Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cara Mengajarkan Anak Menghargai Perbedaan dengan Kegiatan Lintas Agama

Gana Buana
05/4/2024 15:00
Cara Mengajarkan Anak Menghargai Perbedaan dengan Kegiatan Lintas Agama
Memupuk toleransi antar umat beragama pada Gen-Z(MI)

SEJUMLAH kasus intoleransi antar umat beragama beberapa kali terjadi di dalam negeri. Salah satu penyebab adanya kasus-kasus yang bisa dianggap menodai kerukunan antar umat beragama dan mencederai demokrasi, adalah semakin hilangnya nilai saling menghormati dan menghargai perbedaan agama yang ada di masyarakat.

Penanaman nilai-nilai toleransi dan menghargai perbedaan adalah hal yang penting ditanamkan kepada anak-anak sejak masa sekolahMenyikapi kondisi yang ada di masyarakat, Sekolah HighScope Indonesia berkomitmen untuk menanamkan dan menerapkan nilai-nilai toleransi serta menghargai perbedaan kepada seluruh siswa-siswinya dari sejak dini.

Berikut Media Indonesia rangkumkan bagaimana cara mengajarkan anak cinta perdamaian dan memiliki toleransi antar agama yang baik.

Baca juga : PeaceGen Tanamkan Nilai Keberagaman lewat Program Pramuka Abad 21

1. Terbiasa dengan Perbedaan

Head of Service Quality Monitoring & Improvement HighScope Indonesia Institute Jossy Soenarjo menyampaikan, banyak masalah yang terjadi di zaman ini biasanya berasal dari "tidak bisa terwujudnya rasa menghargai terhadap sesama, terhadap suatu hal, terhadap semua perbedaan." Banyak masalah dapat timbul karena kurangnya pemahaman akan perbedaan yang berakibat pada perkelahian, perpecahan, dan kurangnya toleransi.

2. Kegiatan Positif untuk Meningkatkan Kemampuan Bertoleransi pada anak

Dalam rangka memberikan pemahaman akan konsep menghargai perbedaan dan toleransi kepada seluruh siswa-siswinya, Sekolah HighScope Indonesia menyelenggarakan sebuah kegiatan lintas agama yang bertajuk PTR (Peace, Tolerance, Respect). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan sekolah, yang bertujuan membangun sikap menghormati sesama manusia dan makhluk hidup untuk menciptakan kehidupan yang damai dan berkelanjutan. 

Ini juga merupakan satu cara untuk mempromosikan kehidupan madani dengan mengedepankan sikap dan toleransi antar berbagai pemeluk agama serta menghormati berbagai cara yang dilakukan oleh setiap pemeluk agama untuk berkontribusi bagi kemanusiaan

Baca juga : Sekjen MHM & Presiden Timor Leste Bahas Penguatan Persaudaraan Kemanusiaan

3. Melibatkan Seluruh Agama yang Diakui di Indonesia

Meskipun kegiatan ini diselenggarakan pada saat bulan Ramadan, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh siswa peserta yang hanya beragama Islam saja, tetapi juga siswa yang beragama lain yaitu: Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha. 

Dalam kegiatan ini, aktivitas siswa secara umum terbagi menjadi dua, yaitu aktivitas yang sesuai dengan latar belakang agama masing-masing siswa dan aktivitas gabungan seluruh siswa tanpa melihat latar belakang agama.Setelah sesi pembukaan selesai, barulah para siswa mengikuti sesi-sesi yang sesuai dengan agama mereka masing-masing. 

Sebagai gambaran, pada saat siswa beragama Islam menjalankan kewajibannya melakukan sholat Isya dan Tarawih berjamaah, maka siswa yang beragama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Budha melakukan pendalaman iman masing-masing di ruang-ruang yang berbeda, dengan mengundang pembicara tamu dari pemuka agama masing-masing. Mereka berdiskusi tentang bagaimana keimanan mereka tercermin dalam semua tindakan mereka yang membawa semangat toleransi dan solidaritas dengan sesama, terlebih lagi di era digital saat ini. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya