Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Daftar 5 Laba-Laba Mematikan di Dunia

Eve Candela F
03/7/2024 12:50
Daftar 5 Laba-Laba Mematikan di Dunia
Laba-laba Jaring Corong (Funnel-web Spiders)(australian.museum)

LEBIH dari 43.000 spesies laba-laba yang ditemukan di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil yang dianggap berbahaya dan kurang dari sepersepuluh persen berakibat fatal bagi manusia, termasuk kematian. 

Mengapa hanya sedikit laba-laba yang berbahaya bagi manusia? Hal ini mungkin sebagian besar disebabkan oleh perbedaan ukuran antara manusia dan laba-laba. Racun laba-laba biasanya bekerja pada hewan yang lebih kecil, namun ada racun dari beberapa spesies yang dapat menyebabkan kerusakan kulit pada manusia atau menyebabkan reaksi alergi yang fatal. 

Penting untuk dipahami bahwa "kematian akibat gigitan laba-laba" sangat jarang terjadi, karena klinik, pusat pengendalian racun, dan rumah sakit sering kali memiliki beragam antivenom spesifik spesies (antitoksin) untuk mengatasi gigitan tersebut. 

Baca juga : Pembunuhan Berencana Februari Diungkap, Perempuan Campur Seblak dengan Racun Tikus

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, berikut ini adalah 5 jenis laba-laba mematikan di dunia.

Jenis Laba-Laba Mematikan di Dunia

1. Laba-laba Jaring Corong (Funnel-web Spiders)

Baca juga : 34 Orang Meninggal di India Setelah Menenggak Miras Oplosan

Atrax kokohus, atau disebut Laba-laba jaring corong termasuk dalam keluarga ordo Araneida yang terkenal dengan jaringnya yang berbentuk corong.

Atrax kokohus adalah salah satu laba-laba coklat besar yang ditakuti di Australia bagian selatan dan timur karena racun yang mereka produksi. Jika digigit secara agresif, laba-laba ini bisa menyebabkan kematian. Salah satunya, sebuah kasus ditemukan pada tahun 1920-an di kawasan Sydney.

2. Laba-laba Punggung Merah (Redback Spider)

Baca juga : Mengapa Puntung Rokok Jadi Sampah Paling Beracun di Dunia?

Berasal dari Australia, spesies laba-laba ini telah menyebar ke negara-negara seperti Selandia Baru, Belgia dan Jepang melalui ekspor wine. Laba-laba merah sering membangun sarang di dedaunan atau tandan anggur dan di lingkungan perkotaan.

Walaupun tidak agresif, laba-laba betina akan menggigit jika merasa telurnya terancam atau terjebak di pakaian manusia. Gigitan bisa terjadi secara tidak sengaja dan menimbulkan gejala seperti nyeri, keringat berlebih, detak jantung cepat, dan pembengkakan kelenjar.

Meski demikian, kematian manusia terakhir yang disebabkan oleh racun laba-laba punggung merah terjadi pada tahun 1956.

Baca juga : Pria 39 Tahun Dievakuasi SAR Kena Gigitan Komodo

3. Laba-laba Janda Merah (Red Widow Spider)

Laba-laba janda merah mempunyai warna merah yang khas pada kepala, kaki, dan perutnya. Beberapa memiliki tanda merah di bawah perutnya, berbentuk jam pasir atau segitiga.

Gigitan laba-laba ini jarang berakibat fatal karena racunnya relatif kecil. Namun pada anak kecil, orang lanjut usia, dan orang dengan gangguan kesehatan lebih sensitif dan dapat menimbulkan efek seperti nyeri, kram, dan mual.

Saat ini, laba-laba  janda merah tinggal di semak belukar di Florida tengah dan Selatan. Namun, beberapa ahli yakin kisarannya mungkin akan terus bertambah.

4. Laba-laba Janda Coklat (Brown Widow Spider)

Laba-laba janda coklat adalah spesies mematikan yang berasal dari Afrika, tetapi tersebar di banyak belahan dunia, termasuk California selatan, Karibia, Pantai Teluk AS, Jepang, Afrika Selatan, Madagaskar, Australia, dan Spirus. 

Laba-laba ini sering bersarang di bangunan gedung, ban bekas, kolong mobil, juga di semak-semak dan pepohonan. Laba-laba ini mempunyai racun dua kali lebih kuat dibandingkan laba-laba janda hitam.

Namun spesies ini tidak agresif dan biasanya menyuntikkan sedikit racun saat menggigit. Tercatat dua kematian di Madagaskar pada awal tahun 1990an akibat gigitan janda coklat.

5. Laba-Laba Kantung Kuning

Laba-laba kantung kuning adalah Clubionids, famili laba-laba (ordo Araneida) yang memiliki panjang tubuh 3 hingga 15 mm (sekitar 0,12 hingga 0,6 inci) dan membangun tabung sutra di bawah batu, dedaunan, atau rumput.

Racun laba-laba ini bersifat sitotoksik dan dapat menyebabkan lesi (cedera) nekrotik. Namun, cedera seperti ini jarang terjadi pada korban gigitan. 

Meski demikian, kemerahan dan bengkak di lokasi gigitan adalah reaksi yang umum terjadi. Laba-laba kantung kuning bukanlah makhluk yang jinak. Misalnya, laba-laba kantung kuning betina mungkin akan menggigit saat melindungi telurnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya