Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERNAHKAH kamu melihat orang yang ketika berbicara tampak di sekitar mulutnya terdapat busa-busa putih? Atau bahkan kamu mengalaminya? Mulut yang ketika berbicara keluar busa-busa putih di sekitar mulut menandakan mulut yang kering.
"Jadi 90% dari air liur itu terbuat dari air. Jadi kalau kandungan airnya berkurang, air liurnya jadi berbusa deh," kata Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arthur S. Simon, SpKK., melalui Instagram @dokterkulitkucom.
Baca juga : Kenali Jenis Batuk, Waspada Jika Kerap Terjadi pada Malam Hari
Kulit yang kering disebabkan oleh beberapa faktor. Dr Arthur membagikan beberapa hal yang bisa menyebabkan mulut menjadi kering.
1. Efek Samping Obat
Kurangnya kadar air di mulut dan air liur bisa juga merupakan efek samping dari obat.
Baca juga : Faktor Risiko dan Kebiasaan yang Picu Stroke pada Usia di Bawah 45 Tahun
"Banyak banget obat yang menyebabkan mulut terasa kering mulai dari obat penghilang rasa sakit, anti depresan, obat flu dan juga obat alergi misalnya," kata dr Arthur.
2. Bernapas Lewat Mulut
Selain itu, kebiasaan napas lewat mulut juga membuat mulut menjadi kering.
3. Merokok dan Konsumsi Alkohol
Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga bisa membuat mulut menjadi mudah kering. (M-4)
Studi yang dipimpin ahli biologi dari Penn State menemukan gaya hidup dapat mempengaruhi komposisi mikrobioma mulut, yakni komunitas mikroorganisme yang hidup di dalam mulut.
Kesehatan tubuh kita sangat bergantung pada asupan nutrisi yang memadai, termasuk vitamin yang berperan penting dalam berbagai fungsi vital.
Merokok selama bulan puasa, termasuk saat sahur dan berbuka puasa menyebabkan bau mulut dan nafas jadi tidak segar.
Untuk mengatasi masalah mulut, sebagai merek yang berkomitmen terhadap kesehatan oral berbasis bahan alami dan teknologi rendah iritasi,
TEETHER merupakan mainan yang digunakan oleh bayi untuk merangsang pertumbuhan gigi. Oleh sebab itu sangat penting untuk membersihkan teether secara rutin dan dengan cara yang tepat dan aman.
Studi klinis yang diterbitkan dalam jurnal New England Journal of Medicine menemukan obat diabetes mampu melambatkan perkembangan masalah motorik terkait penyakit Parkinson.
Meskipun obat-obatan dapat menjadi solusi dalam pengelolaan kondisi tersebut, banyak orang mencari alternatif alami untuk mengontrol atau bahkan mengurangi risiko berbagai penyakit.
Salah satu saran, masyarakat juga perlu mewaspadai jika memperoleh skincare yang bertekstur terlalu kental atau lengket.
Penelitian terbaru menunjukkan obat untuk mengatasi diabetes dan obesitas, dapat meningkatkan risiko kelumpuhan lambung (gastroparesis).
Obat antinyeri seperti ibuprofen dan allopurinol adalah obat yang sangat merusak ginjal.
Pengidap migrain jangan mengonsumsi obat selama lebih dari 15 hari dalam sebulan karena bisa menyebabkan medication-overuse headache(MOH) atau sakit kepala akibat dosis obat berlebihan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved