Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
MEGALODON purba dikenal sebagai salah satu makhluk paling menakutkan yang pernah ada di dunia, seekor hiu raksasa yang diabadikan dalam film monster "The Meg".
Namun, setelah melakukan analisis ulang terhadap bukti fosil, para ilmuwan mengatakan mereka sekarang berpikir hiu tersebut jauh lebih kurus dari yang sebelumnya diperkirakan.
Sementara film B tahun 2018 yang dibintangi Jason Statham menggambarkan megalodon memangsa manusia modern, hiu tersebut sebenarnya telah punah sekitar 3,6 juta tahun yang lalu.
Baca juga : Gandititan Cavocaudatus, Spesies Dinosaurus Baru dari Tiongkok
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan panjang Megalodon bisa mencapai 20 meter (50 kaki). Namun, perkiraan ukuran bervariasi secara luas karena didasarkan pada satu-satunya sisa fosil hiu, yaitu gigi dan tulang belakang.
Para ilmuwan sebelumnya menganggap megalodon memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan keturunannya yang masih hidup, yaitu hiu putih besar. Namun, menurut sebuah tim peneliti internasional di balik sebuah studi di jurnal Palaeontologia Electronica, model yang lebih baik mungkin adalah hiu mako yang lebih kurus.
"Tim kami kembali memeriksa catatan fosil, dan menemukan bahwa megalodon lebih ramping" dari yang sebelumnya dipikirkan, kata ahli biologi dari University of California, Riverside, Phillip Sternes, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga : Ilmuwan Temukan Kerangka Predator Purba yang Lebih Ganas dari Dinosaurus di Brasil
Namun, bagi Jason Statham dalam film Meg berikutnya, hiu tersebut sebenarnya mungkin lebih panjang dari yang sebelumnya diyakini. "Ia tetap akan menjadi predator yang tangguh di puncak rantai makanan laut purba, tetapi akan berperilaku berbeda berdasarkan pemahaman baru ini terhadap bentuk tubuhnya," tambah Sternes.
Dalam berita baik bagi korban manusia yang tidak berdaya dalam film Meg masa depan yang mungkin, megalodon "mungkin bukan perenang yang kuat" dibandingkan dengan hiu putih besar, kata salah satu penulis studi, Kenshu Shimada, seorang paleobiolog di DePaul University di Chicago.
Mungkin juga harus berburu lebih sedikit karena saluran pencernaan yang lebih panjang. Hal ini juga dapat mempengaruhi misteri kepunahan megalodon.
Baca juga : Dugaan Jasad Makhluk Bukan Manusia Ditampilkan di Kongres Meksiko
Sebelumnya diteorikan hiu tersebut punah karena kurangnya mangsa. Tetapi citra tubuh yang diperbarui bisa menunjukkan penyebab yang berbeda.
"Saya percaya ada kombinasi faktor yang menyebabkan kepunahan, tetapi salah satunya mungkin adalah munculnya hiu putih besar, yang mungkin lebih lincah, menjadikannya predator yang lebih baik daripada megalodon," kata Sternes.
Shimada mengatakan mengetahui bentuk sebenarnya dari Otodus megalodon memerlukan penemuan rangka yang lebih lengkap. "Fakta bahwa kita masih belum tahu persis bagaimana O. megalodon tampak membuat imajinasi kita tetap hidup," tambahnya. (AFP/Z-3)
NAMA Jason Statham kembali muncul dalam deretan aktor pemeran film waralaba hit monster, The Meg. Film yang pertama kali muncul tahun 2018 itu kini telah merilis sekuelnya, The Meg 2: The Trench.
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Perpanjangan kerja sama ini merupakan tonggak penting hubungan dan kolaborasi kedua perguruan tinggi yang telah berjalan selama 10 tahun.
Para peneliti dari Vesuvius Challenge berhasil menguraikan gulungan naskah PHerc. 172 yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius, mengungkap judul dan penulisnya.
Jika kita menyeduh kopi, butiran kopi bubuk akan terekspos air panas. Air panas ini akan mengekstraksi komponen yang dikandung kopi seperti aroma, minyak, dan bagian lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved