Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
DPR RI dan Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah sepakat untuk membatalkan atau tidak meneruskan Rancangan Undang-Undang Pengawasan Obat dan Makanan (RUU POM).
“Pemerintah dan DPR sepakat untuk tidak meneruskan RUU POM,” kata Budi Gunawan di Gedung DPR pada Selasa (17/9).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan alasan tidak dilanjutkannya RUU POM karena substansi yang ada dalam draft dokumen tersebut dinilai telah diakomodir dalam UU Kesehatan dan UU Cipta Kerja yang disusun dengan metode Omnibus Law.
Baca juga : DPR Kecewa PP Produk Tembakau Minim Pelibatan Publik
“Sebagian besar substansi RUU POM ini telah tertera dan diatur sana, hanya mungkin yang belum itu terkait organisasi dan sebagainya. Tapi nanti hal itu bisa diturunkan dari turunan UU maupun PP,” jelasnya.
Kendati demikian, Nadia memastikan Badan POM akan tetap berkedudukan sebagai badan yang setara dengan K/L yang bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden, dan menjadi mitra strategis dari Kemenkes dalam mengatur kebijakan terkait obat.
“Sebagai badan, kedudukan BPOM sama seperti saat ini. Bahwa tidak ada ada perubahan mengenai organisasinya, artinya BPOM tetap akan koordinasi bersama Kemenkes dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden,” tuturnya.
Baca juga : Kasus Covid-19 Naik, Kebijakan Vaksin Berbayar Per 1 Januari 2024 Tidak Pas
Sebelumnya, Kemenkes telah menjelaskan bahwa substansi RUU POM mengenai sediaan farmasi, alat kesehatan (alkes), perbekalan kesehatan yang memuat ketentuan mengenai penggolongan obat dan obat bahan alam, standar, persyaratan, perbuatan, produksi dan peredaran telah terakomodir di UU Kesehatan.
Demikian juga berkaitan dengan substansi materi pengawasan obat dan makanan telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 khususnya dalam bab yang mengatur mengenai upaya kesehatan, perbekalan kesehatan dan ketahanan kefarmasian dan alkes.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan juga diatur ketentuan mengenai pangan olahan yang menjadi salah satu subjek dalam pengaturan RUU POM. Antara lain mengenai penggolongan pangan olahan, informasi produk, peredaran pangan olahan serta penelitian dan pengembangan pangan olahan. (H-2)
DPR RI setuju untuk tidak melanjutkan pembahasan terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan (POM).
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai aturan pengawasan obat dan makanan sudah secara komprehensif diatur baik dalam undang-undang hingga peraturan turunan di bawahnya
KETUA Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang meyakini kelembagaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) sebaiknya tetap dipisah.
Setelah melakukan simulasi, menurut dia, berbagai partai politik tersebut akan memutuskan sikap untuk sistem penyelenggaraan pemilu atau pilkada ke depannya.
Ketua Banggar DPR RI menekankan pembangunan IKN tetap dilanjutkan meski anggarannya memiliki perubahan dari waktu ke waktu.
PARTAI politik di DPR begitu reaktif dalam merespons Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No 135/PUU-XXII/2025.
DPR menyebut perayaan HUT ke-80 RI pada 17 Agustus digelar di Jakarta, bukan di Ibu Kota Nusantara atau IKN, Kalimantan Timur karena memakan biaya banyak.
DPR dan pemerintah tidak menyerap aspirasi semua pihak dalam membahas RUU KUHAP.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved