Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
INDONESIA memiliki ribuan rumah adat yang tersebar diseluruh wilayah di Tanag Air.
Tak hanya rumah adat, bsuku dan bahasa di Indonesia pun sangatlah banyak dan beragam.
Selain itu kekayaan alam Indonesia juga bisa kalian lihat dimana pun.
Baca juga : 1 Juli, Hari Bhayangkara: Sejarah, Tugas Pokok, Tema, dan Makna dari Lambang Polri
Hal-hal tersebutlah yang harus selalu dilestarikan dan dikenalkan ke generasi mendatang.
Di Papua saja terdapat berbagai macam rumah adat yang tersebar diberbagai daerah.
Tentu saja rumah-rumah adat ini memiliki makna, fungsi hingga nilai sejarah yang tinggi.
Baca juga : 25 Rekomendasi Film Biografi Indonesia, Ceritakan Sejarah dan Tokoh Nasional
Bahkan, ada juga yang dipercaya untuk mengusir dari hal-hal gaib.
Pertama adalah Rumah Kaki Seribu yang berada di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Rumah Kaki Seribu merupakan rumah adat asli dari penduduk Arfak.
Baca juga : Peringatan Hari Media Sosial: Sejarah, Tujuan, dan Jenis
Rumah adat ini memiliki bangunan dengan banyak tiang penyangga.
Banyaknya penyangga bangunan dari bambu membuat rumah ini seperti kaki seribu.
Bahkan, dengan bahan bangunan Rumah Kaki Seribu dari kayu ini memiliki maknanya tersenbdiuri.
Baca juga : Sejarah Peristiwa dan Keutamaan 10 Hari Pertama pada Zulhijah
Menurut suku Arfak fungsi kayu pada bangunan rumah adat ini dipercaya bisa mengusir sihir.
Untuk sejarahnya, Rumah Kaki Seribu adalah rumah yang diwariskan secara turun menurun.
Mereka membuat rumah adat tersebut berdasarkan filosofi hidup masyarakat sekitar.
Perlu diketahui, Rumah Kaki Seribu ini juga tidak memiliki jendela pada desainnya.
Lalu ada Rumah Gotad atau yang disebut juga Rumah Bujang.
Rumah Gotad ini adalah rumah adat dari suku Marind.
Rumah adat ini berasal dari Kabupaten Merauke, Papua Selatan yang sudah ada sejak zaman dahulu.
Namun ada yang menjadi khas di Rumah Gotad ini. Rumah adat ini hanya ditinggali oleh laki-laki remaja saja.
Hanya laki-laki belum menikah yang boleh dan bisa menempati rumah adat ini.
Hingga akhirnya laki-laki tersebut menikah barulah bisa keluar dari Rumah Gotad.
Walaupun rumah adat, tetapi disekitarnya terdapat banyak rumah-rumah penduduk.
Selain Rumah Gotad, di dekatnya juga ada rumah Orham Aha yang dihususkan bagi kaum poerempuan lajang.
Selanjutnya ada Rumah Adat Igkojei yang berasal dari wilayah Teluk Cendrawasih, Papua Barat dan Papua Tengah.
Rumah adat ini berasal dari Suku Wamesa.
Untuk bentuknya sama seperti Rumah Kaki Seribu.
Namun Rumah Adat Igkojei ini menyerupai rumah panggung, tetapi lebih modern.
Rumah Adat Igkojei ini memiliki banyak ventilasi udara dalam desainnya.
Dalam sejarahnya, Rumah Adat Igkojei ini dipercaya bisa melindungi seseorang dari gangguan sihir.
Rumah adat ini biasanya berdekatan dengan penduduk Arfak.
Lalu selanjutnya adalah Rumah Adat Rumsram yang ada di Pantai Utara Papua.
Rumah adat dari Suku Biak Numfor ini dikhususkan bagi kaum laki-laki.
Dalam sejarahnya, rumah adat ini dibangun untuk masyarakat Suku Biak Numfor yang berprofesi sebagai pelaut.
Bahkan untuk material Rumah Adat Rumsram ini juga terbuat dari bambu, kulit kayu hingga sagu.
Selain itu fungsinya Rumah Adat Rumsram ini sebagai tempat tinggal laki-laki calon kepala keluarga.
Jadi jika ada laki-laki remaja di suku tersebut akan tinggal di Rumah Adat Rumsram hingga menikah.
Selanjutnya ada Rumah Kariwari yang merupakan rumah adat dari masyarakat Tobati-Enggros.
Rumah adat ini berada di Teluk Youtefa dan Danau Sentani, Jayapura.
Rumah Kariwari menjadi ciri khas rumah adat Papua karena desainnya.
Desain rumah adat ini berbentuk limas segi delapan yang cukup unik dan menjadi sorotan.
Dalam sejarahnya, Rumah Kariwari ini sudah ada secara turun menurun dan memiliki banyak fungsi.
Rumah adat ini dibangun untuk belajar khusus anak laki-laki.
Anak laki-laki akan belajar di Rumah Kariwari agar bisa memiliki tanggung jawab untuk keluarganya kelak nanti.
Terakhir ada Rumah Honai di Papua Pegunungan dan Papua Tengah.
Rumah adat ini adalah peninggalan asli dari Suku Dani.
Dalam sejarahnya, Suku Dani tinggal di bawah pohon besar, namun kedinginan.
Lalu mereka membuatlah Rumah Honai yang terinspirasi dari sarang burung.
Suku Dani pun mengumpulkan kayu dan rumput kering dan dibentuklah bangunan.
Rumah Honai ini berfungsi sebagai hunian untuk Suku Dani.
Selain itu, Rumah Honai juga bisa menjadi sebuah gudang penyimpanan.
Dari enam rumah adat Papua di atas, masih banyak lagi rumah adat di Indonesia yang perlu kalian ketahui. (Z-12)
Jelajahi keunikan arsitektur rumah adat Indonesia! Temukan filosofi, sejarah, dan ciri khas setiap bangunan tradisional yang merefleksikan kekayaan budaya Nusantara
Gambar Rumah Adat yang Mudah: Tutorial & Inspirasi. Pelajari cara mudah menggambar rumah adat! Temukan tutorial langkah demi langkah & inspirasi desain unik untuk hasilkan karya seni memukau.
Rumah Adat Dayak: Kekayaan Budaya Lokal. Eksplorasi Rumah Adat Dayak: simbol arsitektur unik, warisan budaya Kalimantan. Temukan filosofi & keindahan lokal!
Jelajahi keindahan rumah adat Jawa Timur! Temukan arsitektur unik, filosofi mendalam, dan warisan budaya yang memukau di setiap detailnya.
Jelajahi keindahan rumah adat Jawa Barat! Temukan filosofi mendalam di balik arsitektur tradisional Sunda yang kaya makna dan warisan budaya.
Noie Studios memperkenalkan kekayaan Indonesia lewat rancangan koleksi busana terbaru mereka bertemakan Heart of Home.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved