Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BADAN Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Sebab, anggaran kesehatan banyak terserap untuk pengobatan penyakit katastropik.
"Sekarang sudah pada sadar, kalau sadar (kesehatan), BPJS-nya tentu tidak perlu mengeluarkan uang banyak, kalau masyarakatnya sehat,
negara kuat,"kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti di sela membuka taman budaya di Lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar, Bali, Kamis (29/8)
Ia menambahkan pola hidup berkaitan dengan perilaku masyarakat, di antaranya dalam hal asupan makanan sehat. Ali Ghufron menyarankan masyarakat untuk mengurangi makanan tinggi kolesterol, gula, garam yang berpotensi besar memicu penyakit lebih berat atau kronis.
Baca juga : Kemenkes Akui Akses terhadap Sejumlah Obat Kanker Masih Terbatas
Ia juga mengajak masyarakat rutin berolahraga untuk menyeimbangkan pola hidup sehat. Selain dari sisi asupan dan olahraga, katanya, kesehatan mental juga berperan mendukung kesehatan yang dikontribusikan dari lingkungan, baik pekerjaan maupun rumah yang sehat.
"Jangan sampai lingkungan banyak masalah, misalnya perusahaan tidak mendukung kesehatan. Intinya lingkungan sehat, termasuk rumah sehat dan terakhir sistem layanan kesehatan,"tuturnya.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan hingga 1 Agustus 2024, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai 276.520.647 jiwa atau 98,19
persen. Artinya, masih ada 1,81 persen penduduk di Indonesia yang belum terdaftar JKN.
Selama 2023, BPJS Kesehatan secara nasional mencatat biaya pelayanan kesehatan dari penyakit katastropik mencapai Rp34,7 triliun untuk hampir 30 juta kasus. Jumlah itu naik dibandingkan pada 2022, yang mencapai Rp17 triliun untuk 17,8 juta kasus.
Biaya tersebut yang paling besar untuk penyakit jantung dengan biaya mencapai Rp17,6 triliun untuk 20 juta kasus. Selain penyakit jantung, ada tujuh jenis penyakit katastropik lain atau penyakit yang membutuhkan perawatan berkala yang banyak menyedot biaya besar, yakni sirosis hati, gagal ginjal, gangguan sistem peredaran darah atau hemofilia, kanker, leukimia, stroke, dan talasemia. (Ant/H-3)
BPJS Kesehatan terus menunjukkan komitmennya dalam menjamin keberlangsungan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui sistem pembiayaan layanan kesehatan
Kemenkes juga bakal memberikan beasiswa kepada para dokter di rumah sakit daerah untuk menempuh pendidikan dokter spesialis.
Penyakit katastropik adalah kondisi medis yang dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kecacatan serius. Kenali penyebab dan jenisnya.
Sebenarnya 90% stroke dapat dicegah melalui pengendalian risikonya seperti tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan jantung, merokok, kurang aktivitas fisik
Mengingat, kanker merupakan bagian dari kategori penyakit katastropik (berbiaya mahal). Pada 2014-2022, total pembiayaan layanan untuk penyakit kanker mencapai Rp28,89 triliun.
SESEORANG yang terserang stroke mungkin tidak menyadari bahwa dirinya terserang stroke atau mungkin mengabaikan tanda-tandanya.
STROK atau stroke merupakan suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa penurunan fungsi otak yang dapat memberat
Stroke merupakan penyakit tidak menular yang sangat berbahaya. Selain dapat mengancam nyawa, stroke sering kali meninggalkan dampak berupa kecacatan jangka panjang
Data ini menunjukkan adanya pergeseran epidemiologi stroke, yang kini lebih banyak menyerang populasi muda, berbeda dari pola tradisional yang biasanya menyasar lansia di atas 60 tahun.
dulu strok identik dengan penyakit orang tua. Namun saat ini terdapat pola pergeseran epidemiologi strok ke arah usia produktif, bahkan dapat menyerang anak dan remaja.
Seorang pria bernama Derick Gant, 57 tahun, warga Toledo, Ohio, berhasil selamat dari stroke saat berolahraga berkat bantuan fitur keselamatan Apple Watch
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved