Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mengenal Gegar Otak: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganannya

Eve Candela F
20/9/2024 12:43
Mengenal Gegar Otak: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganannya
Gegar otak adalah cedera otak traumatis yang disebabkan benturan atau pukulan keras pada kepala. Ini penyebab, gejala, dan cara penangannya.(freepik)

GEGAR otak adalah bentuk cedera kepala traumatis yang disebabkan benturan atau pukulan ke kepala, atau bahkan guncangan kecil dan tajam. Meskipun gejalanya mungkin tampak ringan atau memerlukan waktu untuk muncul, gegar otak membawa risiko serius dan dapat menimbulkan efek samping jangka panjang.

Penyebab Gegar Otak

Penyebab umum gegar otak biasanya adalah benturan atau guncangan keras pada kepala yang memengaruhi fungsi otak. Benturan atau guncangan ini bisa disebabkan oleh:

  • Pukulan keras pada kepala atau leher yang membuat otak terguncang.
  • Gerakan tubuh yang tiba-tiba dan keras, seperti saat mengalami kecelakaan motor atau mobil.

Selain itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gegar otak meliputi:

Baca juga : Hari Kesadaran Gegar Otak: Meningkatkan Kepedulian terhadap Cedera Otak Traumatic

  • Memiliki riwayat gegar otak sebelumnya.
  • Terlibat dalam aktivitas fisik berisiko tinggi, seperti olahraga tinju, terutama tanpa pengawasan profesional dan perlindungan yang memadai.
  • Mengabaikan keselamatan saat berkendara, seperti tidak memakai helm saat mengendarai sepeda motor atau dalam keadaan setengah sadar.

Gejala Gegar Otak Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Salah satu tanda penting yang perlu diperhatikan pada gegar otak adalah munculnya memar atau luka di kepala. Gejala gegar otak juga dapat muncul dalam waktu beberapa menit hingga beberapa hari setelah benturan.

Berikut adalah beberapa gejala gegar otak yang biasanya muncul, tergantung tingkat keparahannya:

Gegar Otak Ringan

Seseorang dikatakan mengalami gegar otak ringan jika gejala yang dirasakan berlangsung kurang dari 15 menit. Kondisi ini tidak menyebabkan kehilangan kesadaran, dan gejalanya meliputi nyeri kepala ringan, benjolan di kepala, pusing sementara, kebingungan, mual, sensitivitas terhadap cahaya atau suara, dan kesulitan berkonsentrasi.

Baca juga : Maag dan Serangan Jantung Punya Gejala yang Mirip, Apa Bedanya?

Gegar Otak Sedang

Gejala gegar otak sedang mirip dengan gegar otak ringan, tetapi dapat bertahan lebih dari 15 menit. Penderita umumnya tidak kehilangan kesadaran dan dapat kembali beraktivitas setelah gejala mereda. Gejalanya meliputi sakit kepala yang berlanjut, kebingungan, pusing, mual dan muntah, perubahan mood, kelelahan, kesulitan tidur, serta gangguan keseimbangan atau koordinasi.

Gegar Otak Berat

Mwskipun hanya untuk beberapa detik, gegar otak berat biasanya ditandai dengan kehilangan kesadaran. Gejala tambahan yang mungkin muncul meliputi, sakit kepala berat, kebingungan atau disorientasi, bicara tidak jelas, muntah berkali-kali, kejang, kesulitan menjaga keseimbangan, dan ilang ingatan (amnesia).

Pada gegar otak ringan dan sedang, gejala biasanya membaik dalam beberapa hari atau minggu. Namun, pada gegar otak berat, gejala sering kali tidak membaik dan bisa semakin parah, sehingga perlu penanganan medis segera.

Pengobatan Gegar Otak

Pengobatan gegar otak bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Sebagian besar kasus dapat diatasi di rumah atau dengan metode medis yang konservatif. Perawatan yang mungkin dilakukan meliputi:

  1. Menggunakan obat pereda nyeri yang tersedia tanpa resep.
  2. Memastikan cukup hidrasi, karena gegar otak dapat menyebabkan mual dan muntah yang berpotensi menimbulkan dehidrasi.
  3. Mengambil waktu istirahat yang cukup.
  4. Menghindari olahraga dan aktivitas berat untuk sementara waktu.
  5. Tidak mengemudikan kendaraan, baik mobil maupun sepeda, atau aktivitas yang memerlukan pengendalian.
  6. Menghindari konsumsi alkohol selama masa pemulihan, karena dapat menghambat proses penyembuhan dan berinteraksi negatif dengan obat tertentu.
  7. Memberikan istirahat pada otak dengan mengurangi penggunaan perangkat elektronik seperti TV, ponsel, dan komputer. Hal ini penting untuk menghindari cahaya dan suara yang dapat memperburuk gejala dan memperlambat pemulihan.

Selain itu, jika terdapat kondisi seperti pendarahan di otak, pembengkakan otak, atau cedera serius lainnya, evaluasi untuk tindakan bedah atau prosedur medis lain mungkin diperlukan. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya