memiliki ajaran dan praktik yang diyakini sebagai kebenaran oleh pengikutnya. Oleh karena itu, penting untuk saling menghormati dan tidak menganggap agama lain sebagai sesuatu yang lebih rendah atau salah.
Toleransi dalam konteks ini berarti menghargai dan memberi kesempatan kepada setiap individu untuk memilih dan mendalami seni budaya yang mereka minati, tanpa merasa tertekan untuk mengikuti budaya tertentu. Setiap orang bebas mengeksplorasi seni dan budaya sesuai dengan bakat dan minatnya, baik itu seni tradisional, modern, atau budaya asing.
Menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri merupakan bagian dari sikap toleransi yang positif. Dengan bangga terhadap budaya yang dimiliki, warisan budaya tersebut akan tetap terjaga dan dihargai.
Toleransi dalam menyaring budaya asing berarti menerima dan memanfaatkan budaya asing yang membawa manfaat tanpa kehilangan identitas budaya asli. Ini adalah sikap bijaksana, di mana budaya lain dihargai namun budaya sendiri tetap dijaga dan dilestarikan.
Toleransi mengajarkan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi setiap individu, tanpa memandang perbedaan agama atau ras. Setiap orang harus merasa diterima dan dihormati dalam masyarakat.
Menghargai perbedaan pendapat adalah bentuk toleransi. Sikap menghina atau merendahkan pandangan orang lain hanya akan memperburuk perpecahan. Sebaliknya, menghormati pandangan orang lain, meskipun berbeda, merupakan salah satu cara untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.
Setiap budaya memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri. Toleransi mengajarkan kita untuk menghargai budaya orang lain, baik itu dalam cara berbicara, pakaian, atau tradisi yang mereka anut, tanpa merendahkan atau mengejek. (Kemendigbud/Paud Pedia/Z-3)
WAKIL Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa. Hal itu disampaikan dalam Acara Tawur Agung Kesanga, Perayaan Hari Suci Nyepi
Kementerian Agama sedang menyusun Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Hal ini menindaklanjuti arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang mendorong agama menjadi elemen membangun kedamaian
Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap 16 November mengingatkan pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang beragam.
Daerah-daerah ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berbeda keyakinan bisa hidup berdampingan secara damai.
SETIAP 3 November, Indonesia merayakan Hari Kerohanian Nasional. Momen ini menjadi pernyataan komitmen menghargai keberagaman agama yang ada di tanah air.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved