Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
SOSIOLOG Universitas Nasional (Unas) Prof. Sigit Rochadi menilai fenomena generasi Z atau penduduk usia muda (15-24 tahun) yang tidak berada dalam dunia pendidikan sekolah/pelatihan/kursus/training) atau tidak terserap pasar kerja disebabkan oleh adanya faktor peralihan sistem pekerjaan dari konvensional ke digitalisasi.
“Bahwa yang diharapkan oleh generasi Z adalah bekerja di bidang digital, tapi sayangnya mereka tidak mendapatkan pelatihan atau pembekalan digital yang memadai sehingga mereka berada dalam kondisi anomali, peluang kerja sangat kecil, tetapi mau melanjutkan pendidikan jug terkendala biaya yang mahal,” jelasnya saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta pada Jum’at (17/5).
Sigit menjelaskan generasi Z juga menjadi korban dari sistem pendidikan yang tidak link mach atau tidak adanya keterkaitan antara jurusan dan pembelajaran di sekolah dengan kebutuhan dunia industri. Dikatakan bahwa generasi Z tersebut umumnya berasal dari keluarga ekonomi bawah.
Baca juga : Bernalar Berdaya, Berdayakan Pemuda lewat Pendekatan Komunitas
“Biasanya mereka berasal dari keluarga kelas ekonomi bawah dengan orang tua yang bekerja di sektor informal dan berpendidikan rendah. Sehingga orang tua tidak punya wawasan mengarahkan anaknya kemana sehingga diharapkan mengikuti jejak orang tua tapi mereka tidak tertarik, sebagian dari mereka juga merupakan yang putus sekolah,” ungkapnya.
Sigit mengungkapkan jika kondisi ini tidak diatasi dengan segera maka akan terjadi potensinya kerugian ekonomi hingga kerusakan sosial di masyarakat. Untuk itu menurutnya, pemerintah harus segera memperhatikan kondisi pendidikan kejuruan, menekan biaya pendidikan tinggi hingga membiayai berbagai pelatihan.
“Jika hal ini dibiarkan maka angka pengangguran akan semakin besar, lalu terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada terjadinya krisis ekonomi. Jika sudah begitu, akan muncul potensi terjadinya ketidakstabilan sosial, dimana anak muda akan menyalurkan kekecewaan mereka pada perilaku kekerasan dan tindak kriminal,” jelasnya. (Z-8)
KEPUTUSAN Pemprov Jabar menutup aktivitas tambang di kawasan Padalarang dan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, memicu ribuan orang terancam kehilangan pekerjaan.
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PD DKI Jakarta Kusworo mengkhawatirkan rancangan peraturan daerah Kawasan Tanpa Rokok dapat meningkatkan angka pengangguran.
Tagar Kabur Aja Dulu menjadi simbol kegelisahan generasi muda Indonesia terhadap masa depan.
JK mengkritisi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang disebut sangat memprihatinkan. Hal ini terlihat dari antusiasme pencari kerja yang membludak saat pembukaan job fair di Bekasi.
PSI angkat suara mengenai 100 hari kinerja Pramono Anung dan Rano Karno. Job fair yang masih belum diketahui banyak orang maupun dirasakan manfaatnya
Pemerintah dinilai berhasil mendorong praktik rekrutmen yang lebih inklusif dan bebas diskriminasi. Salah satunya dengan menghapuskan syarat usia bagi pelamar kerja.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Usaha pencegahan anak putus sekolah semestinya dilakukan dengan memperhatikan sejumlah aturan yang ada dan memperhatikan efektivitas pada kondisi belajar anak dan kondisi kerja guru.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedy Mulyadi mengeluarkan keputusan yakni memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas mencapai hingga 50 siswa. Itu menuai respons dari kepala sekolah
Dari 224.925 calon siswa baru yang lolos SPMB tahun 2025 sebanyak 221.319 calon siswa melakukan daftar ulang.
Bertepatan dengan hari jadi, Bonvie meluncurkan program sosial bertajuk “Tumbuh Bersama Bonvie”.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved