Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
TUBERCLOSIS (Tb) telah menjadi masalah kesehatan global selama berabad-abad, termasuk di Indonesia. Sebagai salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, TB menyebar melalui udara, umumnya dari penderita aktif yang batuk, bersin, atau berbicara. Walaupun ada kemajuan dalam upaya pengendalian, Tb masih menjadi ancaman serius, terutama dengan munculnya Tb yang resisten terhadap obat-obatan (MDR-TB). Di Indonesia, TB menjadi salah satu prioritas kesehatan utama, mengingat tingginya jumlah kasus yang terus meningkat setiap tahunnya.
Pada semester pertama tahun 2024, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 30 ribu kasus Tb baru di Jakarta selama enam bulan pertama. Angka ini mencerminkan beban besar yang dihadapi Indonesia dalam pengendalian penyakit ini.
Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan pengobatan Tb melibatkan kombinasi antibiotik yang harus dikonsumsi secara teratur selama enam hingga sembilan bulan. Pengobatan ini harus diselesaikan hingga tuntas untuk mencegah resistensi obat. Kasus Tb yang tidak diobati atau tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk MDR-TB, yang memerlukan pengobatan lebih lama dan lebih kompleks.
Baca juga : Tuberkolusis hingga Rokok, Masalah Kesehatan Paru Harus Mendapat Perhatian Khusus dari Pemerintah Mendatang
"Pencegahan Tb meliputi vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin) untuk anak-anak guna mencegah bentuk Tb yang berat. Edukasi kesehatan masyarakat tentang pentingnya etika batuk dan kebersihan pernapasan," kata Dicky, Selasa (17/9).
Skrining rutin pada kelompok berisiko tinggi, seperti petugas kesehatan dan orang yang tinggal di rumah dengan penderita Tb harus rutin dilakukan.
Adapun faktor yang berkontribusi penyebaran Tb antara lain kepadatan penduduk kota-kota besar seperti Jakarta memiliki populasi padat, meningkatkan risiko penularan. Kemudian stigma sosia: Banyak penderita Tb yang enggan untuk mendapatkan diagnosis atau pengobatan karena takut dikucilkan.
"Ada juga pandemi covid-19 karena pandemi ini telah menyebabkan gangguan dalam layanan kesehatan, termasuk program deteksi dan pengobatan Tb. Ada juga meningkatnya resistensi oba, kasus MDR-TB di Indonesia menjadi tantangan besar dalam pengobatan dan memerlukan penanganan khusus," ujar Dicky.
Selain itu, kemiskinan adalah faktor yang turut berkontribusi pada sulitnya mengendalikan penyakit Tb. (S-1)
Indonesia mencatatkan angka kematian akibat tuberkulosis atau TB sebesar 134 ribu jiwa per tahun atau sekitar dua orang meninggal setiap lima menit.
Masyarakat diajak untuk tidak ragu dan malu melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas jika memiliki gejala kasus TB sebab penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Akibat penyakit tersebut 15 orang meninggal dunia sebelum mendapatkan pengobatan.
MENTERI Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan fakta mengejutkan. Di Indonesia, katanya, dua orang meninggal karena tuberkulosis (Tb) setiap lima menit.
Pasien TB RO harus minum lebih banyak obat setiap hari dan menjalani pengobatan dalam jangka yang lebih lama sesuai dengan rekomendasi dari tim ahli klinis agar bisa sembuh.
Ia menjelaskan, pengobatan Tb umumnya membutuhkan waktu antara 6 hingga 9 bulan.
TUBERKULOSIS (TB) bisa menular dengan cepat antarmanusia melalui udara. Penyakit tersebut bisa dialami oleh semua orang, tetapi ada 5 kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terkena TB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved