The Meg 2 The Trench, Aksi Jason Statham vs Hiu Megalodon Purba

NAMA Jason Statham kembali muncul dalam deretan aktor pemeran film waralaba hit monster, The Meg. Film yang pertama kali muncul tahun 2018 itu kini telah merilis sekuelnya, The Meg 2: The Trench.

The Meg 2: The Trench adalah film genre monster laga yang mempertemukan duel antara manusia dan hiu megalodon raksasa dari zaman purba. Kisahnya, kini Statham, sebagai Jonas Taylor, bekerja sebagai penyelam di salah satu lembaga konservasi ekosistem laut melakukan eksplorasi berhadapan dengan hiu megalodon raksasa purba, yang sebelumnya dianggap sudah punah.

Di sekuel, Jonas menyelam bersama beberapa rekannya termasuk sang pemilik lembaga konservasi, Jiuming Zang (Wu Jing) yang merupakan saudara dari Suyin, oceanografer di film pertama, rekan Jonas.

Jonas dan Jiuming beserta para kru lain, serta Meiying, keponakan Jiuming yang masih 14 tahun, menyelam ke kedalaman 7000 meter di bawah permukaan laut. Menelusuri tempat kawanan megalodon purba tersebut.

Di titik ini, mungkin penonton cukup untuk menepikan logika berpikirnya dan ikuti saja kemauan si pembuat film bagaimana para tokoh tersebut bisa sampai ke kedalaman tersebut, yang memang sayangnya tidak dieksplorasi secara jauh bagaimana bisa tim ekspedisi tersebut mengarungi bawah laut dalam dengan teknologi yang mereka miliki.

Pertempuran laga dimulai di sini. Ketika satu per satu kru Jonas menghadapi maut di tengah ancaman megalodon, juga tokoh antagonis yang mengganggu rencana Jonas dan Jiuming. Dari ketegangan di bawah laut dalam hingga kemunculan kekacauan di permukaan yang turut menyerang orang-orang yang tengah berlibur di pulau privat.

Karakter Statham

Dalam suatu daftar pemeran film, mungkin tebakan paling atas tentang film yang dibintangi Statham adalah antara komedi dan laga. Statham memang banyak berakting di film-film di dua genre tersebut. Waralaba Expendables dan Fast Furious, bisa dilekatkan pada film genre laganya. Film-film seperti Spy atau yang terdekat, Operation Fortune, adalah komedi, atau komedi-laga.

Ada satu hal lagi mungkin yang juga lekat dengan Statham, filmnya kerap kali formulaik. Sama seperti beberapa film-filmnya, The Meg 2 juga adalah tipikal film Statham yang kerap kali mengutamakan ‘bat-bet-bat-bet’ laga ketimbang memperkuat pendalaman penceritaannya. Sehingga membuat film ini cukup buruk, meski secara ukuran komersial, berhasil.

Pada debut penayangan secara internasional, setidaknya film ini sudah meraup 142 juta USD, dengan bujet film 130juta USD. Awal yang baik, kan?

The Meg 2 mungkin terasa seperti pertempuran monster terbesar tahun ini yang terasa begitu kacau. Ketika bukan saja sekumpulan megalodon purba yang dimunculkan, tetapi oleh sang sutradara, Ben Wheatley, ingin mengajak pesta monster lewat beberapa kehadiran kadal purba serupa dinosaurus dan gurita raksasa yang hanya ditampakkan tentakelnya.

Melihat kekacauan itu memang seru, tetapi sayangnya apa yang ditaruh di The Meg 2 tidak diikuti dengan ikatan yang kuat di filmnya. Bagaimana jalinan emosi antar karakter terasa begitu canggung dan malu-malu diutarakan. Misalnya, peran Jonas dan Meiying yang seperti ayah sambung dan anak tapi juga tidak diberikan ruang yang lebih dalam untuk memberikan dorongan emosi karakternya.

Satu-satunya yang memberikan kelucuan dan karakter yang hidup adalah DJ (Page Kennedy). Bagaimana perpindahan karakterisasinya di film ketika ia berada di meja komputer dan saat film memasuki krisis konflik. Dengan humor-humor dan aksinya, memberi sedikit The Meg 2 pemanis di antara kekacauannya. Kalau mencari ‘popcorn movie’ yang tidak mau mikir, The Meg 2 bisa jadi pilihan.

The Meg 2: The Trench sedang tayang di bioskop.

(Z-9)