Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) secara intensif terus melatih ribuan ASN meliputi guru, kepala madrasah, pengawas, penghulu, penyuluh, dan jabatan fungsional lainnya. Kemenag juga memberikan pelatihan bagi masyarakat umum, tidak terkecuali mereka yang berada di wilayah terluar, terdalam, dan terpencil (3T).
Pelatihan diberikan melalui platform Massive Open Online Course (MOOC) Pintar. Keberadaan platform ini memberi kemudahan ditandai dengan banyaknya peserta yang ikut pelatihan.
Kepala Pusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Balitbang Diklat, Kemenag, Mastuki mengutarakan, sepanjang semester pertama 2024, sebanyak 41.032 peserta dari wilayah 3T telah mengikuti Pelatihan di MOOC Pintar.
Baca juga : MOOC Pintar di Kemenag, Transformasi Digital Membangun Budaya Kerja Bersama
"Awalnya, kami tidak mengira pelatihan MOOC dapat diakses di semua wilayah 3T. Karena dari sisi akses dan geografi kita tahu kondisinya sulit terjangkau. Ternyata, di luar ekspektasi, MOOC Pintar bisa menjangkau puluhan ribu peserta di daerah pelosok yang ingin meningkatkan kompetensi," kata Mastuki di kantor Pusdiklat dan Balitbang Kemenag di Ciputat, Tangsel, Banten, Sabtu (7/9).
Menurut Mastuki, MOOC merupakan program unggulan yang berhasil dalam transformasi digital di Kementerian Agama.Karena itu MOOC Pintar mendapat apresiasi Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Platform MOOC dinilai mampu mempercepat pengembangan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Kemenag yang berjumlah lebih dari 3 juta orang.
"Memang jika dibandingkan dengan jumlah ASN dan SDM Kemenag, akses MOOC ini masih kecil. Program MOOC baru menjangkau 41.032 dari total 1 juta peserta MOOC seluruh Indonesia di waktu yang sama. Masih besar jumlah yang perlu disasar dan sosialisasi massif", tambahnya.
Baca juga : Balitbang Kemenag Gelar Coaching MOOC Untuk PTKN
Mastuki menjelaskan peserta wilayah 3T yang terjangkau MOOC berasal dari Provinsi Aceh 189 peserta, Sumatera 2.011 peserta, Bengkulu 203 peserta, dan Lampung 594 peserta. Selain itu dari Jawa Timur ada 5.962 peserta, Banten 4.606 peserta, NTB 13.530 peserta, Nusa Tenggara Timur (NTT) 2.012 peserta, Kalimantan 3.815 peserta, Sulawesi 5.798 peserta, Maluku 1.470 peserta, dan Papua 842 peserta.
"Jangkauan wilayah 3T tentu capaian yang baik. Ini membuktikan pelatihan online sudah menjadi kebutuhan pegawai di manapun berada. MOOC dirancang agar dapat digunakan dimana saja dan kapan saja", imbuhnya.
Mastuki yang pernah menjabat Kepala Pusat Informasi dan Penerangan (Pinmas) Kemenag ini menandaskan Pusdiklat Kementerian Agama berkomitmen meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan non-pendidik serta masyarakat yang ingin meningkatkan kompetensi dan kapasitas individu. Tak terkecuali peserta di wilayah 3T. (S-1)
Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta.
Adapun materi pelatihan berupa observasi medan, latihan kering (dry training) dan sesi utama SAR Exercise, yaitu simulasi penyelamatan di ketinggian secara beregu.
Program ini membuka kesempatan bagi mahasiswa aktif dari seluruh Indonesia untuk memperoleh kuota hingga 2.000 beasiswa senilai Rp14 juta guna mengikuti pelatihan teknologi.
Direktur PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute), Wahyu Riyadi, hadir memberikan sambutan dengan penuh semangat.
Sosialisasi ini bertujuan memberikan wawasan mengenai pentingnya identifikasi dan pengelolaan risiko dalam menjalankan usaha, terutama di sektor kuliner.
Kegiatan ini sejalan dengan salah satu program prioritas Kemendikdasmen, yaitu Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial atau Koding dan KA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved