Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan program skrining HIV (human immunodeficiency virus) secara masif. Skrining itu dilakukan pada para tenaga kesehatan (nakes).
"Kami tidak ingin tenaga kesehatan justru menjadi sumber penularan HIV," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan, Kamis (24/10).
Kegiatan skrining bagi para nakes itu merupakan tindakan pencegahan HIV/AIDS di Kota Mataram. Emirald menegaskan skrining terhadap populasi kunci juga rutin dilakukan.
Dari data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Mataram, terdapat lebih dari 100 jumlah kasus positif HIV/AIDS di Mataram. Menurutnya kasus HIV/AIDS, layaknya gunung es yang terlihat sedikit tetapi setelah skrining akan ditemukan banyak kasus.
"Karena itu, upaya preventif yang kami lakukan tahun ini hingga 2025 adalah skrining masif mulai dari tenaga kesehatan," terang Emirald.
Ia menjelaskan fasilitas kesehatan (faskes) atau klinik-klinik baru di luar puskesmas dan rumah sakit yang akan mengajukan atau memperpanjang izin, wajib melakukan skrining HIV terhadap semua nakes mereka. (Ant/H-3)
Penambahan itu membuat jumlah ODHA mencapai 1.456 orang, dengan angka kematian 256 orang.
Kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022.
Pemkab Manggarai Barat, NTT, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) guna mendeteksi HIV secara dini.
Faktor rasa malu dan diskriminasi masih menjadi kendala utama. Banyak ODHA memilih memeriksakan diri di tempat jauh agar tidak dikenali lingkungan sekitar.
Skrining sudah dilakukan terhadap 177.984 orang, 83 orang positif,
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved