Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MEMASUKI usia ke-68 tahun, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) diharapkan makin banyak meraih kemajuan. Hal tersebut diungkapkan Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma'mun Murod, M.Si.
"Kami bersyukur UMJ telah menginjak usia 68 tahun. Tentu ini usia yang tidak muda bagi UMJ dan harapannya UMJ bisa maju lebih jauh lagi," ungkap Ma'mun dalam keterangan yang diterima, Rabu (27/12).
Lebih lanjut Ma'mun juga menyampaikan beberapa capaian yang diraih UMJ, salah satunya menjadi perguruan tinggi dengan perolehan guru besar terbanyak pada 2023 yakni delapan guru besar. "Saya berharap UMJ dapat terus melahirkan guru besar di tahun-tahun berikutnya," jelasnya.
Sementara itu, berbagai kegiatan digelar dalam rangka milad UMJ ke-68 sejak 18 Desember 2023 lalu. Kegiatan yang digelar mulai dari bazaar, meet and greet bersama pemeran dan sutradara film 'Buya Hamka', nonton bareng film 'Jomblo Fii Sabilillah', pertandingan olah raga, dan kegiatan lainnya.
Dalam acara meet and greet pemeran dan sutradara film 'Buya Hamka' di Plaza UMJ beberapa waktu lalu, hadir pemeran utama Vino G Bastian dan sutradara Fajar Bustomi. Kegiatan yang bekerja sama dengan Falcon Picture ini juga menghadirkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti dan Rektor UMJ dalam sesi diskusi film.
Dalam kesempatan itu, Vino G Bastian yang memerankan Buya Hamka mengungkapkan mendapat banyak hikmah dan pesan mendalam dari karakrter Buya Hamka. "Film ini patut menjadi tontonan bagi semua kalangan usia," jelasnya.
Pernyataan Vino didukung Fajar Bustomi yang menilai bahwa masyarakat harus mendukung film-film sejarah. "Banyak produser biasanya cari yang kekinian, ketika ada produser yang mau membuat film ini saya sangat ingin memberikan support yang sesungguh-sungguhnya,” kata Fajar.
Sedangkan Prof. Dr. Abdul Mu'ti menyebut Buya Hamka sebagai sosok multidimensi yaitu sebagai ulama, sastrawan, negarawan, intelektual, serta ayah dan suami bagi keluarganya. Buya Hamka, dikatakannya, memiliki sifat dan karakter yang dapat diteladani baik dari kedalaman ilmu maupun keteguhan akhlak.
"Saya kira penting untuk zaman sekarang, karena ulama tidak hanya sekedar mereka yang mendalami agama tetapi manusia yang utuh dengan kepribadian sebagai ulama sangat ideal, dimana beliau memang mengamalkan apa yang dikatakan,” tutur Mu’ti.
Ia juga mengungkapkan film 'Buya Hamka' tidak sekadar tontonan tetapi juga tuntunan. “Ini bagian dari pendidikan karakter dan juga bagian dari perjuangan bagaimana film bisa dimulai dari peradaban dan meneguhkan," tambah Mu’ti.
Sedangkan acara nonton bareng film 'Jomblo Fii Sabilillah' menghadirkan pemeran utama Nabilah Ayu (ex JKT48) dan sutradara Jastis Arimba. (RO/R-2)
Binus University meluncurkan Program Studi Digital Media Communication di kampus Alam Sutera.
Akreditasi dari LAM Teknik bukan sekadar status administratif, tetapi pemicu nyata perubahan mutu pendidikan teknik di Indonesia.
Arief Kusuma menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dan penguatan tata kelola kelembagaan sebagai kunci utama dalam mentransformasi PTS menjadi institusi yang tangguh.
PRESTASI suatu perguruan tinggi hampir selalu diukur dengan membandingkan peringkatnya dengan perguruan tinggi lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
Lestari mendorong penguatan sistem pendidikan nasional secara menyeluruh, sehingga tercipta ekosistem pendidikan yang sehat bagi semua pihak terkait.
WAKIL Rektor Bidang Mutu dan Kerja Sama Universitas Paramadina, Iin Mayasari, mengatakan bahwa perguruan tinggi sedang mengalami tekanan yang cukup tinggi karena tuntutan untuk publikasi.
PEMBANGUNAN gedung Halal Tourism Hub Buya Hamka di tepi Danau Maninjau, Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar), terus dikebut.
"Ini adalah film perdana saya. Ibarat kata, orang belum bisa berenang, tapi, langsung diceburkan kolam dan tidak tahu gaya apa yang harus dipakai."
"Untuk make up prostetik ini, aku pengalaman pertama kali. Seru sih karena belum pernah sama sekali. Jadi dapat experience baru."
"Kalau kita belah ini menjadi dua, ada di 3,5 jam masing-masing. Itu terlalu lama untuk tontonan bioskop."
Dalam film Buya Hamka, salah satu yang cukup menjadi sorotan penonton adalah tentang bagaimana Buya Hamka menyikapi soal poligami.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved