Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SKRINING awal pada peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Indonesia mengalami gejala depresi sebagai langkah awal pencegahan yang diharapkan mampu dilakukan tindakan awal.
"Justru dengan ada skrining awal ini menjadi deteksi dini dan kita bisa melakukan pencegahan sejak awal supaya tidak semakin meningkat dan mengevaluasi faktor apa saja yang menjadi penyebab tingginya depresi pada PPDS," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Selasa (16/4).
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 22,4% peserta PPDS Indonesia mengalami gejala depresi. Kemudian depresi pada PPDS di luar negeri angkanya lebih tinggi, rata-rata 28,8%, dengan kisaran antara 20,9% sampai 43,2% berdasar berbagai penelitian PPDS di berbagai tempat di luar negeri.
Baca juga : Kemenkes Terima 91 Laporan Perundungan di Kalangan Dokter
"Ini baru skrining awal ya belum diagnosis pasti depresi jadi kalau akan membandingkan harus dilihat dulu lagi metodologinya supaya benar-benar berbanding dan analisanya tepat," ujar dia.
Dihubungi terpisah Wakil Ketua Umum II Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mahesa Paranadipa Maikel minta Kemenkes dapat mencari penyebab tingkat depresi PPDS di Indonesia yang tinggi.
"Data penelitian Kemenkes perlu dibuka lebih detail mulai dari metode penelitiannya hingga termasuk menelusuri apa penyebab depresi pada PPDS tersebut," ungkapnya.
Baca juga : RUU Kesehatan Mudahkan Dokter Ambil Pendidikan Spesialis, Benarkah Demikian?
Untuk pendidikan spesialis yang banyak berperan Kemendikbud-Ristek, Kemenkes, rumah sakit (RS) pendidikan termasuk asosiasi RS pendidikan, termasuk kolegium terkait. "Karena penelitian dilakukan di RS vertikal Kemenkes jadi perlu dievaluasi lebih lanjut," sambung Mahesa.
Ia juga menjelaskan tingkat depresi pada PPDS juga terjadi di banyak negara.
"Secara global memang angka depresi di kedokteran ada. Tidak hanya di Indonesia dari data Kemenkes, tertinggi tingkat depresi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebesar 22%. Artinya di Indonesia masih lebih rendah di bandingkan luar negeri," pungkasnya. (H-2)
DENGAN merujuk penelitian Accenture, teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mampu mereduksi human error (kesalahan manusia)
Apakah nantinya dengan keberadaan dokter asing dan RS asing di Indonesia serta-merta tidak akan ada lagi orang Indonesia pergi ber obat ke luar negeri sehingga dapat menghemat devisa?
Filosofinya, bukan sebatas mengobati pasien, melainkan membuat masyarakat hidup sehat, sejahtera, dan bahagia.
Pemilik klinik menggunakan tenaga WNA untuk membuat korban percaya dan mau mengeluarkan biaya yang cukup besar dengan iming–iming mampu mengobati tanpa operasi
Lois kendati tidak ditahan, kini berstatus tersangka kasus dugaan hoaks. Bareskrim memastikan kasus dr Lois ini tetap berjalan.
"Kalau dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada tujuh orang,"
Ternyata, terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa rajin berolahraga bisa membantu menutunkan tingkat depresi.
“Tepung olahan dapat berkontribusi pada berbagai kondisi kesehatan yang serius, termasuk penambahan berat badan, sindrom metabolik, diabetes dan lainnya,"
Angka kejadian depresi postpartum adalah 1-2 dari 1.000 kelahiran. Sebanyak 25% pada kelahiran bayi pertama (primipara) dan 20% pada perempuan telah melahirkan lebih dari satu kali.
Hipnoterapi adalah kondisi untuk membuat pasoen rileks dengan menembus filter dari alam sadar atau alam bawah sadar.
Ibu yang mengalami baby blues bisa mengalami perubahan emosi seperti menjadi mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat kelelahan.
Mindfulness ternyata berhubungan dengan peningkatan regulasi emosi, perhatian, dan pengendalian diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved