Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan bahwa hingga kini baru sebanyak 63% sampah di Indonesia yang terkelola dengan baik. Padahal, berdasarkan Peraturan Presiden nomor 97 tahun 2017 tenyang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, hingga 2025 ditargetkan sampah terkelola sebanyak 100%.
"Berbagai peraturan, berbagai peraturan menteri LHK, peraturan presiden, PP dan sebagainya sudah kita buat. Kurang apa lagi? Tapi tantangan rasanya lebih besar daripada hanya membuat regulasi. Pekerjaan kita masih banyak, sinergitas masih diperlukan. Jadi pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri, individu, produsen, juga harus bertanggung jawab," kata Direktur Jenderal PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati dalam acara Apresiasi Pelaksanan Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, Senin (7/10).
Vivien menjelaskan, dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka jumlah sampah akan semakin meningkat. Karenanya, pengurangan sampah tidak bisa dilakukan dengan jalan business as usual dengan skema kumpul, angkut buang. Perlu ada upaya yang lebih gencar dalam pengurangan dan pemilahan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, dari 365 kabupaten/kota di Indonesia yang melapor pada 2023, ada sebanyak 38,6 juta ton timbulan sampah pertahun. "Tapi kalau seluruh 514 kabupaten/kota di Indonesia melapor, dengan asumsi setiap orang menghasilkan sampah 0,5 kg sampai 0,7 kg perhari, maka jumlah timbulan sampah mencapai 64,4 juta ton," jelas dia.
Menurut dia, hal itu perlu diselesaikan bersama, baik dari segi individu, pemerintah maupun produsen. "Maka sampah yang kita hasilkan, adalah menjadi tanggung jawab kita sendiri, juga saya minta tolong para produsen yang juga memproduksi barang-barang yang menggunakan wadah, tolong kami dibantu untuk bisa mengurangi sampah, menarik kembali sampah, meredesain kemasan," pungkas Vivien.
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
"Untuk pengelolaan sampah organik, Kota Padang mengembangkan budidaya maggot (larva Black Soldier Fly/BSF) sebagai solusi inovatif."
KLH melakukan hitung cepat atau dalam hitungan kasarnya terkait proporsi dari produsen dalam turut serta membantu penganan persampahahan berdasarkan jumlah produk yang didistribusikan.
Pentingnya tempat pengolahan sampah, seperti TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) yang seharusnya didukung oleh fasilitas untuk menyalurkan hasil kompos.
Autothermix, solusi pengolahan sampah tanpa TPA, efisien dan ramah lingkungan, cocok untuk kawasan permukiman dan perkotaan.
Pelibatan anak-anak dalam berbagai upaya mengurangi sampah plastik disebuat bisa membuat kesuksesannya lebih maksimal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved