Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SASKARA kembali menghadirkan koleksi Nusantara yang ke-5, "Bungong Jeumpa", Paduan Warisan Budaya dan Spiritualitas dari Serambi Mekah, Aceh.
Koleksi Nusantara kali ini, SASKARA tidak hanya mengangkat warisan budaya dan keindahan alam Aceh, tetapi juga mengingatkan kembali sebuah simbol spiritual di provinsi Aceh dan kaitannya dengan esensi peristiwa Isra Mikraj yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun kesepuluh setelah kenabian, sekitar 14 abad yang lalu.
Pada peristiwa itu, Rasullullah SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsa di Palestina, kemudian naik ke langit ketujuh untuk menerima perintah salat lima waktu. Shalat lima waktu adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim.
Baca juga : Ada Libur Nasional dan Cuti Bersama, Polda Aceh Sesuaikan Jadwal Pelayanan SIM
CEO sekaligus desainer SASKARA, Andya Kartika menjelaskan, Aceh, yang dikenal sebagai Serambi Mekah, karena kedekatannya dengan nilai-nilai Islam dan kekayaan tradisi religiusnya, telah lama menjadi inspirasi bagi pihaknya.
Melalui Bungong Jeumpa, paduan nilai-nilai Islam, tradisi, dan keindahan alam Aceh dibingkai dalam sebuah karya dari SASKARA. Andya melanjutkan,
“Seringkali saat kita berhadapan dengan seseorang yang kita anggap penting, kita berusaha tampil dalam keadaan terbaik, tapi bagaimana saat kita menghadap kepada Sang Maha Pencipta? Pesan itu yang kami coba sampaikan melalui produk-produk SASKARA," kata Andya.
Baca juga : Menag Yaqut : Isra Mikraj Jadi Momentum Agama dan Kemanusiaan Hidup Berdampingan
COO SASKARA Afif Kamal Fiska menambahkan, pemilihan waktu peluncuran yang bertepatan dengan Isra Mikraj, dikhususkan karena koleksi Bungong Jeumpa kali ini terdiri dari 5 pilihan mukena dan scarves.
'Mukena merupakan alat ibadah yang dikenakan muslimah di Indonesia saat shalat, dan Isra Miraj adalah peristiwa Nabi Muhammad SAW mendapat perintah shalat 5 waktu," imbuhnya.
Bungong Jeumpa memiliki desain dua bangunan ikonik yang dibangun pada masa kesultanan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh Darussalam yakni Masjid Agung Baiturrahman dan Gunongan, yang dibalut dalam rangkaian bunga cempaka yang merupakan simbol representasi dari keanggunan dan kekuatan.
Baca juga : Puan Ajak Masyarakat Jadikan Momen Isra Mikraj untuk Tingkatkan Persatuan Bangsa
Selaras dengan makna dari bunga cempaka, pemilihan nama tiap produk dari koleksi Bungong Jeumpa diambil dari nama-nama pahlawan wanita Aceh, yaitu Dhien, Keumala, Meurah, Meutia dan Puteh. Para pahlawan wanita Aceh ini merupakan simbol keteguhan, kelembutan, dan keanggunan, dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Selain motif penuh makna, pemilihan kain untuk produk Bungong Jeumpa menggunakan jenis bahan satin silk yang lembut, halus, tidak mudah kusut, dan berukuran kecil saat dilipat. Ditemani pouch berukuran mungil, koleksi kali ini memiliki pelengkap sajadah dengan warna dan motif senada.
Selain produk mukena, Bungong Jeumpa juga hadir dalam varian scarves, yang hadir dalam pilihan bahan voal dan satin.
Baca juga : Jasa Marga Catat Peningkatan Volume Lalu Lintas Transaksi pada Libur Isra Mikraj dan Imlek 2024
Bungong Jeumpa tidak hanya menawarkan keindahan dan kualitas, tetapi juga membawa filosofi mendalam tentang nilai shalat sebagai penghubung antara manusia, Sang Maha Pencipta, dan alam semesta.
Setiap karya yang dihasilkan SASKARA mengajak untuk hadir dalam kondisi terbaik saat berhadapan dengan Sang Maha Pencipta, sebuah nilai yang telah lama dihidupkan dalam kebudayaan Aceh. (Z-5)
Baca juga : Libur Panjang, Jasa Marga Catat 181 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
"Masyarakat harus menjaga warisan leluhur Madura ini, khususnya di Kabupaten Sumenep. Karapan sapi bukan hanya hiburan rakyat, tapi, kekayaan budaya yang bisa dikenalkan ke dunia,"
Batik, bordir dan tenun adalah warisan budaya yang telah melewati zaman.
Lestarikan kearifan lokal: budaya & tradisi Indonesia tetap hidup! Temukan cara efektif menjaga warisan leluhur agar tak lekang oleh waktu. Klik dan pelajari!
Lestarikan kebudayaan daerahmu! Temukan cara efektif menjaga tradisi & warisan lokal tetap hidup. Pelajari tips mudah & contoh inspiratif di sini!
Lestarikan keunikan budaya! Temukan cara efektif menjaga tradisi masyarakat tetap hidup. Klik & pelajari strategi pelestarian warisan budaya lokal!
Lestarikan budaya Indonesia! Temukan cara mudah menjaga tradisi, warisan leluhur, dan kearifan lokal agar tetap lestari. Klik sekarang untuk aksi nyata!
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEORANG mahasiswa asal Medan, Muhammad Iqbal, 19, ditemukan meninggal dunia setelah hilang terseret ombak saat berenang di Pantai Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.
KEBAKARAN lahan melanda dua gampong (desa) di Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Total lahan yang terbakar sejak sepekan terakhir seluas 12 hektare.
Dari jumlah jemaah asal Aceh kali ini (tahun 2025), 4.378 orang, sebanyak 12 di antaranya telah wafat di Arab Saudi.
Muslim, penjaga rumah Cut Meutia, mengaku telah berulang kali melaporkan kondisi kerusakan parah pada beberapa bagian bangunan Rumah Cut Meutia.
HARGA cabai merah di kawasan Provinsi Aceh, sejak sepekan terakhir turun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved