Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sejumlah Tantangan Hambat Keberlangsungan Bank Sampah

Eni Kartinah
09/7/2024 22:40
Sejumlah Tantangan Hambat Keberlangsungan Bank Sampah
Bank sampah turut berperan dalam mendorong masyarakat untuk memilah sampah.(Dok. Freepik)

BANK sampah berperan penting dalam pengelolaan sampah melalui pendekatan ekonomi sirkular. Namun, saat ini banyak bank sampah masih menghadapi sejumlah tantangan dalam menjaga keberlangsungan operasional.

Salah satu pihak swasta yang menjalankan program transformasi bank sampah, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia), mengungkapkan temuan di lapangan terkait tantangan tersebut. Antara lain, kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang, keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis, fluktuasi harga material daur ulang, hingga hambatan peningkatan skala operasional dan kurangnya dukungan infrastruktur pengelolaan sampah di berbagai daerah.

“Akibatnya, banyak bank sampah yang tidak berumur panjang dan tidak dapat beroperasi secara optimal,“ ujar Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional Bank Sampah 2024 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Rantai Sirkular Ekonomi Persampahan Perlu Berdayakan Pemulung di Yogyakarta

Sejatinya, lanjut dia, bank sampah bukan sekadar wadah pengumpulan sampah, melainkan juga menjadi katalis perubahan pola pikir masyarakat. “Melalui bank sampah, kita dapat mengubah paradigma terkait sampah, dari masalah menjadi sumber daya ekonomi dan sosial," papar Karina.

Untuk membantu bank sampah dalam mengatasi tantangan, pihaknya menghadirkan beberapa inisiatif inovatif. Upaya tersebut telah membuahkan hasil. Salah satu contoh keberhasilan dukungan CCEP Indonesia itu dapat dilihat di Kota Metro, Provinsi Lampung.

Melalui kolaborasi sinergis, Bank Sampah Metro Lampung saat ini telah menerapkan tata kelola persampahan tingkat kota yang berkelanjutan. Program-program yang diterapkan meliputi jaminan kerja sama tetap pembelian kemasan plastik PET, pelatihan intensif manajemen dan kewirausahaan, pengembangan produk daur ulang bernilai tambah, digitalisasi bank sampah, serta pendampingan akses ke insitusi keuangan dan pendidikan.

Baca juga : Amandina Bumi Nusantara Sukses Terapkan Ekonomi Sirkular di Indonesia

Hasil yang dicapai dari program ini cukup signifikan. Bank Sampah Metro Lampung kini menaungi sekitar 22 unit bank sampah dan melayani kurang lebih 1.600 rumah tangga di Kota Metro, Lampung. Selain itu, terjadi peningkatan volume sampah yang terkumpul dan didaur ulang, pertumbuhan pendapatan bank sampah dan anggotanya, perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah, serta peningkatan partisipasi dan pemberdayaan kaum perempuan setempat.

“Sebagai produsen minuman kemasan, kami berkomitmen menjadi katalis perubahan sistem pengelolaan sampah melalui pendekatan ekonomi sirkular yang menyeluruh, dari hulu hingga hilir. Di hulu, perusahaan fokus pada desain kemasan berkelanjutan, transisi dari botol berwarna menjadi transparan, peningkatan penggunaan bahan baku daur ulang (recycled PET/rPET) pada kemasan, efisiensi sumber daya air dan energi, minimalisasi limbah produksi, serta peningkatan penggunaan energi terbarukan dalam proses operasi,” terang Karina.

Sementara di hilir, lanjutnya, CCEP Indonesia memberikan dukungan pada sistem pengumpulan kemasan pascakonsumsi yang bertanggung jawab melalui fasilitas daur ulang Amandina Bumi Nusantara dan Yayasan Mahija Parahita Nusantara, serta edukasi dan kampanye kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

"Kami percaya bahwa pendekatan ekonomi sirkular adalah kunci menuju masa depan yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk bank sampah, kami optimistis dapat menciptakan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat," tutup Karina. (B-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eni Kartinah
Berita Lainnya