Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkirakan volume sampah yang dihasilkan dari gelaran Pemilu 2024 paling sedikit mencapai 784 ribu meter kubik atau setara 392 ribu ton. Sampah sebesar itu sebagian besar berasal dari alat peraga kampanye, baik untuk pilpres maupun pileg.
“Hal ini bisa dibayangkan magnitudenya, karena hampir semua dari sampah yang dihasilkan adalah berupa sampah plastik,” kata Novrizal saat dihubungi, Rabu (14/2).
Novrizal mengaku, selama ini sampah-sampah yang timbul akibat kegiatan pemilu belum ditangani secara khusus. Penanganannya masih dilakukan secara bussiness as usual dengan mengumpulkan dan membawa sampah ke TPA untuk ditimbun.
Baca juga : KLHK: Alat Peraga Kampanye Tidak Boleh Dibuang Ke TPA
Adapun, pada pemilu tahun 2024 ini, KLHK mengeluarkan terobosan kebijakan melalui Surat Edaran (SE) Menteri LHK Nomor 3 tahun 2024.
“Pada prinsipnya, sampah-sampah yang timbul akibat kegiatan Pemilu, khususnya alat peraga kampanye, diupayakan secara maksimal dapat diolah menjadi bahan baku daur ulang. Dengan begitu, sampah seminimal mungkin di timbun pada landfill system,” jelas dia.
Penertiban ini dilakukan sebagai langkah menciptakan suasana yang tertib dan damai,
KPU Kota Bandung setidaknya membutuhkan waktu dua hari untuk menurunkan semua alat peraga kampanye (APK) Pilwakot Bandung dan Pilgub Jawa Barat (Jabar).
Bawaslu harus peka dan jangan melulu menunggu kondisi laporan dari masyarakat.
KETUA Divisi Data dan Informasi KPU Provinsi DKI Jakarta, Fahmi Zikrillah mengatakan akan memperketat pengamanan terkait dengan Alat Peraga Kampanye (APK) yang dibawa oleh pendukung
Warga Purwokerto mengeluhkan terdapat banyak Alat Peraga Kampanye (APK) pilkada yang melanggar aturan. APK dipasang menempel di tiang listrik dan dipaku dipohon.
Alat peraga kampanye pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Bekasimerusak lingkungan karena dipasang tidak sesuai ketentuan antara lain dipaku di pohon.
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved