Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Banyak Perusahaan Media yang PHK Karyawan, Pekerja Harus Berserikat

Atalya Puspa
31/10/2024 17:52
Banyak Perusahaan Media yang PHK Karyawan, Pekerja Harus Berserikat
ilustrasi karyawan terkena PHK.(Dok. Antara)

DI tengah banyaknya perusahaan media yang merumahkan atau melakukan pmutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya, para pekerja media didorong untuk bersatu membentuk serikat pekerja. Hal itu dilakukan untuk melindungi diri dari perlakuan perusahaan yang semena-mena.

"Saya kira ini saatnya wartawan segera berserikat.  Perilaku perusahaan media yang semena-mena semacam ini tidak akan terjadi bila karyawan berserikat, atau kalaupun terjadi setidaknya wartawan punya daya tawar yang kuat," kata peneliti dari lembaga pemantau media Remotivi Muhamad Heychael saat dihubungi, Kamis (31/10).

Menurut Heychael, meskipun saat ini industri media banyak menghadapi tantangan, namun keputusan merumahkan karyawan bukanlah hal yang adil bagi karyawan.

"Soal layoff ini menurut saya tidak adil pada karyawan. Setiap kali pendapatan berkurang, karyawan harus menanggung, sementara saat media untung kita tidak pernah mendengar dan tidak transparan, apalagi ada semacam bonus pada karyawan," ucap Heychael.

Ia pun menyatakan, Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia No. 32 Tahun 2024 Tentang Tanggung Jawab Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas pun bukan jawaban dari tantangan yang dihadapi industri media saat ini. "Publisher right bukan solusi buat soal ini. Saya kira beda halnya," pungkas Heychael.

Sebelumnya, Anggota Dewan Pers Totok Suryanto menyatakan bahwa saat ini media mainstream menghadapi banyak tekanan. Selain bersaing dengan media lain, lawan yang kini harus dihadapi ialah influencer.

"Lawan barunya ini sebetulnya orang internet kita juga yaitu para influencer. Tempaan atau tekanan pada media mainstream makin berat dengan banyaknya influencer-influencer yang notabene ini generasi-generasi baru yang boleh dikatakan sangat santai, sangat informal, dan sangat mudah," kata dia.

Karenanya, dibutuhkan upaya bersama untuk menyelamatkan industri media dari berbagai masalah yang timbul di era digital saat ini. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya