Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
TEETHER merupakan mainan yang digunakan oleh bayi untuk merangsang pertumbuhan gigi. Dikarenakan teether masuk ke mulut bayi, oleh sebab itu sangat penting untuk membersihkan teether secara rutin dan dengan cara yang tepat dan aman.
Lalu, seberapa sering harus mencuci teether? Seberapa sering membersihkan teether tergantung pada seberapa sering mainan tersebut digunakan.
Teether yang yang digunakan setiap hari sebaiknya dicuci setiap kali selesai digunakan, terutama jika kamu memiliki bayi yang berusia dua atau tiga bulan, yang sistem kekebalannya belum berkembang sepenuhnya. Seiring bertambahnya usia dan mainannya semakin jarang digunakan, mainan tersebut dapat dicuci setiap 2-3 hari.
Melansir dari situs Nuby, perusahaan yang menyediakan berbagai macam produk untuk bayi dan balita, berikut beberapa cara membersihkan teether dengan tepat dan aman.
1. Baca Panduan
Kamu sebaiknya membaca terlebih dahulu panduan cara membersihkan teether yang tertera di boks kemasannya.
2. Rendam di Air Mendidih
Kamu bisa mencuci teether dengan sabun khusus peralatan bayi. Kemudian, rendam teether di dalam air mendidih dalam waktu 5-10 menit. Dinginkan dan keringkan teether sebelum memberikannya lagi pada anak.
3. Soda Kue dan Air
Menggunakan soda kue dan air adalah metode yang aman dan alami untuk membersihkan dan mensterilkan teether. Buat campuran air dan soda kue, lalu rendam mainan di dalamnya selama 5-10 menit sebelum mengeringkannya.
4. Cuka Putih dan Air
Meskipun cuka putih tidak berbau harum, tetapi cuka putih merupakan salah satu cara paling aman untuk membersihkan teether.
Campurkan cuka putih dan air dalam jumlah yang sama ke dalam mangkuk dan biarkan mainan terendam di dalamnya beberapa saat. Setelah itu, angkat dan teether bisa dikeringkan. (M-4)
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Untuk mengatasi masalah mulut, sebagai merek yang berkomitmen terhadap kesehatan oral berbasis bahan alami dan teknologi rendah iritasi,
Merokok selama bulan puasa, termasuk saat sahur dan berbuka puasa menyebabkan bau mulut dan nafas jadi tidak segar.
Kesehatan tubuh kita sangat bergantung pada asupan nutrisi yang memadai, termasuk vitamin yang berperan penting dalam berbagai fungsi vital.
Studi yang dipimpin ahli biologi dari Penn State menemukan gaya hidup dapat mempengaruhi komposisi mikrobioma mulut, yakni komunitas mikroorganisme yang hidup di dalam mulut.
PERNAHKAH kamu melihat orang yang ketika berbicara tampak di sekitar mulutnya terdapat busa-busa putih? Atau bahkan kamu mengalaminya? Mulut yang ketika berbicara keluar busa
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved