Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BRIN Eksplorasi Kekayaan Biodiversitas Indonesia untuk Bidang Kesehatan

Atalya Puspa
02/8/2024 18:07
BRIN Eksplorasi Kekayaan Biodiversitas Indonesia untuk Bidang Kesehatan
BRIN(Dok. BRIN)

INDONESIA memiliki kekayaan tanaman obat dengan biodiversitas terbesar ketiga di dunia yang belum dimanfaatkan secara optimal. Proyeksi penggunaan obat berbasis bahan alam sendiri diperkirakan akan naik sebesar 9,8%, dengan nilai mencapai Rp13 triliun. Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung program Obat Modern Alami Indonesia (OMAI).

Kepala Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PRBBOOT) OR Kesehatan BRIN Sofa Fajriah berharap semua pihak dapat pengetahuan dalam melihat potensi bahan alam Indonesia khususnya hasil-hasil riset yang telah dilakukan periset di PRBBOOT yang belum diekspos.

“Kita perlu mengangkat potensi bahan alam baik dari perairan dan tumbuhan darat yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat dan kosmetik tradisional di Indonesia. Potensi ini sangat penting digali dan dipelajari termasuk bagaimana peran kimia bahan alam untuk menanggulangi penyakit,” tutur Sofa.

Baca juga : Khasiat Minyak Cengkeh, Lindungi Gigi, hingga Redam Penuaan Kulit

Pada kesempatan tersebut, Perekayasa Ahli Madya PRBBOOT BRIN, Ahmad Fauzantoro, menjelaskan H2S yang diproduksi oleh sel dalam mitokondria dapat menurun seiring dengan gaya hidup tidak sehat, akumulasi lemak tubuh, faktor usia dan juga inflamasi. Sehingga menurunnya produksi H2S dalam tubuh ini erat kaitannya dengan berbagai penyakit seperti obesitas, resistensi insulin penyebab diabetes, penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner, dan stroke.

“Menurunnya kadar H2S dalam tubuh juga dapat meningkatkan Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1) dan menurunkan ketersediaan gas nitric oxide yang penting untuk kesehatan pembuluh darah. Oleh karena itu, kekurangan H2S dalam tubuh ini dapat digantikan dengan asupan donor H2S dari makanan-makanan yang kaya akan organosulfur,” urai Ahmad.

Dirinya menambahkan, bahan alami yang kaya senyawa kimia bioaktif termasuk bioflavonoid pada jeruk, resveratrol pada anggur dan apel, minyak zaitun, serta makanan yang tinggi vitamin C dan E juga konsumsi makanan kaya organosulfur, dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dengan menurunkan kadar PAI-1 yang berlebihan.

Baca juga : Peneliti UGM Ungkap Gagal Ginjal Anak Bisa Dicegah dengan Ekstrak Buah Jenitri

“Salah satu makanan kaya akan organosulfur adalah bawang hitam, yang merupakan hasil fermentasi enzimatis dari bawang putih sehingga kandungan senyawa bioaktif S-Allyl Cysteine (SAC) dalam bawang meningkat. SAC inilah sebagai salah satu senyawa organosulfur penyumbang H2S dalam tubuh,” beber Ahmad.

Ia juga menekankan pentingnya menghindari konsumsi gula dan buah yang mengandung fruktosa berlebihan, karena dapat meningkatkan level PAI-1. Olahraga teratur dianjurkan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Sementara itu, Post-Doctoral PRBBOOT BRIN, Al Arofatus Naini menjelaskan Indonesia sebagai hotspot biodiversitas dunia, memiliki tingkat spesies endemik yang tinggi, dan kekayaan sumber daya yang belum dimanfaatkan dalam bidang farmasi, pertanian, dan lingkungan.

Baca juga : Peneliti OceanX Temukan Rangkaian Gunung Bawah Laut Indonesia

Naini mengatakan, dirinya bersama tim berhasil mengisolasi, mengidentifikasi, dan melaporkan metabolit sekunder dari tanaman Dysoxylum Indonesia, termasuk dimer sesquiterpenoid, triterpenoid, limonoid, dan makrolida. Beberapa diantaranya ditetapkan sebagai senyawa baru. Penentuan struktur dilakukan menggunakan metode spektroskopi yang luas, perhitungan kimia kuantum, dan algoritma DP4+.

“Senyawa yang diidentifikasi diuji aktivitas biologisnya sebagai senyawa sitotoksik terhadap sel kanker manusia dan sebagai agen imunomodulator berdasarkan TLR4. Hasil terbaik menunjukkan aktivitas moderat sebagai agen sitotoksik dan anti-inflamasi, serta paraxyline B sebagai agonis kuat TLR4 yang dapat diteliti lebih lanjut untuk pengembangan adjuvan vaksin,” ungkapnya.

Menurutnya, keberagaman struktur dan aktivitas biologis senyawa yang diidentifikasi telah menghasilkan studi SAR (struktur-aktivitas hubungan), dan studi fitokimia lanjutan pada spesies Dysoxylum Indonesia sedang dilanjutkan.

Ia mengharapkan kontribusi penelitian ini tidak hanya untuk ilmu pengetahuan tetapi juga untuk kemajuan kesehatan di Indonesia, dengan potensi eksplorasi dan pemanfaatan kekayaan sumber daya alam yang ada.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya