Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
COKELAT sering kali menjadi kambing hitam pemicu timbulnya jerawat, bersama dengan berbagai makanan manis lainnya. Namun, apakah benar cokelat bertanggung jawab atas munculnya jerawat di wajah Anda? Pandangan lama ini mungkin perlu dipertimbangkan ulang.
Selama bertahun-tahun, cokelat mendapat reputasi buruk sebagai salah satu penyebab munculnya bintik-bintik dan jerawat. Tapi, apakah ini sekadar trik orang tua untuk mencegah anak-anak mereka terlalu sering jajan makanan manis di supermarket?
Pada tahun 1960-an, beberapa penelitian mulai meneliti hubungan antara cokelat dan jerawat. Salah satu penelitian terbesar kala itu, yang melibatkan 65 partisipan, tidak menemukan bukti kuat bahwa cokelat berperan dalam munculnya jerawat. Namun, desain penelitian ini dianggap kurang kuat, sehingga hasilnya masih dipertanyakan.
Baca juga : Jenis-Jenis Terapi Laser untuk Atasi Masalah Kulit
Terlepas dari hasil penelitian lama, studi-studi terbaru menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara pola makan dan jerawat, terutama terkait dengan pola makan Barat. Makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan susu tampaknya berkontribusi dalam memperparah jerawat. Jerawat, yang secara umum disebabkan oleh tersumbatnya folikel rambut oleh minyak dan sel kulit mati, juga dapat diperburuk oleh gaya hidup modern.
Dilansir dari BBC menurut Dr. Beibei Du-Harpur, seorang dermatolog di Kings College London, jerawat yang terus-menerus muncul dari remaja hingga dewasa lebih disebabkan oleh faktor genetik. Genetik mempengaruhi ukuran kelenjar sebasea yang memproduksi minyak di kulit kita, yang pada akhirnya menentukan kecenderungan seseorang terhadap jerawat.
Meski sudah banyak bukti yang meragukan hubungan cokelat dengan jerawat, banyak orang masih percaya bahwa cokelat adalah salah satu pemicu utama. Faktanya, sekitar 90% pasien yang ditangani oleh Dr. Zainab Laftah, seorang konsultan dermatolog di Inggris, menanyakan apakah menghindari cokelat dapat membantu mengatasi masalah kulit mereka. Menariknya, cokelat memang mengandung lemak jenuh dan gula, namun komponen ini bukan satu-satunya penyebab jerawat.
Baca juga : Awas Jangan Pencet Jerawat, Ini Dampaknya
Salah satu alasan mengapa pola makan modern sering dikaitkan dengan jerawat adalah tingginya indeks glikemik (IG) makanan yang dikonsumsi. Makanan dengan IG tinggi, seperti roti putih dan pasta, dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, memicu lonjakan insulin yang akhirnya memperburuk peradangan di tubuh. Hal ini bisa memicu produksi sebum berlebih di kulit, yang kemudian menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Namun, cokelat justru memiliki IG rendah hingga sedang, sehingga dampaknya terhadap kadar insulin tidak sebesar makanan lain yang tinggi gula.
Sejumlah peneliti mencoba mengidentifikasi komponen dalam cokelat yang berpotensi memicu jerawat. Sebuah penelitian pada 2011, yang menguji efek cokelat hitam 100% tanpa tambahan gula, menemukan bahwa cokelat bisa memperparah jerawat. Namun, studi ini melibatkan hanya 10 peserta dan tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi.
Studi lain menunjukkan bahwa pola makan Barat, yang tinggi lemak dan gula, bisa memperburuk kondisi kulit. Dalam studi populasi besar yang diterbitkan pada 2020, peneliti menganalisis pola makan lebih dari 24.000 orang dan menemukan kaitan antara pola makan ini dengan munculnya jerawat.
Baca juga : Ini Tips Perawatan Terbaik untuk Mengatasi Jerawat yang Parah dan Membandel
Lantas, apakah kita harus menghindari cokelat? Tidak serta-merta. Jenis cokelat yang dikonsumsi juga berperan penting. Cokelat hitam, misalnya, mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cokelat hitam dapat mengurangi stres oksidatif pada kulit, yang bermanfaat bagi kesehatan kulit secara keseluruhan, terutama dalam mencegah penuaan dini.
Namun, jika Anda secara genetik cenderung memiliki jerawat, pola makan tertentu yang tinggi gula dan lemak mungkin dapat memperburuk kondisi kulit Anda. Dr. Du-Harpur menekankan pentingnya pola makan yang sehat bagi tubuh secara keseluruhan.
"Tubuh kita bekerja dalam harmoni. Apa yang baik untuk jantung, otak, dan usus juga baik untuk kulit," jelasnya.
Jadi, apakah cokelat penyebab jerawat? Jawabannya tidak sesederhana itu. Cokelat bukanlah musuh utama kulit, tetapi tetap harus dikonsumsi dengan bijak sebagai bagian dari pola makan yang seimbang. Lebih penting lagi, menjaga pola makan yang kaya buah, sayur, dan makanan antioksidan dapat membantu menjaga kulit tetap sehat, terlepas dari cokelat di dalam menu Anda. (NA)
Penggunaan skincare saja tidak cukup mencegah dan mengatasi sejumlah permasalahan kulit seperti bekas jerawat, penuaan dini, hiperpigmentasi, dan lainnya.
Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi tantangan besar dalam pengobatan jerawat.
Jerawat muncul akibat berbagai faktor yang mempengaruhi kulit, terutama produksi minyak berlebih dan penyumbatan pori-pori.
Apabila didiamkan saja tanpa ada pengobatan, jerawat akan menimbulkan rasa tidak nyaman, tidak percaya diri, bahkan akan menimbulkan rasa nyeri apabila tidak sengaja tersentuh.
Jerawat hormonal adalah jenis jerawat yang disebabkan oleh fluktuasi hormon dalam tubuh. Biasanya, jerawat ini muncul di sekitar dagu, rahang, dan pipi.
Beras kencur yang terdiri atas rimpang-rimpangan kencur dan rendaman beras ini memiliki manfaat
Perawatan kulit yang efektif dimulai dari hidrasi optimal dan persiapan kulit yang baik, terutama bagi mereka yang menjalani prosedur estetika.
Masalah kulit bayi seperti ruam popok, kemerahan, hingga iritasi, masih menjadi keluhan umum yang sering dihadapi para orangtua.
Luna Maya yang baru saja menikah mencuri perhatian publik dengan penampilannya yang glowing, elegan, dan timeless.
Sinar ultraviolet memang bermanfaat untuk membentuk vitamin D di dalam tubuh. Namun, paparan yang berlebihan justru bisa berdampak buruk pada kesehatan.
PERLINDUNGAN dasar kulit menjadi hal penting yang patut diperhatikan terutama saat peralihan musim. Ini penting dilakukan untuk menghindari dampak buruk bagi kesehatan kulit.
Para calon haji sebaiknya membawa produk fotoproteksi seperti topi lebar, kacamata hingga sunscreen dan moisturizer yang disarankan untuk kulit sensitif dan tidak mengandung parfum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved