Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOPI jago jalanan (Kojal) adalah kopi yang berkonsep agroforestry. Tumbuh dan berkembang di Kalimantan dengan menghasilkan beberapa kopi pilihan, seperti robusta dan liberica.
Uniknya, PT. Kojal Coffee Plantotion ini selalu mengusung tema alam dalam pembuatan kopinya. Tahun ini, Kojal mengambil tema melindungi hutan mangrove.
Melalui campaign dengan tulisan "Mangrove Protect North kayong Liberica, Save Peatland, Save Planet". Kopi ini ingin menjaga landscape hutan dalam menjaga lingkungan. Namun, tetap menghasilkan penghasilan bagi para petani lokal.
Baca juga : Tenun NTT Ayo Tupas, Warisan Budaya Turun-Temurun
"Jadi, lahan kami ini ada 300 meter dari hutan mangrove, hal itu dilakukan agar tidak merusak alam, apalagi mangrove itu kan jadi pondasi untuk pencegahan banjir," ungkap Gusti Iwan Darmawan, selaku Owner Kopi Jago Jalanan, di Festival Kopi Nusantara, Jumat (2/2).
Maka dari itu, kami melakukan pendekatan dengan para petani dengan cara mensejahterakan para petani melalui budidaya kopi.
"Kalau para petani dapat penghasilan yang sesuai, maka akan lebih mudah untuk mengajaknya melakukan konservasi lingkungan," ujar Iwan
Baca juga : Aroma Arabika Tercampur Dalam Nada Peraukertas
Agroforestri PT Kojal bukan hanya menghasilkan secangkir kopi lezat, tapi juga menjaga pencegahan kebakaran hutan. Sebuah inspirasi dari hutan yang disematkan dalam setiap tetes kopi.
Pt Kojal menggandeng Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Kayong Utara, untuk menjadi pionir dalam perlindungan ini. Kemudian ekspansi ke Melawi dan Kapuas Hulu, Kalimat Utara untuk melakukan campaign ini. Di Kabupaten tersebut, jenis kopi baru sudah ditemukan dan akan disiapkan untuk dua tahun mendatang.
Jenis kopi baru, robusta dari Kapuas Hulu dan liberica Lini S dari Melawi, memberikan keunikan tersendiri.
Baca juga : Perjalanan Solois Difki, Evolusi Harmonis dari Dinamika Band ke Seni Perseorangan
Perbedaannya ada di aroma dan karakter yang belum pernah ditemukan di jenis kopi lainnya.
Liberica dari Kapuas Hulu menawarkan sentuhan herbal dan coklat susu dengan manis tipis, sementara karakter butter mentega dan buah sirsak ditemui dalam kopi jenis Lini S yang ada di Melawi.
Sedangkan Yellow liberica yang merupakan jenis kopi dari hasil head to head kebun sawit, mempunyai rasa keasaman buah jambu, memberikan variasi rasa yang menarik dan Robusta gambut mempunyai rasa coklat kacang dan gula aren. Sehingga semua kopi ini memberikan pengalaman unik bagi para penikmat kopi.
Baca juga : Mengubah Kehidupan Anak-anak Berkebutuhan Khusus Melalui Cita Rasa Khas Kopi
Tidak perlu diragukan lagi, seluruh jenis kopi ini sudah mendapat sertifikasi geografis, sehingga sudah memastikan keaslian dan kualitasnya.
Dari kedua jenis kopi yang ditawarkan pada stand Festival Kopi Nusantara, antara Robusta gambut dengan Yellow Liberica, tingkat kafein liberica memiliki kandungan yang paling rendah. Sementara robusta gambut mempunyai kafein dengan kadar tertinggi, mencapai 0,2 persen.
Harga robusta sendiri dijual dengan harga Rp40.000 sedangkan yellow Liberica dijual dengan harga Rp30.000. Dengan harga tersebut, kopi-kopi ini menunjukkan kualitas dan keunikannya masing-masing.
Baca juga : Menilik Perjalanan Hidup Musisi Shakira Jasmime
Selain dua kopi tersebut, dalam festival kopi nusantara ini juga menjual beberapa menu. Menu yang ditawarkan mencakup kopi hitam kosulica, pandan, salted caramel, dan brown sugar klasik sedangkan untuk non coffee ada matcha. Semuanya dijual dengan harga yang terjangkau, yakni Rp15.000 per cup.
Iwan menuturkan bahwa penjualan kopi ini selain untuk memenuhi kebutuhan, juga untuk menjaga lingkungan dari kerusakan hutan yang terjadi selama ini.
"Bagi saya, ini merupakan sebuah perjalanan dari hutan mangrove hingga secangkir kopi, dan dapat memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap manusia yang menikmatinya," tutup Iwan. (Z-10)
Tema-tema yang disajikan di lomba ini sangat baik. Ketiga finalis mampu membaca dengan penuh penjiwaan
Kalimantan kehilangan hutan, Kalimantan memerah darah. Akan tiba waktu-waktu pengasingan!
Dalam event kali ini, Summarecon Mall Bekasi kembali menghadirkan event yang bertajuk “Bekasi Coffee Week” yang berlangsung pada 3-6 Maret 2022
Coffee & Artisan menghadirkan eksibisi sebanyak 34 UMKM produk lokal kebanggaan Indonesia mulai dari kopi, coklat hingga produk cigar.
BEBERAPA orang duduk melingkari meja-meja di bawah tenda berwarna putih.
Belakangan Eni berupaya mengembangkan bisnisnya dengan membuat berbagai varian kopi. Antara lain masker wajah dan scrub badan dari kopi dicampur bahan lain seperti mint, susu, rosemary.
Kopi Arabika lebih mudah diterima oleh orang dengan masalah lambung karena kandungan asamnya yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis kopi lainnya, seperti Robusta.
Tenan ini menawarkan berbagai jenis kopi yang menarik perhatian di Festival Kopi Nusantara di Media Indonesia yang sudah diselenggarakan sejak 1 Februari sampai 3 Februari 2024.
Bea Cukai Palembang mengawal pelepasan ekspor perdana sebanyak 19,8 ton biji kopi robusta asal Pagar Alam, Sumatera Selatan, yang ditujukan untuk pasar Malaysia.
Dari sisi harga, harga biji kopi arabika lebih mahal daripada biji kopi robusta. Hal itu karena perawatan pohon kopi robusta relatif lebih mudah dibanding arabika.
KAWASAN Gunung Karang di Pandeglang, Banten, menyimpan potensi produk kopi yang khas. Kopi tersebut dihasilkan dari biji kopi yang telah dikunyah/dilepeh oleh kelelawar di gunung tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved