Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Stunting Jadi Persoalan Krusial dan Penting Bagi Pembangunan Bangsa

Despian Nurhidayat
26/10/2024 22:26
Stunting Jadi Persoalan Krusial dan Penting Bagi Pembangunan Bangsa
Ilustrasi(ANTARA)

PENGURUS Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus Ketua Perhimpunan Dokter Indonesia Timur Tengah (PDITT), dr Iqbal Mochtar menegaskan bahwa stunting merupakan persoalan krusial dan sangat penting bagi pembangunan bangsa. 

“Karena memang gizi bangsa itu akan menentukan produktivitas dan kemajuan bangsa. Stunting menjadi salah satu faktor penting dan diperhatikan banyak pihak termasuk internasional,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (23/10).

Lebih lanjut, Iqbal mengatakan bahwa Indonesia sendiri sebetulnya tidak terlalu optimal dalam penatalaksanaan stunting. Karena 5 tahun lalu target stunting saat pemerintahan Presiden Joko Widodo mencapai 14% tetapi pada 2023 hanya tercapai 21%. 

“Jadi masih ada sisa 7% yang sulit dicapai. Kita pada 2023 itu setelah menggelontorkan dana hampir Rp50 triliun ternyata penurunan stunting hanya 0,1% jadi sangat minim optimalisasi penatalaksanaan stunting ini,” ujar Iqbal.

Karena itu, dia sebetulnya menyetujui dibentuknya Badan Gizi Nasional karena akan lebih baik untuk penanganan stunting. Menurutnya jika ditangani oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, penanganan stunting tidak ajan terlalu optimal. Karena persoalannya lintas sektor dan semua pihak berkontribusi di dalamnya. 

“Jadi harus ada leading sector dan menurut saya harus berupa Badan Gizi dan bukan BKKBN. Lalu BKKBN bisa membantu persoalan keakuratan data dengan memberikan informasi terkait target stunting ini, tetapi leading-nya harus Badan Gizi Nasional,” tuturnya.

Iqbal menekankan bahwa hal yang harus dipahami adalah persoalan stunting ini bukan hanya pemberian asupan. Akar masalahnya sangat kompleks. “Jadi orang misalnya keluarga tidak mampu memberikan makanan yang adekuat bagi keluarganya, itu merupakan prekursor bagi stunting. Jadi stunting adalah proses kekurangan gizi yang terjadi ketika bayi masih dalam kandungan sehingga sangat dipengaruhi tingkat penghasilan keluarga,” ucap Iqbal.

“Kalau keluarga ini tingjat penghasilan keluarganya tidak memadai, tentu saja dia tidak bisa memberikan makanan yang adekuat bagi ibu hamil dan akan berdampak stunting pada anaknya,” sambungnya.

Untuk itu, menurut dia, pemberian makanan tambahan sifatnya hanya temporer. Karena dengan pemberian makanan tambahan memang berat badan anak akan naik secara temporer. 

“Tetapi berapa lama kita harus memberikannya, apakah 2 tahun, 5 tahun, atau sampai 10 tahun. Saya kira enggak mungkin sampai 10 tahun. Kalau kita hanya beri 1-2 tahun, setelah itu bagaimana kelanjutannya kalau keluarganya tidak memiliki penghasilan tetap,” jelas Iqbal.

“Jadi diperlukan kerja sama lintas sektor yang adekuat antara semua instansi dan harus dikeroyok bersama secara serius. Jangan ada lembaga yang merasa ini bidang mereka dan melakukan pekerjaan sendiri-sendiri, menurut saya itu tidak tepat ya,” imbuhnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya