Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Delegasi Indonesia Dukung Sejumlah Isu pada Pertemuan COP-5 di Jenewa, Swiss

Media Indonesia
31/10/2023 07:32
Delegasi Indonesia Dukung Sejumlah Isu pada Pertemuan COP-5 di Jenewa, Swiss
Dirjen PSLB3, KLHK Rosa Vivien Ratnawati sebagai Head of Delegation RI pada COP-5 Konvensi Minamata di Jenewa, Swiss Senin (30/10).(Ist)

PERTEMUAN Conference of the Parties ke-5 (COP-5) Konvensi Minamata telah resmi dibuka pada Senin (30/10) waktu  Jenewa, Swiss. Pertemuan akan berlangsung selama lima hari hingga 3 November 2023 yang dipimpin oleh Claudia Dumitru dari Rumania sebagai Presiden.  

Pertemuan COP-5 Konvensi Minamata ini sekaligus memperingati 10 tahun diadopsinya Konvensi ini dan dihadiri 147 negara anggota.

Pada pertemuan COP-5 ini Delegasi Indonesia dipimpin oleh Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbaya dan Bercaun (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati sebagai Head of Delegation dan anggota Delegasi RI lainnya terdiri dari perwakilan Kementerian Luar Neger (Kemenlu), PTRI Jenewa, Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BPOM dan BRIN.

Baca juga:  COP-4 Minamata, Menuju Dunia Tanpa Merkuri

Beberapa isu substantif yang dibahas pada COP-5 kali ini dan menjadi concern Pemerintah Indonesia antara lain beberapa produk yang mengandung merkuri dan keberadaan merkuri di lingkungan, seperti: lampu, dental amalgam. kosmetik. pertambangan emas skala kecil (PESK), emisi dan lepasan merkuri, ambang batas limbah merkuri, dan perdagangan merkuri.

Dalam intervensinya, Dirjen Rosa menyampaikan dukungannya untuk melakukan penghapusan pada dental amalgam dengan waktu phase out pada tahun 2025. Hal ini mendorong negara pihak lain yang masih mengggunakan dental amalgam untuk segera melakukan penghapusannya. 

Selain itu, Indonesia juga mendukung pengaturan terhadap isu-isu tersebut di atas untuk dapat dilaksanakan pada level nasional.  Dalam pelaksanaannya terkait isu tersebut di atas KLHK sebagai Focal Point bekerja sama dengan K/L terkait, yaitu Kementerian Perindustrian dan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk mengontrol peredaran produk-produk yang mengandung merkuri dan telah memiliki peta jalan untuk penghapusannya.

Baca juga: COP 4 Momentum Indonesia Pimpin Penyelamatan

Terkait dengan Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) Indonesia telah memiliki Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM) untuk pelarangan penggunaan merkuri pada sektor PESK pada tahun 2025.

Sedangkan untuk amalgam gigi, Indonesia telah lama menghapus penggunaan merkuri sebagai amalgam gigi. Terkait hal ini Indonesia telah menyusun program untuk mengganti penggunaan merkuri dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.  

Hal ini menunjukkan komitmen besar pemerintah Indonesia terhadap Konvensi Minamata untuk mewujudkan Indonesia bebas dari merkuri dan membuat merkuri sebagai sejarah masa lalu atau make mercury history (RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya