Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PDPOTJI Tegaskan Kecubung tidak Lagi Digunakan Sebagai Obat Tradisional

Basuki Eka Purnama
16/7/2024 09:00
PDPOTJI Tegaskan Kecubung tidak Lagi Digunakan Sebagai Obat Tradisional
Kecubung(Pinterest)

PERKUMPULAN Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) menyatakan kecubung sudah tidak digunakan lagi sebagai salah satu obat tradisional karena efek sampingnya yang berbahaya.

"Sekarang ini, kecubung tidak dianjurkan lagi sebagai obat tradisional dan digolongkan sebagai tanaman beracun," kata Ketua
PDPOTJI Inggrid Tania, dkutip Selasa 916/7).

Menanggapi kasus mabuk kecubung yang terjadi di Kalimantan Selatan, Inggrid menuturkan, sebelumnya, terdapat beberapa bagian dari tanaman kecubung yang memang biasa digunakan sebagai obat tradisional dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga : Kasus Mabuk Kecubung Massal, Polda Kalsel Lakukan Uji Lab dan Buru Pengedar

Tanaman yang memiliki bentuk seperti terompet itu dahulu banyak digunakan sebagai obat untuk menambah stamina dan meredakan nyeri pada bagian tubuh tertentu. Contohnya penggunaan daun kecubung yang diremas, kemudian ditempelkan di atas kulit yang ototnya mengalami pegal linu.

Daun kecubung yang telah diremas itu juga bisa ditempelkan ke dahi untuk meredakan sakit kepala.

Namun, tidak semua orang bisa tahan dengan efek samping dari kecubung yang dapat menimbulkan halusinasi, meningkatnya gairah seksual secara tiba-tiba, gangguan denyut jantung, sampai mengalami kematian.

Baca juga : Geger Warga Kalsel Mabuk Kecubung! 2 Orang Tewas dan Puluhan Dirawat di RS Jiwa

"Efek dan durasinya itu bisa berbeda-beda pada setiap orang, jadi walaupun tidak diminum dan hanya ditempel, pada beberapa orang bisa menimbulkan psikoaktif. Ini yang berbahaya," ucap Inggrid.

Lebih lanjut, Inggrid menyampaikan hal tersebut membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang peredarannya. Kini kecubung hanya dapat ditemukan di area sekitar hutan.

Kalaupun ditanam, penggunaannya hanya sebatas menjadi tanaman hias karena tumbuhan itu memiliki warna bunga yang indah seperti putih atau ungu.

Baca juga : Kecubung, Alasan Orang Mengonsumsinya dan Bahayanya bagi Kesehatan

Dengan demikian, ia mengimbau supaya masyarakat tidak sekali-kali mengonsumsi kecubung bahkan sampai membuat oplosan dari buah tanaman tersebut agar tidak mengalami efek dari zat skopolamin yang terkandung di dalamnya.

Sementara, kepada pemerintah, ia mengharap agar pihak yang berwenang segera melakukan kajian mendalam dan membuat regulasi khusus pada kecubung karena kasus yang ditemukan baru-baru ini telah memakan korban jiwa.

Misalnya, membatasi penanaman kecubung untuk meminimalisasi jumlah orang yang mengonsumsi kecubung dan menderita keracunan.

"Kemudian, bagi yang sudah tahu informasi soal kecubung, mohon bantu mengedukasi atau memberikan informasi kepada keluarga dan teman agar tidak coba-coba," saran dia.

Sebelumnya, sebanyak 47 orang harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Kalimantan Selatan diduga karena mengalami mabuk buah kecubung, dengan dua di antaranya meninggal dunia. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya