Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Kentang adalah salah satu bahan makanan favorit banyak orang karena kaya nutrisi, mudah diolah, dan mengenyangkan. Namun, tahukah Anda bahwa kentang bisa menjadi beracun jika tidak disimpan dan diolah dengan benar?
Kandungan senyawa berbahaya seperti solanin dapat menyebabkan keracunan, bahkan berisiko fatal dalam kasus ekstrem.
Berikut penjelasan lengkap dan cara aman menyimpan serta mengolah kentang agar tetap sehat dan aman dikonsumsi.
Solanin adalah senyawa glycoalkaloid alami yang ditemukan pada kentang, terutama di bagian kulit, mata (tunas), dan area berwarna hijau. Senyawa ini merupakan bagian dari mekanisme pertahanan alami tanaman terhadap hama, namun bisa beracun bagi manusia dalam kadar tinggi.
Menurut EFSA (European Food Safety Authority), kadar glycoalkaloid yang melebihi 100 mg/kg pada kentang segar dianggap berisiko bagi kesehatan. Gejala keracunan solanin meliputi mual, muntah, diare, nyeri perut, dan gangguan saraf.
Agar kentang tetap segar dan tidak beracun, ikuti tips penyimpanan berikut:
Jika tunas masih kecil dan kentang tidak lembek, Anda boleh mengkonsumsinya dengan syarat membuang tunas dan area sekitarnya secara menyeluruh. Namun, jika jumlah tunas banyak, kentang sudah hijau atau berkeriput, sebaiknya buang saja untuk keamanan.
Kentang tetap bisa menjadi pilihan makanan sehat asalkan disimpan dan diolah dengan benar. Hindari kentang yang sudah hijau, bertunas, atau rusak. Gunakan teknik memasak yang tepat dan simpan di tempat yang sesuai untuk mencegah timbulnya racun seperti solanin.
Dengan menerapkan cara-cara di atas, Anda bisa tetap menikmati kentang secara aman dan sehat tanpa khawatir akan bahaya tersembunyi. (Z-10)
Referensi:
Merebus, menggoreng, atau memanggang kentang tidak efektif mengurangi kadar solanin.
Penelitian menemukan mengonsumsi kentang goreng tiga kali seminggu dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 hingga 20%.
Penelitian ungkap kentang berasal dari hibridisasi antara tomat liar dan Etuberosum 8–9 juta tahun lalu. Temuan ini ungkap evolusi unik tanaman Petota.
Merebus, menggoreng, atau memanggang kentang tidak efektif mengurangi kadar solanin.
Kentang sering kali bertunas jika disimpan dalam kondisi hangat dan lembap. Jika tunas masih kecil, kentang bisa dikonsumsi setelah dipotong, jika sebaliknya sebaiknya dibuang.
Upaya menggabungkan teknologi smart farming (pertanian cerdas) dalam pertanian adalah langkah maju menuju pertanian yang lebih efisien dan berdaya saing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved