Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GUSI berdarah saat menyikat gigi menjadi salah satu dari sekian banyaknya masalah yang dialami orang. Ternyata berdarah gusi saat menyikat gigi menandakan bahwa mulut tidak sehat.
Selain dari kesehatan mulut hingga gusi berdarah ini dapat membuat gigi kalian copot dan mengalami infeksi pada gusi.
Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia, drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc mengungkapkan, perdarahan saat menyikat gigi sering kali menandakan adanya penumpukan plak yang signifikan.
Baca juga : Susah Makan, Masalah Kesehatan Gigi Anak Berkaitan Erat dengan Stunting
"Plak adalah sisa makanan dan bakteri yang mengeras menjadi karang gigi dan dapat menyebabkan infeksi. Infeksi ini dapat menyebar dari gusi ke tulang pendukung gigi, mengakibatkan gigi menjadi goyang dan, jika tidak ditangani, akhirnya copot," ungkapnya.
Menurut Alokdokter, terdapat lima faktor lain yang bisa menyebabkan gusi berdarah.
Radang gusi sering terjadi karena kebiasaan menyikat gigi yang buruk atau kurangnya perawatan mulut. Bakteri dan sisa makanan membentuk plak yang menyebabkan gusi meradang dan berdarah.
Baca juga : Salah Kaprah dalam Menyikat Gigi
Jika radang gusi tidak diobati, bisa berkembang menjadi periodontitis, infeksi gusi yang menyebar ke jaringan penyangga dan tulang gigi. Ini dapat membuat gigi goyang atau tanggal.
Kurangnya vitamin C atau K dapat menyebabkan gusi rentan berdarah. Vitamin C penting untuk perbaikan jaringan, sedangkan vitamin K diperlukan untuk pembekuan darah.
Perubahan hormon selama kehamilan dapat membuat gusi lebih sensitif dan mudah berdarah.
Baca juga : Permen Karet Bermanfaat untuk Kesehatan Gigi
Beberapa obat, seperti pengencer darah, dapat memicu gusi berdarah.
Gunakan sikat gigi dengan ujung lembut dan pasta gigi berfluoride. Sikat gigi secara perlahan untuk menghindari luka pada gusi.
Berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC (Cetylpyridinium Chloride) dua kali sehari untuk membunuh kuman dan menghilangkan sisa makanan.
Baca juga : Ketahui Waktu yang Tepat untuk Menyikat Gigi
Konsumsi makanan kaya vitamin C (seperti jambu biji, brokoli) dan vitamin K (seperti bayam, brokoli) untuk mendukung kesehatan gusi.
Konsumsi minimal 2 liter air putih per hari untuk membantu membersihkan sisa makanan dan mengurangi plak.
Hindari makanan dan minuman ekstrem, serta berhenti merokok untuk menjaga kesehatan mulut.
Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah masalah lebih serius.
Dengan memahami penyebab dan cara mengatasi gusi berdarah, Anda dapat menjaga kesehatan mulut dengan lebih baik dan mencegah masalah yang lebih besar di kemudian hari. (Z-12)
GTM menyebabakan asupan nutrisi harian menjadi terbatas karena anak enggan mengonsumsi makanan yang diberikan.
Federation Dental International (FDI) dan WHO menargetkan usia 5 sampai 6 tahun setidaknya 50% harus bebas dari karies gigi di setiap negara.
Padahal, karies gigi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan nyeri, gigi tanggal, bahkan kematian
Bila menyikat gigi dilakukan persis setelah makan, kandungan asam dalam rongga mulut masih banyak dan justru akan menyebarkan asam ke seluruh gigi akibat disikat.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan kesehatan gigi. Perawatan ini bisa dilakukan harian namun perlu rutinitas.
ADA sejumlah salah kaprah dalam merawat gigi, termasuk menyikatnya. Masih banyak masyarakat yang belum memahami dalam menjaga kesehatan gigi.
Cara yang pertama, kalian harus menggunakan pakaian yang bersih dan nyaman.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Rasa stres dan banyaknya pikiran membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Siklus menstruasi kalian bisa saja menjadi lebih cepat atau telat.
Dampaknya, tak hanya terjadi dua kali dalam satu bulan saja, namun siklus menstruasi juga bisa lebih cepat atau lambat datangnya.
Pengobatan dengan cara ini biasa dilakukan untuk penderita kanker. Dengan menjalani keoterapi maka kanker atau benjolan tersebut bisa mengecil.
Cairan tersebut adalah bakteri yang berfungsi sebagai pelumas pada area intim perempuan. Namun, keputihan juga bisa terjadi dengan kondisi normal dan tidak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved