Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KANKER paru merupakan salah satu kanker dengan jumlah kematian tertinggi di dunia. Faktor utama risiko kanker paru adalah kebiasaan merokok.
Selain itu, terdapat faktor risiko lainnya yang dapat memengaruhi seseorang terkena penyakit kanker paru seperti kerentanan genetik (genetic susceptibility), polusi udara, paparan zat kimia dan radioaktif, serta riwayat tuberkulosis (TB).
Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular RS Siloam MRCCC Semanggi Hariadi Hadibrata memberi penjelasan menyeluruh mengenai peran VATS (Video Assisted Thoracoscopic Surgery) sebagai salah satu alternatif pengobatan pada kanker paru.
Baca juga : Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru Hingga 20 Kali Lipat Baik untuk Perokok Aktif Maupun Pasif
Sebelum membahas mengenai VATS, dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut menjelaskan terlebih dahulu mengenai jenis-jenis kanker paru.
MI/HO--Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular RS Siloam MRCCC Semanggi Hariadi Hadibrata
Menurutnya, terdapat dua jenis utama kanker paru yang dapat dibedakan berdasarkan tipe sel yang terlibat, yaitu:
Baca juga : Kalbe Luncurkan Obat Kanker Paru Terbaru, Serplulimab
NSCLC merupakan jenis kanker paru yang paling umum, dengan sekitar 85% dari semua kasus kanker paru merupakan jenis kanker ini. Terdapat tiga subjenis utama NSCLC:
a. Karsinoma Sel Skuamosa (Squamous Cell Carcin)
Jenis ini berkembang di bronkus besar dan sering terkait dengan seseorang yang sering merokok.
Baca juga : Perokok Pasif Punya Risiko Kena Kanker Paru hingga 4 Kali Lipat
b. Adenokarsinoma (Adenocarcinoma)
Adenokarsinoma merupakan jenis NSCLC yang paling umum pada perokok dan non-perokok. Biasanya berkembang di jaringan yang menghasilkan lendir di dalam paru-paru.
c. Karsinoma Sel Besar (Large Cell Carcinoma)
Baca juga : Ini Tiga Kelompok yang Perlu Skrining Kanker Paru
Ini adalah jenis NSCLC yang lebih jarang, dan sel-sel kankernya biasanya berukuran lebih besar dan memiliki bentuk yang tidak lazim.
SCLC merupakan jenis kanker paru yang lebih agresif dan tumbuh dengan cepat, dengan sebanyak 15% dari semua kasus kanker paru adalah jenis SCLC. Jenis ini sering dikaitkan dengan riwayat perokok jangka panjang.
Di Indonesia, angka kematian akibat kanker paru cukup tinggi dan kebanyakan menyerang pasien laki-laki. Hal tersebut disebabkan karena masih kurangnya edukasi tentang merokok dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
“Penting melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, apalagi jika sudah memiliki faktor risiko seperti kebiasaan merokok dan berusia di atas 50 tahun,” kata Hadibrata.
Skrining kanker dilakukan sebagai tahapan awal untuk mendeteksi penyakit sebelum gejalanya berkembang lebih jauh.
Untuk kanker paru, skrining biasanya direkomendasikan untuk beberapa kasus, yaitu:
a. Perokok atau mantan perokok
Skrining kanker paru dengan CT scan dianjurkan untuk orang yang pernah merokok atau masih merokok di atas usia 50 tahun.
Skrining rutin dengan CT scan dapat membantu menemukan sel kanker pada tahap awal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker.
b. Riwayat keluarga dengan kanker paru
Jika ada riwayat keluarga dekat yang menderita kanker paru, skrining perlu untuk dilakukan terutama jika mereka didiagnosis pada usia muda.
“Diagnosis kanker sangat penting untuk menentukan jenis kanker, stadium penyakit, dan pilihan pengobatan yang tepat. Biopsi adalah prosedur diagnostik yang umum digunakan untuk mengonfirmasi keberadaan kanker. Biopsi melibatkan pengambilan sampel jaringan yang dicurigai kanker dan pemeriksaan mikroskopis sampel tersebut di laboratorium,” papar Hadibrata.
Berikut adalah alasan mengapa biopsi perlu dilakukan untuk pasien kanker:
a. Konfirmasi diagnosis
Biopsi memungkinkan dokter untuk memastikan apakah sel-sel yang ditemukan adalah sel-sel kanker dengan melihat karakteristik khusus di bawah mikroskop. Hal ini penting karena evaluasi mikroskopis jaringan dapat menentukan jenis kanker yang spesifik, yang pada gilirannya mempengaruhi perencanaan pengobatan.
b. Menentukan tipe dan karakteristik sel kanker
Biopsi memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi tipe sel kanker dan karakteristik khusus lainnya. Misalnya, biopsi dapat membantu menentukan apakah sel kanker tersebut termasuk dalam kanker paru kecil atau kanker paru non-kecil. Informasi ini akan memengaruhi rencana pengobatan dan terapi yang diberikan.
c. Penentuan stadium kanker
Biopsi juga membantu dalam menentukan dengan akurasi stadium kanker. Stadium kanker mengacu pada sejauh mana kanker telah menyebar dalam tubuh. Informasi ini penting dalam menentukan jenis pengobatan yang tepat dan memperkirakan prognosis.
Secara historis bedah kanker paru dilakukan dengan sayatan besar (torakotomi) untuk membuka dan memasukkan alat bedah ke rongga dada hingga mencapai organ paru. Tetapi, kini, kemajuan teknologi medis sudah mendorong lahirnya metode bedah yang lebih modern.
Inovasi teknologi bedah minimal invasif mendorong hadirnya thoracoscopy, yakni bedah toraks dengan sayatan minimal dan dibantu video kamera atau dikenal dengan nama Video Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS).
“Bedah toraks dengan VATS dilakukan dengan memasukkan kamera video kecil dan instrumen bedah melalui lubang yang dibuat di dinding dada, kira-kira berukuran kurang lebih 5 milimeter. Penggunaan video ini bertujuan untuk membuka pandangan saat operasi, walau dengan sayatan yang kecil,” ujar Hadibrata.
Gambar dari kamera akan muncul di monitor yang dapat disaksikan juga oleh tim bedah lainnya. Berbeda dari bedah terbuka, tindakan VATS hanya memerlukan sayatan kecil (sekitar 1-2 sentimeter) sehingga menjadikan risiko nyeri dan infeksi luka pasca-bedah jauh berkurang.
Perkembangan teknologi pengolahan gambar dan cahaya penerangan dengan transmisi serat optik, membuat VATS lebih mudah dalam pengoperasian. Dengan memanfaatkan VATS, dokter spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular dapat melakukan tindakan yang lebih akurat.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, prosedur VATS dilakukan dengan menggunakan kamera video yang mengirimkan gambar real-time dari dalam dada melalui endoskopi, memungkinkan dokter untuk melihat dan bergerak dengan presisi di dalam rongga dada tanpa membuat sayatan besar.
Berbeda dengan bedah konvensional yang memerlukan sayatan besar di dada, VATS memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a. Minimal invasif
VATS melibatkan sayatan kecil, yang mengurangi risiko infeksi, nyeri, perdarahan, dan waktu pemulihan setelah operasi.
b. Pemulihan yang lebih cepat
Karena ukuran sayatan yang lebih kecil dan minimnya kerusakan jaringan, waktu pemulihan pasien biasanya lebih cepat daripada operasi konvensional.
c. Minimal terhindar dari kerusakan struktural
VATS memungkinkan dokter untuk secara tepat menargetkan area yang harus ditangani, mengurangi risiko kerusakan struktural sekitarnya.
Perlu dicatat bahwa tidak setiap kasus kanker paru memenuhi syarat untuk VATS. Setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda dan dokter akan mengevaluasi setiap kasus secara individu, termasuk lokasi dan stadium kanker, sebelum menentukan apakah VATS adalah metode yang tepat untuk pasien tersebut.
Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan saat menentukan apakah seseorang cocok untuk menjalani VATS. Kriteria ini dapat berbeda tergantung pada dokter dan kondisi pasien, tetapi berikut adalah beberapa faktor umum yang dapat mempengaruhi keputusan tersebut:
a. Lokasi dan ukuran tumor
VATS biasanya lebih efektif jika tumor berada pada lokasi yang dapat dijangkau melalui torakoskopi. Tumor dengan ukuran kecil hingga sedang, biasanya kurang dari 6 sentimeter.
b. Stadium kanker
VATS direkomendasikan untuk pengangkatan tumor paru stadium awal. Sedangkan untuk stadium lanjut, VATS bisa direkomendasikan untuk pemeriksaan biopsi.
c. Kondisi fisik pasien
Kondisi fisik pasien, seperti paru-paru yang baik dan kesehatan jantung yang memadai, dapat mempengaruhi kelayakan VATS. Pasien harus memiliki kapasitas paru-paru yang cukup untuk mengatasi prosedur VATS dan pemulihan pasca operasi.
d. Riwayat medis pasien
Faktor-faktor seperti usia, riwayat operasi sebelumnya, adanya kondisi medis yang berhubungan dengan risiko operasi (misalnya, penyakit jantung), dan faktor-faktor risiko lainnya akan dievaluasi untuk menentukan kelayakan VATS. (Z-1)
Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan dan kerap terdeteksi pada stadium lanjut. Penyakit ini menyerang sistem pernapasan dan dapat menyebar ke organ vital.
Deteksi dini kanker paru dengan LDCT terbukti mengurangi angka kematian hingga 24%.
Pemeriksaan kanker yang termasuk dalam layanan CKG antara lain, kanker paru, usus, leher rahim, dan payudara pada orang dewasa.
Sebuah studi dari IARC menyatakan proporsi kanker paru-paru pada orang yang tidak pernah merokok semakin meningkat, dengan polusi udara sebagai salah satu faktor utama.
Diperlukan strategi yang memungkinkan deteksi dini, diagnosis yang akurat, dan pengobatan yang merata hingga ke daerah terpencil.
Meski seseorang tidak merokok atau terpapar zat berbahaya seperti polusi, komposisi genetik tertentu dapat membuatnya lebih rentan terhadap penyakit ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved