Headline

Pemerintah tidak cabut IUP PT Gag Nikel.

Fokus

Pemanfaatan digitalisasi dilakukan untuk mempromosikan destinasi wisata dan meningkatkan pengalaman wisatawan.

Din Syamsuddin di Paris: Agama harus jadi Solusi Peradaban

Media Indonesia
26/9/2024 05:16
Din Syamsuddin di Paris: Agama harus jadi Solusi Peradaban
Prof M Din Syamsuddin kala berbicara di acara Konferensi Tahunan Community of Sant' Egidio di Paris, Selasa (24/9).(MI/HO)

TERHADAP kerusakan peradaban dewasa ini, agama harus tampil sebagai solusi atau problem solver (penyelesai masalah). Hal itu ditegaskan Chairman of Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Prof M Din Syamsuddin dalam ceramahnya pada Konferensi Tahunan Community of Sant' Egidio di Paris, Selasa (24/9). 

Konferensi yang bertema Imagine Peace (Prancis: Imaginer La Paix) dihadiri seribu lebih peserta dari mancanegara, terdiri dari tokoh agama, cendekiawan, dan mahasiswa. 

Pada pembukaan konferensi itu hadir memberi sambutan Presiden Prancis Marcon dan Pendiri Komunitas Sant' Egidio Prof. Se. Andre Riccardi. 

Baca juga : Universitas LIA dan Tohoku University Akan Gelar Konferensi Lingusitik Internasional

Dari Indonesia hadir selain Din Syamsuddin, KH Marsudi Syuhud, Wakil Ketua Umum MUI Prof Abdul Mu'ti, Sekretaria Umum PP Muhammadiyah, dan Anik Khamim Thohari, Sekjen Indonesian Conference on Religion for Peace (ACRP).

Menurut pengamatan Din Syamsuddin, yang juga Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta itu, agama-agama selama ini lebih banyak tampil sebagai bagian dari masalah (part of the problem) yakni dengan aneka masalah yang melilit sebagian pemeluk agama-agama seperti kemiskinan, kebodohan, korupsi, dan berbagai bentuk kekerasan. 

Hal itu, menurut Mantan Ketua Umum MUI Pusat tersebut, disebabkan karena keberagamaan lebih berorientasi formal-ritualistik, belum etikal-operasional; keberagamaan lebih untuk meraih kesalehan individual belum kesalehan sosial. 

Baca juga : Moderasi Agama: Kemenag Luncurkan Pasraman sebagai Pusat Pendidikan

"Agama-agama belum menampilkan paradigma etiknya untuk perdamaian dan peradaban. Umat beragama masih ada yang berdiam diri terhadap krisis lingkungan hidup, genosida, dan fobia terhadap pemeluk sesuatu agama," ujar Din

Pada bagian lain dari presentasinya, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menilai dialog antarumat beragama yg marak selama ini terhenti pada kata-kata, kurang berlanjut pada aksi nyata. 

Menurutnya, dialog selama ini sesungguhnya masih bersifat dua-tiga monolog. 

Baca juga : Rekomendasi Hasil Konferensi Pengetahuan dari Perempuan IV: Dekatkan Korban pada Layanan lewat Organisasi dan Komunitas

"Dialog antarumat beragama perlu bersifat dialogikal, yakni dialog yang berpangkal pada ketulusan, keterbukaan, keterusterangan, untuk penyelesaian masalah," ungkap Din

Din melanjutkan, harus diakui ada masalah di antara umat berbagai agama berupa persaingan untuk dominasi dan supremasi. Akibatnya sesungguhnya ada ketegangan tersembunyi. 

Ketegangan ini, menurut Ketua Poros Dunia Wasatiyat Islam, kalau tidak diselesaikan, seperti kesenjangan ekonomi dan ketakadilan politik, akan menjadi bom waktu bagi konflik antar umat berbagai agama. 

Konferensi Tahunan Komunitas Orang Awam Katholik Dunia ini berperan penting dalam merajut persahabatan antara para tokoh berbagai agama dunia. 

Konperensi yang sudah dimulai pada awal 1990-an ini diadakan sekali di Italia, dan kali berikutnya di luar Italia. Pada 2025 yang akan datang, konferensi akan diadakan di Roma, Italia. (RO/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya