Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEMENTERIAN Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terus berkomitmen untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren di seluruh Indonesia melalui Program Inkubasi Bisnis Pesantren. Program ini telah berjalan sejak 2021 dan difokuskan pada pengembangan ekonomi pesantren serta pemberdayaan komunitas sekitarnya.
"Hingga 2024, sebanyak 3.600 Pesantren menerima bantuan sesuai Peta Jalan Kemandirian Pesantren," jelas Direktur pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Dr. Basnang Said, S.Ag, M.Ag.
Basnang menambahkan, Program Kemandirian Pesantren telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam empat tahun terakhir. Di tahun 2021, sebanyak 105 pesantren menerima bantuan inkubasi bisnis. Angka ini melonjak drastis dengan 504 pesantren di tahun 2022, 1.467 pesantren pada 2023, dan sebanyak 1.524 pesantren yang sedang dalam proses menerima bantuan di tahun 2024. Hingga kini, sebanyak 3.600 pesantren telah dilibatkan dalam program ini.
Pesantren, lanjutnya, didorong untuk mendirikan dan mengelola Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) mereka sendiri. Hingga tahun 2023, sudah ada 437 BUMP yang terbentuk, dan angka ini terus meningkat dengan semakin banyaknya pesantren yang bergabung dalam program ini.
Mewujudkan Pesantren yang Mandiri
Basnang juga menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah memperkuat kapasitas ekonomi pesantren agar dapat menjalankan peran mereka secara optimal dalam pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami ingin pesantren dapat berdiri di atas kakinya sendiri, baik sebagai lembaga pendidikan maupun pelaku ekonomi,” ungkapnya.
Program ini mendorong pesantren untuk mengembangkan berbagai unit usaha mulai dari industri pengolahan, perdagangan, hingga jasa. Unit usaha ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan bagi pesantren tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Melalui Peta Jalan Kemandirian Pesantren, Kementerian Agama RI bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, BUMN, serta sektor swasta. Kolaborasi ini membantu pesantren memperluas akses pasar, mendapatkan pendampingan dalam manajemen bisnis, serta mengakses pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan usaha mereka.
Salah satu contoh sukses dari program ini adalah Pondok Pesantren Edi Mancoro di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang berhasil mengembangkan unit usahanya, Percetakan Djitoe Digital Printing.
Melalui bantuan dan pendampingan dari Kementerian Agama, Djitoe Digital Printing kini menjadi pemain utama di pasar lokal. Usaha ini tidak hanya memenuhi kebutuhan internal pesantren tetapi juga menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Semarang.
“Kami sangat bersyukur atas dukungan Kementerian Agama. Djitoe Digital Printing kini tidak hanya membantu operasional pesantren tetapi juga menjadi ikon ekonomi lokal yang dapat bersaing di pasar lebih luas,” kata Edi.
Kisah sukses Djitoe Digital Printing diharapkan dapat menginspirasi pesantren lain untuk mengikuti jejak serupa, membangun ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan untuk kesejahteraan pesantren serta masyarakat sekitar. (H-2)
MAJELIS Masyayikh menyelenggarakan Workshop Reviu Draf 1 Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal (SPMI dan SPME) Pendidikan Pesantren pada Jalur Nonformal.
MAJELIS Masyayikh mengingatkan pentingnya penerapan standar mutu tinggi dalam penyusunan jenjang lanjutan pendidikan tinggi pesantren.
GP Ansor mengapresiasi peluncuran seribu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Gratis (MBG) di pesantren oleh Cak Imin.
210 pondok pesantren di wilayah Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur menunjukkan bahwa hanya 54% pesantren yang memiliki akses terhadap air bersih yang layak,
KETUA Majelis Masyayikh, Abdul Ghaffar Rozin mengatakan bahwa tantangan besar pendidikan nonformal pesantren adalah keragaman antar pesantren.
Majelis Masyayikh memiliki otoritas penuh dalam penentuan standar mutu pesantren.
Sementara Kuasa Hukum pelapor -- KDR -- Heru Lestarianto, Sabtu (31/5) menjelaskan aksi penganiayaan tersebut tersebut terjadi pada Februari lalu.
Dia juga membangun kedekatan emosional dengan semua santri agar mereka patuh, disiplin dan menjauhi hal negatif yang bisa merusak masa depan mereka.
Langkah konkret memperbaiki sekolah sekaligus minat belajar para santri ini, adalah bagian upaya besar Aice dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi para siswa sekolah.
Santri dan pesantren dinilai sebagai salah satu komponen bangsa yang berkontrubusi dalam kemerdekan Indonesia sehingga harus diberikan kesempatan mengelola sumber daya alam.
IJTI juga memberi pelatihan tentang jurnalistik bagi para santri.
MU akan menjaring 11 pemain muda berbakat Indonesia dalam ajang Ayo Indonesia Bisa Academy 2015 yang digelar di 16 kota
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved