Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DAUN kelor, yang amat bergizi dan kaya vitamin, patut jadi pilihan makanan untuk memperbaiki kondisi gizi anak, khususnya yang mengalami stunting. Hal itu dikatakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi Andree Hartanto.
"Penelitian menunjukkan daun kelor memiliki kalsium lebih tinggi empat kali dari susu dan vitamin C, tujuh kali lebih tinggi dari jeruk, apabila dibandingkan per seratus gram," kata Andree, yang menempuh pendidikan di Universitas Sam Ratulangi, Senin (30/10).
Selain kaya vitamin dan kalsium, dokter spesialis obstetri dan ginekologi itu mengatakan, daun kelor memiliki tingkat protein nabati tertinggi dari semua sayur serta kaya kalsium, vitamin C, vitamin B, dan zat besi.
Baca juga: Mandiri Lewat Teh Daun Kelor
Sudah banyak jurnal ilmiah yang membuktikan manfaat daun kelor bagi kesehatan tubuh, khususnya bagi perbaikan gizi anak-anak yang mengalami stunting, kata Andree.
"Meskipun tidak ada susu sapi, Tuhan menciptakan daun kelor yang tinggi kalsium dan vitamin D juga," ucap dia.
Daun kelor juga amat bermanfaat bagi ibu hamil karena makanan tersebut dapat meningkatkan zat besi sebelum dan saat kehamilan serta saat menyusui sehingga menurunkan risiko anak mengalami stunting.
Baca juga: Tingkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Kelor melalui Eksponensial Hilirisasi
Meski demikian, Andree menjelaskan mengonsumsi daun kelor saja tidak cukup untuk memulihkan kondisi fisik anak yang terdampak stunting. Ibu juga harus memastikan anaknya mengonsumsi protein hewani dan protein nabati lainnya secara cukup dan seimbang.
Selain itu, penanganan stunting juga memerlukan strategi yang holistik selain hanya memastikan konsumsi makanan yang bergizi bagi anak-anak, kata Andree.
Kasus stunting di Indonesia pada kurun 2022 mencapai 21,6% dari populasi balita, menurun dari angka setahun sebelumnya yang berkisar 24,4%.
Sementara itu, pemerintah menargetkan jumlah kasus stunting pada 2024 menurun hingga angka 14%. (Ant/Z-1)
Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa (Genius) yang digagas Badan Pangan Nasional diklaim telah meningkatkan status gizi dan literasi pangan anak-anak sekolah.
Menurut hasil riset yang dimuat dalam British Journal of Nutrition, sebanyak 80% anak Indonesia masih kekurangan asupan DHA.
Investasi gizi sejak dini merupakan kunci untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di masa mendatang.
Pemerintah sangat sadar asupan gizi berperan dalam meningkatkan dan mendukung perkembangan kecerdasan anak, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.
Indonesia dianugerahi kekayaan pangan yang sangat melimpah dan beragam. Potensi ini mencakup berbagai jenis bahan pangan dari berbagai kategori utama.
Kegiatan dikemas dalam format talkshow, workshop, dan nonton bareng, dengan melibatkan para ibu rumah tangga sebagai peserta aktif.
Berbagai kegiatan sosial, edukasi kesehatan dan seminar digelar dalam rangka Bulan Bakti Istri Dokter.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah menegaskan, penanganan stunting harus maksimal. Bila tidak, berdampak pada masa depan sumber daya manusia (SDM).
Sumedang telah melaksanakan delapan aksi konvergensi selama 2024 untuk menekan angka stunting.
PERUM Bulog melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tahun 2025 kembali mengarahkan fokusnya pada tiga bidang prioritas.
. Salah satu upaya pencegahan dan menekan angka kasus stunting dengan dilakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap balita.
Posyandu bersama tenaga kesehatan di garis depan memegang peran krusial dalam memberikan edukasi Makanan Pendamping ASI
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved