Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PUSAT Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama sedang menyusun Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Hal ini menindaklanjuti arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang mendorong agama menjadi elemen membangun kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat yang beragam.
Kepala PKUB Muhammad Adib Abdushomad mengatakan, penyusunan KBC sekaligus sebagai langkah strategis untuk memperkuat harmoni keberagaman di Indonesia. Agama harus menjadi kekuatan pemersatu yang memberikan dampak positif nyata.
“Jika umat berjarak dengan pemuka agamanya, maka itu adalah kegagalan. Agama harus impactful agar keberagaman ini menjadi harmoni,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Senin (27/1).
Kurikulum ini juga diharapkan menjadi dasar dalam memperkenalkan nilai-nilai cinta yang universal sebagai cara untuk menjaga keseimbangan dalam keberagaman.
Rapat pembahasan KBC dihadiri sejumlah tokoh lintas agama. Mereka turut memberikan pandangan tentang cinta sebagai nilai yang mengikat dan mempersatukan.
Mohammad Shofan, dari Teras Kebhinekaan misalnya, berbagi pengalaman tentang program "Living Our Values Everyday" (LOVE), yang sebelumnya berhasil membangun atmosfer cinta di kalangan guru agama. Ia menekankan bahwa cinta hanya dapat tumbuh bersama nilai-nilai baik lainnya dan menjadi dasar bagi kehidupan sosial yang harmonis.
Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, perwakilan dari Agama Hindu, berbicara tentang pentingnya cinta dalam etika dan moral. Dia menyebut konsep "Tri Hita Karana" yang menekankan hubungan manusia dengan Tuhan (parhyangan), hubungan manusia dengan sesame manusia (pawongan), dan hubungan manusia dengan alam (palemahan).
Sementara itu, Romo Agustinus Heri Wibawa dari Katolik menjelaskan bahwa cinta sejati akan hidup jika mampu merangkul semua elemen dalam relasi manusia, Tuhan, dan alam. Cinta bukanlah cinta jika hanya untuk dirinya sendiri, tetapi cinta akan menjadi cinta jika ia menjadi berkat untuk semuanya. Ia juga menekankan pentingnya kurikulum ini memiliki arah yang jelas, apakah akan menjadi bagian dari pendidikan karakter atau program prioritas pemerintah.
Cinta juga menjadi tema sentral dalam perspektif Agama Buddha. Erwin Tjioe menggambarkan cinta sebagai inti dari kebaikan tanpa batas yang dapat menciptakan harmoni dan mengatasi kemarahan. Perwakilan dari agama Konghucu, Prof. Ws. Chandra Setiawan, menekankan pentingnya cinta sejati yang berakar pada keluarga dan mencerminkan nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, pengorbanan, dan pemaafan.
Selain itu, Pdt. Jimmy dari perwakilan Agama Kristen mengatakan Cinta itu tergambarkan dari bentuk salib, yaitu hubungan manusia secara vertikal (dengan Tuhannya), dan hubungan manusia secara horizontal (dengan sesamanya, dan alam). Jika kita sebagai manusia hanya mencintai sesamanya tetapi tidak mencintai Tuhan maka itu absurd. Beliau juga mengharapkan semoga kurikulum ini bisa menjadi habituasi.
Pertemuan ini berlanjut dengan pembentukan forum lintas agama untuk mempercepat penyusunan KBC. Forum tersebut akan melibatkan masing-masing agama dalam memberikan kontribusi berbentuk draft perspektif cinta berdasarkan ajaran mereka. Desa Sadar Kerukunan juga akan dijadikan indikator keberhasilan program ini, sekaligus menjadikan PKUB sebagai pionir dalam mempromosikan kerukunan umat beragama di Indonesia.
“Dengan pendekatan cinta, segala aspek kehidupan akan harmoni,” pungkas Muhammad Adib Abdushomad.
Kurikulum ini diharapkan menjadi fondasi untuk menjawab tantangan keberagaman dengan cara yang universal dan berlandaskan cinta kasih. (H-3)
Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO) berencana mengintegrasikan program pendidikan karakter berbasis budaya ke kurikulum sekolah di Jakarta.
Tujuan: 1. Pendekatan yang dilakukan agar siswa dan mahasiswa dapat memilih pelajaran yang diminati. 2. Tindak lanjut untuk perbaikan Kurikulum 2013.
Gerakan bersama yang mendasari transisi peserta didik PAUD ke SD/MI/ sederajat dengan cara yang menyenangkan dan dimulai sejak tahun ajaran baru 2023.
Sekolah Al Azhar di bawah naungan Yayasan Waqaf Al Muhajirien menggunakan tiga kurikulum yaitu Kurikulum Al Azhar, Kurikulum Merdeka, dan Kurikulum Cambridge.
TUGAS besar ilmu-ilmu sosial dan humaniora ialah memecahkan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat.
PERGURUAN tinggi merupakan transisi antara dunia pendidikan dan dunia kerja dengan beragam sisi pembelajaran
Pada Hari Nasional, Taiwan merayakan pembukaan Taiwan pascapandemi bagi pengunjung dari seluruh dunia yang berjalan baik
Anies menyampaikan bahwa Jakarta merupakan simpul dari pertemuan semua unsur yang ada pada bangsa ini.
Kepala Sudindik Wilayah I Jakarta Utara, Sri Rahayu Asih Subekti mengatakan, pihaknya rutin melakukan pengawasan terhadap kegiatan di sekolah termasuk para guru dan siswa.
AS berkomitmen untuk membela kebebasan beragama dan berkeyakinan, sejak berabad-abad lalu dan berlanjut sampai hari ini.
Penguatan identitas satu dalam keragaman yang dimiliki disebut bisa menjadi potensi yang bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan solusi dalam menghadapi dampak krisis tersebut.
Masjid besar di Distrik Ehrenfeld akan menjadi masjid pertama di kota yang mengumandangkan adzan Jumat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved