Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SAKIT perut dan masalah pencernaan setelah makan kadang-kadang dapat menjadi tanda dari beberapa kondisi yang berbeda, seperti keracunan makanan, sindrom iritasi usus (IBS), atau penyakit radang usus (IBD), seperti Crohn's atau kolitis ulserativa. Bagaimana kita bisa membedakan di antara ketiganya?
Keracunan makanan umumnya terjadi setelah mengonsumsi makanan yang tidak bersih dan dapat menimbulkan gejala seperti sakit perut, diare, atau perubahan dalam pola buang air besar. Gejala ini sering kali bersifat sementara dan tidak memerlukan perawatan medis khusus.
Di sisi lain, sindrom iritasi usus besar (IBS) adalah kondisi ketika sistem pencernaan menjadi terlalu sensitif terhadap stimulus tertentu, seperti makanan atau stres, yang bisa menyebabkan diare, sembelit, kembung, dan nyeri perut.
Baca juga : Ini yang Dimaksud dengan IBS pada Anak dan Cara Meredakannya
Menurut Eric Wee, seorang konsultan gastroenterologi di Nobel Gastroenterology Centre, Mount Elizabeth Novena Hospital, "IBS ditandai dengan nyeri perut setelah makan dan sering kali disertai dengan diare, sembelit, atau perubahan dalam bentuk tinja."
Penyakit radang usus (IBD), seperti Crohn's atau kolitis ulserativa, adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan. Gejalanya mirip dengan IBS, tetapi sering lebih parah dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti peningkatan risiko kanker usus besar.
Sulaiman Bin Yusof, ahli bedah kolorektal dan umum di Colorectal Clinic Associates, menjelaskan, "Pada penyakit Crohn, berbagai bagian saluran pencernaan dari mulut hingga anus dapat terpengaruh, dengan daerah peradangan yang muncul sebagai bercak yang bersisian dengan jaringan sehat."
Baca juga : Puluhan Warga di Labuhanbatu Diduga Keracunan usai Santap Nasi Bungkus
Membedakan antara keracunan makanan, IBS, atau IBD bisa sulit karena gejalanya sering kali mirip.
Jika Anda mengalami nyeri perut atau masalah pencernaan yang berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai dengan gejala seperti perubahan frekuensi buang air besar atau perubahan bentuk tinja, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan profesional medis.
Tes medis seperti kolonoskopi, pemindaian, atau tes tinja dapat membantu membedakan antara IBS dan IBD. Biopsi sering diperlukan untuk diagnosis IBD, sementara pada IBS tidak ditemukan tanda-tanda peradangan yang jelas.
Baca juga : Kenaikan Kelas Jadi Musibah, 99 Orang di Bandung Barat Keracunan Makanan
IBD, seperti Crohn's atau kolitis ulserativa, memerlukan pengelolaan medis yang intensif untuk mengendalikan peradangan dan mencegah komplikasi jangka panjang seperti kanker usus besar.
Pengobatan untuk IBS fokus pada meredakan gejala dengan cara seperti penggunaan probiotik, terapi perilaku kognitif, atau obat antikram.
Melvin Look, direktur PanAsia Surgery di Mount Elizabeth Hospital, menekankan, "Pengelolaan diet juga dapat membantu dalam mengurangi gejala IBD."
Kesimpulannya, memahami perbedaan antara keracunan makanan, IBS, dan IBD penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda. (Z-1)
MENU pada Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menyebabkan ratusan siswa di SMP Negeri 35 Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) mengalami keracunan massal.
KEPALA Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Taruna Ikrar mengatakan terdapat 12 langkah pencegahan keracunan MBG.
Makanan siap saji yang dimasak dalam jumlah besar memiliki tingkat risiko tinggi terhadap kontaminasi, terutama oleh mikroorganisme patogen.
BADAN Pemeriksa Obat dan Makanan (Badan POM) mencatatkan kasus keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sampai saat ini mencapai 17 kejadian di 10 provinsi.
Mengonsumsi ayam tiren—yakni ayam yang mati bukan karena proses penyembelihan yang benar—dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius, termasuk keracunan makanan
BGN mengubah standar operasional prosedur (SOP) terkait pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG), menyusul banyaknya kasus keracunan MBG yang terjadi di berbagai daerah.
IBS (Irritable Bowel Syndrome) merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan sakit perut, diare, sembelit hingga perut kembung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved