Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INDONESIA disebut masih tertinggal di dalam bidang sains dan teknologi, baik dari komitmen investasi maupun dari orkestrasi. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya riset dan pengembangan (R&D) di Tanah Air.
Hal itu disampaikan Menteri Riset dan Teknologi 2019-2021 Bambang Brodjonegoro saat memberikan paparan pada acara Tanoto Scholars Gathering (TSG) 2024 di Komplek APRIL, Pangkalan Kerinci, Riau, Minggu (28/7). Bambang menyampaikan, banyak peneliti merasa sudah cukup puas ketika telah menerbitkan karya di jurnal internasional.
"Mereka (peneliti) kalau membuat sesuatu, puas kalau sudah sampai prototipe. Saya baru ngerti karena saya tadinya di luar bidang itu (ristek), kenapa tingkat impor kita terhadap produk itu tinggi sekali, karena jarang sekali produk dari saintis kita atau engineer kita yang akhirnya bisa masuk ke ranah industrialisasi dan komersialisasi," ujar Bambang di hadapan ratusan mahasiswa penerima program beasiswa dan kepemimpinan TELADAN dari Tanoto Foundation.
Baca juga : Pendidikan Nasional masih Hadapi Tantangan Literasi dan Numerasi
Bambang menyebut keinginan peneliti untuk mempunyai paten atau mempunyai produk yang bisa dikomersilkan harus terus didorong.
"Itu kan nanti akan memberikan manfaat secara finansial yang besar bagi si peneliti bersangkutan tapi harus ada yang memfasilitasi itu, bisa pemerintah atau perusahaan swasta melalui kegiatan R&D," jelasnya.
Untuk itu, kata Bambang, tantangan terbesar bagi para mahasiswa saat ini adalah bagaimana mendekatkan sains dan teknologi dengan komersialisasi. "Salah satu kuncinya adalah kalau nanti Anda kerja di korporasi, bagaimana supaya korporasi juga ikut terlibat dalam R&D. Samsung nggak mungkin jadi yang terdepan dalam HP kalau dia tidak melakukan R&D," ujarnya.
Baca juga : Tanoto Foundation Buka Pendaftaran Beasiswa Kepemimpinan TELADAN 2023
Di sisi lain, pemerintah dinilai perlu memberikan anggaran dan dukungan yang lebih besar kepada kegiatan riset dan pengembangan (R&D) serta memberikan insentif kepada perusahaan. Bambang menyebut di luar negeri banyak peneliti yang hidupnya terjamin dengan bekerja sebagai peneliti di perusahaan swasta.
"Masalahnya di Indonesia, minat perusahaan untuk melakukan R&D itu sangat terbatas, belum banyak, mereka lebih suka menggunakan, membeli teknologi yang sudah ada," kata Bambang.
"Jadi memang ini pekerjaan jangka panjang tapi harus dimulai dengan bagaimana perusahaan swasta di Indonesia tertarik melakukan R&D. Sudah ada insentifnya namanya tax deduction untuk R&D," imbuhnya.
Menurutnya, dana riset tidak hanya bisa mengandalkan anggaran negara. Ia mencontohkan Korea Selatan yang punya rasio investasi R&D per GDP paling tinggi di dunia yakni 4,3%, mayoritas dana risetnya bukan dari pemerintah tetapi dari perusahaan.
"Jadi ini akan memberikan juga lapangan kerja yang bagus buat calon peneliti. Artinya dia tidak hanya tergantung kepada instansi pemerintah, tapi dia bisa bekerja di swasta. Dan kalau dia produktif menghasilkan, pasti dapat remunerasi yang memadai," pungkasnya. (Ifa/Z-7)
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Perpanjangan kerja sama ini merupakan tonggak penting hubungan dan kolaborasi kedua perguruan tinggi yang telah berjalan selama 10 tahun.
Para peneliti dari Vesuvius Challenge berhasil menguraikan gulungan naskah PHerc. 172 yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius, mengungkap judul dan penulisnya.
Jika kita menyeduh kopi, butiran kopi bubuk akan terekspos air panas. Air panas ini akan mengekstraksi komponen yang dikandung kopi seperti aroma, minyak, dan bagian lainnya.
Fundtastic kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun generasi cerdas finansial dengan mendukung acara Graduation Sekolah Kanisius tahun ini.
Lingkungan yang asri menjadi daya tarik masyarakat untuk memilih hunian yang tepat. Lingkungan yang asri dan dekat dengan fasilitas umum merupakan kebutuhan masyarakat
Kabar keterlibatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam rencana akuisisi GoTo oleh Grab menandai fase baru peran negara dalam menjaga kedaulatan digital.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi.
PLATFORM investasi asal Indonesia menjadi fintech pertama dalam program StratBox di bawah naungan PhiliFINNO dari Securities and Exchange Commission (SEC) Filipina.
Setelah melakukan peninjauan, Johnny Andraen optimistis, lahan yang berada di ketinggian 1.700 mdpl ini, sangat cocok untuk budidaya kopi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved