Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOTA Jakarta terkenal dengan deretan gedung pencakar langit, baik untuk perkantoran, pusat perbelanjaan, maupun hotel berbintang. Meski begitu, di balik gedung-gedung yang menjulang tersebut, masih ada bangunan peninggalan kolonial Belanda dengan sejarah luar biasa dan kurang terekspos.
Batavia--nama Jakarta saat pendudukan Belanda--yang menjadi pusat pemerintahan mencatatkan beragam sejarah, salah satunya berupa bangunan seperti Gedung AA Maramis, Gedung Kimia Farma, hingga Gereja Katedral. Agar tidak terlupakan dan terlewatkan, sebuah gerakan bernama Cipta Kawasan menghadirkan program bertajuk Tur Telusur yang mengajak masyarakat untuk melihat lebih dalam gedung-gedung bersejarah di sekitar Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Penelusuran dimulai dari Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Sekolah Santa Ursula, Galeri Antara, Gedung Filateli (sekarang PosBloc), Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Kimia Farma, hingga Gedung AA Maramis.
Selengkapnya baca di epaper Media Indonesia https://epaper.mediaindonesia.com/detail/menjadi-perawat-dan-penikmat-bangunan-bersejarah
Pengembalian pusaka oleh kolektor perorangan juga dialami Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ratusan pusaka rampasan yang telah dikembalikan pemerintah Belanda bisa sekadar jadi benda mati jika pemerintah Indonesia tidak melanjutkan dengan riset menyeluruh.
Pameran Flaneur membawa pengunjung melintasi setiap zaman dan perkembangan dunia seni.
Galeri seni baru di Jakarta sudah mampu menarik minat seniman internasional. Kisaran harga sebuah karya pun kini kian ramah untuk kelas menengah.
Dalam lukisan karyanya, Eddy berupaya menerjemahkan bagaimana bentuk isi otak Ken Arok.
ROTAN-ROTAN menjulur, merambat dalam pola yang unik. Bergelombang dan berombak dalam tiga bagian besar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved