Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
KELOMPOK Staf Medis (KSM) Orthopaedi dan Traumatologi Klinik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rahyussalim, menjelaskan pegal pada leher sering kali menjadi masalah yang mengganggu aktivitas sehari-hari bagi banyak orang. Karenanya, penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dahulu sehingga bisa memahami kiat penanganannya.
"Sejak kapan pegal ini muncul? Misalnya sudah lama atau pas bangun tidur, kalau kita yakin penyebabnya apa, penanganannya bisa disesuaikan. Kan penyebab gangguan leher itu ada tujuh, yaitu tulang, syaraf, bantalan tulang, sendi, pembuluh darah, otot, dan kulit," kata Salim, Senin (29/4).
Sebagai contoh, kecelakaan seperti jatuh atau terlibat dalam tabrakan sering kali dapat menyebabkan cedera pada tulang.
Baca juga : Ini Ciri Khas Benjolan di Leher Akibat Tiroid
Selain itu, aktivitas sehari-hari seperti potong rambut juga bisa menyebabkan gangguan pada leher, karena tukang cukur sering melakukan tekanan atau pijatan pada leher pelanggan dapat mengakibatkan gangguan pada sendi di daerah tersebut.
Konsep over atau melebihi batas juga dapat menjadi penyebab gangguan pada tulang. Ketika tulang keluar dari tempatnya yang seharusnya, ini dapat menyebabkan cedera yang serius.
Beberapa kondisi yang terjadi secara berulang, seperti menaruh barang di atas kepala, juga dapat menyebabkan gangguan pada bantalan tulang. Akibat dari proses tersebut, beberapa orang mengalami gejala syaraf kejepit, ketika nyeri dapat menjalar hingga ke tangan.
Baca juga : Dokter TNI AL Bantu Persalinan Darurat di Kapal Penumpang Manado-Tahuna
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kapan pegal pada leher muncul. Jika pegal tersebut muncul secara berkala, seperti setelah bangun tidur atau akibat posisi tidur yang tidak tepat, langkah perbaikan sederhana seperti perubahan posisi tidur bisa dilakukan untuk membantu mengurangi keluhan tersebut, tambahnya.
Namun, ujar Salim, jika pegal pada leher sudah dirasakan bertahun-tahun dan tidak memberikan perbaikan meskipun sudah diobati, langkah selanjutnya adalah mencari bantuan dari dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Salim lebih lanjut mengatakan salah satu cara yang sangat efektif untuk mengurangi pegal pada leher adalah dengan melakukan aktivitas fisik.
Baca juga : Mengenal Penyakit Parkinson: Harapan dan Tatalaksana di Masa Depan
Gerakan fisiologis seperti menggerakkan kepala ke depan dan ke belakang, berlari, atau berjalan dapat membantu merelaksasi otot dan mengembalikan struktur di daerah otot yang terganggu.
"Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mengurangi keluhan pegal pada leher. Gerakan-gerakan sederhana seperti menggerakkan kepala dan berjalan dapat memberikan efek positif dalam meredakan ketegangan otot di daerah leher," ungkap Salim.
"Dengan pemahaman mengenai penyebab pegal pada leher dan langkah-langkah penanganan yang tepat, diharapkan individu dapat mengatasi keluhan tersebut dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman," pungkas Salim. (Ant/Z-1)
Pada leher terdapat saraf penting bernama nervus vagus yang mengatur ritme jantung dan tekanan darah.
Salah batal yang tidak kunjung membaik biasanya terjadi karena sudah terlalu sering tidur dengan posisi yang tidak baik, sehingga sudah melibatkan saraf.
Cara yang pertama dengan melakukan yoga leher agar lipatan bekas lemak bisa kembil seperti semula.
Pembengkakan kelenjar tiroid yang umumnya menyebabkan benjolan pada leher bisa menyebabkan pasien mengalami perubahan suara, kesulitan bernapas dan menelan, serta rasa sesak.
Kehadiran Ayu sebagai pembicara di KBAS 2025 menjadi bukti bahwa kualitas dan kompetensi dokter estetika Indonesia mampu bersaing serta diakui secara global.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
ARTIS Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun karena berjuang melawan kanker lambung yang diketahui sudah stadium 4.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Adapun gejala yang patut diwaspadai meliputi sesak napas, nyeri dada di bagian tengah yang menjalar, serta jantung berdebar secara tidak normal.
Pada EMT ke-2 BSMI untuk Gaza ini, BSMI mengirim pakar stem cell dan penyembuhan luka Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved