Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Jerman Dukung Pendanaan Transisi Energi di Indonesia

Ihfa Firdausya
10/9/2024 21:52
Jerman Dukung Pendanaan Transisi Energi di Indonesia
Energi terbarukan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) di NTB.(ANTARA)

PERJALANAN transisi energi Indonesia mendapat dukungan dan sokongan dari banyak negara, salah satunya Jerman. Wakil Kepala Misi, Kedutaan Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Thomas Graf mengatakan Jerman termasuk negara yang berkomitmen menyediakan pendanaan transisi energi dalam kerangka Just Energy Transition Partnership (JETP).

"Sejauh ini, Jerman telah memberikan kontribusi sekitar US$1 miliar untuk proyek di JETP, dan sekitar US$2,4 miliar untuk memperkuat sektor energi yang berkelanjutan di Indonesia,” kata Thomas dalam pembukaan Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024 di Jakarta, Selasa (10/9).

Lisa Tinschert, Direktur Program Energi GIZ Indonesia/ASEAN, mengungkapkan bahwa ISEW 2024 menjadi momen penting untuk memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Jerman, khususnya dalam bidang transisi energi yang berkelanjutan.

Baca juga : Kembangkan Energi Bersih Terbarukan, PLTS Ground-Mounted Diresmikan Beroperasi

GIZ yang merupakan Badan Kerja Sama Internasional Jerman berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai target energi terbarukan dan emisi nol bersih.

"ISEW menjadi bagian penting dalam 30 tahun kerja sama sektor energi antara Indonesia dan Jerman, yang menyediakan dukungan teknis dan finansial untuk proyek energi terbarukan," katanya.

Indonesia Sustainable Energy Week 2024 memiliki tema besar yakni “Bersatu Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan: Memajukan Transisi Energi untuk Indonesia Emas dan Emisi Nol Bersih”.

Baca juga : Keberlanjutan Pengelolaan Mineral Kritis Kunci Transisi Energi

ISEW 2024 memiliki tiga tujuan utama. Pertama menjadi forum pertemuan tingkat tinggi antara Pemerintah Indonesia dan Jerman untuk mendukung transisi energi global dan nasional.

Kedua menjembatani pembuat kebijakan dengan masyarakat, termasuk organisasi masyarakat sipil, akademisi, generasi muda, dan pemangku kepentingan non-energi. Ketiga meningkatkan kesadaran akan teknologi berkelanjutan di kalangan masyarakat, sektor swasta, dan komunitas.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyebutterdapat empat faktor yang perlu ada untuk mempercepat transisi energi. Keempatnya antara lain kebijakan yang mendukung investasi energi terbarukan, ketersediaan teknologi energi terbarukan, ketersediaan pendanaan, serta dukungan dan partisipasi masyarakat dan para pemangku kepentingan.

Fabby menambahkan, dalam proyek-proyek kerja sama antara Indonesia dan Jerman, IESR turut ikut berkolaborasi bersama dengan GIZ Indonesia dan Kementerian PPN/Bappenas. Misalnya dalam Project Clean, Affordable and Secure Energy (CASE) for Southeast Asia dan Sustainable Energy Transition Indonesia (SETI) bersama dengan GIZ Indonesia dan Kementerian ESDM dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia.

“Pemerintah perlu tetap konsisten dan berusaha sekuatnya mengejar target bauran energi terbarukan 23% pada 2025. Saat ini, salah satu strategi yang dikejar oleh pemerintah adalah penyelesaian purchase power agreement (PPA) atau Perjanjian Jual Beli Listrik untuk energi terbarukan antara pengembang dan PLN, serta percepatan implementasi PLTS atap," ungkap Fabby. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya