Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KECAKAPAN dalam teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) kini bukan lagi pilihan, melainkan menjadi kebutuhan mendesak bagi sumber daya manusia yang ingin tetap kompetitif. Karena itu, penguasaan keterampilan dasar dalam pengolahan data dan pemrograman, diikuti dengan pemahaman tentang konsep AI dan penerapannya dalam berbagai industri amat penting dimiliki.
Hal tersebut merupakan bahasan dari acara Student Onboarding yang digelar oleh Masyarakat Industri Kreatif dan Teknologi Indonesia (MIKTI) untuk Program Studi Independen MIKTI - MSIB 7 bertajuk "Become a Data-Driven Creative Tech Developer & Business Analyst: Harness the Power of Artificial Intelligence (AI)".
Program ini secara khusus dirancang untuk memperkuat kemampuan mahasiswa dalam teknologi digital dan AI, yang semakin menjadi pilar utama dalam transformasi industri global.
Baca juga : Ini Dampak AI pada Cara Perusahaan Mengelola SDM
Ketua Umum MIKTI, M. Andy Zaky, menekankan pentingnya kesiapan talenta digital dalam menghadapi tantangan dunia industri yang semakin bergantung pada kecerdasan buatan.
"Program MSIB 7 ini merupakan langkah strategis dalam mengasah kemampuan teknologi digital dan bisnis yang berfokus pada AI, sebagai penggerak utama di era industri 4.0," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (14/9).
Di tempat yang sama, Kepala Divisi Talenta MIKTI, Ibnu Sina Wardy menambahkan bahwa pihaknya melihat bahwa kecakapan dalam teknologi digital dan AI bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi SDM yang kompetitif.
Baca juga : Ada AI, Ini Pekerjaan yang Terus Berkembang di Masa Depan
“Program ini menjadi platform untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan di tengah cepatnya perkembangan teknologi,” kata dia.
Sementara itu, Head of Programme MIKTI, Raja A. Alrando menjelaskan struktur program yang berfokus pada kolaborasi antara teknologi digital dan ilmu data.
"Program ini dirancang agar para siswa memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif. Selama pelatihan, mahasiswa tidak hanya akan mempelajari teori, tetapi juga menghadapi tantangan dunia nyata dengan studi kasus yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengatasi berbagai masalah sosial dan bisnis. Kami memastikan bahwa setiap peserta siap untuk menjadi bagian dari inovasi di dunia kerja yang serba digital," jelasnya.
Program Studi Independen MIKTI - MSIB 7, yang didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Ristekdikti), menawarkan pendidikan gratis selama satu semester penuh. Peserta akan bekerja bersama praktisi industri, mengerjakan proyek untuk menyelesaikan tantangan sosial di masyarakat menggunakan teknologi dan kelimuan data.
Komitmen MIKTI untuk mendukung pengembangan talenta digital Indonesia tercermin dalam program ini, yang tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis yang siap diterapkan di lapangan. Dengan pembimbing dari para ahli industri, diharapkan mahasiswa MSIB 7 mampu menjadi penggerak transformasi digital di masa depan.(H-2)
Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan hasil survei pada karyawan terpilih serta presentasi direksi.
Program Sinergi Mengajar terbukti mampu menjawab isu-isu ketenagakerjaan yang sebelumnya cukup dominan di area tersebut.
Kesiapan SDM menjadi pilar utama dalam menjaga daya saing industri manufaktur Indonesia khususnya di tengah dinamika global yang tak menentu.
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
LPP PHI dan STIAMI menjalin kerja sama pengembangan pendidikan. Hal ini mengingat tingginya kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan profesional di sektor perhotelan dan wisata.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
USK dan Komdigi yang sebelumnya bernama Kominfo telah banyak melakukan program kolaborasi yang tujuannya untuk melahirkan talenta digital.
Indonesia butuh 9 juta talenta di sektor digital terampil hingga 2030. Sementara saat ini jumlahnya baru 500 ribu talenta.
Meutya mengatakan masyarakat harus memahami dan merasa nyaman dengan teknologi baru sebelum mengadopsinya.
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. menyebut Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) atau talenta digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved